TEMPO.CO, Jakarta - Berat badan bayi ditentukan faktor genetika, kesehatan, dan gizi selama kehamilan. Berat bayi yang baru lahir cenderung berfluktuasi. Selama beberapa hari pertama kelahiran, berat badan bayi akan sedikit berkurang.
Kehilangan 5 persen berat badan bayi masih dianggap normal. Bahkan ada yang hingga 10 persen. Tak perlu khawatir, berat badan bayi secara bertahap akan meningkat lagi dalam rentang 15-20 hari. Sebab, bayi membutuhkan waktu beradaptasi meminum ASI.
Dalam beberapa minggu pertama, berat badan bayi setidaknya naik 115-220 gram per minggu. Setelah 6 bulan, berat badan bayi meningkat secara drastis. Setelah satu tahun, bayi beratnya lebih dari dua kali lipat dari berat lahir. Setelah fase ini, pertambahan berat badan bayi secara bertahap akan melambat.
Agar penambahan berat badan optimal, ahli kesehatan merekomendasikan ibu menyusui bayi 7-12 kali sehari. Ibu juga harus mengetahui apakah bayi mendapat asupan air susu ibu (ASI) yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari kepuasan bayi dalam mengkonsumsi ASI. Bayi cenderung tidur jika ia merasa puas.
Dalam beberapa kasus, banyak ibu mengkhawatirkan penambahan berat badan bayi yang terlalu cepat. Ibu khawatir hal ini akan menyebabkan kegemukan. Ibu tidak perlu khawatir, ASI merupakan makanan terbaik. Jumlah nutrisi yang terkandung dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Tentu ada perbedaan antara berat bayi yang hanya diberi ASI dan bayi yang telah diberi makan dengan makanan pengganti lain selain ASI. Namun, jika berat badan bayi lebih dari 2 kali berat badan lahir, lebih baik konsultasikan dengan dokter.
Perlu diketahui, hal yang paling penting bukan berapa berat bayi Anda saat lahir, tapi perkembangan berat badan setelah lahir. Pertumbuhan bayi diukur melalui grafik tumbuh kembang bayi.
BOLDSKY | ASIAN PARENT | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Supaya Si Kecil Tidak Kelebihan Berat Badan
Anak Sehat, Idealnya Jadi Anak Cerdas
10 Tanda Anak Bergizi Baik