TEMPO.CO, Semarang - Para penolak dan pendukung pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, masih terus melakukan gerakan untuk menyampaikan aspirasi masing-masing.
Kubu penolak pabrik menggelar unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Tengah. Mereka menggelar acara bertajuk Solidaritas untuk Kendeng, Doa Lintas Agama di pinggir jalan Pahlawan, Kota Semarang, tersebut. Kelompok ini setiap hari menggelar unjuk rasa di lokasi itu.
Baca Juga:
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang Joko Prianto menyatakan doa ini sebagai ikhtiar agar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersedia menghentikan pendirian pabrik semen di Rembang. “Ini semua kita lakukan demi kelestarian alam dan lingkungan,” kata Joko, Rabu, 4 Januari 2017.
Baca juga:
Warga Penolak Pabrik Semen Siap Hadapi Proses Hukum
Sejumlah tokoh agama yang hadir antara lain Imam Aziz (Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Ubaidillah (pengasuh pondok pesantren di Pamotan, Rembang), Gus Nuril (pengasuh Ponpes Soko Tunggal), Romo Budi Aloys Purnomo (perwakilan Gereja Kristus Raja, Ungaran), Nugroho Cahyadi (Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia), dan Gunretno (perwakilan Sedulur Sikep, Pati).
Acara itu diikuti berbagai kalangan, mulai aktivis, mahasiswa, hingga ibu-ibu dari Kendeng. Secara bergantian, mereka melafal dan memanjatkan doa secara bergantian.
Setelah berdoa, mereka menikmati makanan dan berbagai kudapan di pinggir jalan secara bersama-sama.
Adapun kelompok propabrik semen yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Buruh Jateng akan menggelar istigasah secara besar-besaran di Jalan Pahlawan, Semarang, pada Selasa, 17 Januari 2017.
Koordinator aliansi itu, Eko Suyanto, menyatakan acara itu digelar untuk mendoakan agar pabrik semen tetap berlanjut. “Akan diikuti sekitar seribu orang dari berbagai daerah,” tuturnya. Pada Kamis, 29 Desember 2016, kelompok ini juga menggelar unjuk rasa menyampaikan aspirasi agar pabrik semen dilanjutkan.
ROFIUDDIN
Simak pula:
Polisi Usut Ultraman dan Power Ranger Menolak Pabrik Semen