TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump sibuk menyerang media dengan komentar pedas pada hari pertamanya bekerja setelah dilantik. Menurut dia, media sengaja memperkecil jumlah warga yang diberitakan datang ke lokasi pelantikannya dan membuat hubungannya dengan badan intelijen rusak.
Dalam kunjungannya ke markas Central Intelligence Agency (CIA) untuk menyatakan dukungannya, Trump membantah pernyataannya sendiri beberapa pekan lalu yang mengkritik komunitas intelijen dan membandingkannya dengan partai Adolf Hitler, Nazi.
Seperti dikutip dari The New York Times, Ahad, 22 Januari 2017, dia menuduh jurnalis sebagai makhluk hidup di bumi yang paling tidak jujur. Trump juga mengklaim lebih dari 1,5 juta warga Amerika datang ke lokasi pelantikannya di Washington DC. Padahal, foto membuktikan jumlah warga Amerika yang hadir di lokasi jauh lebih sedikit.
Trump pun mengirim Sean Spicer, sekretaris pers yang baru, ke ruang wartawan di White House. Spicer menyatakan kemarahan Trump dan menuduh media sengaja menulis jumlah yang salah mengenai jumlah warga Amerika yang menghadiri pada acara inaugurasi Trump. Spicer juga mengatakan akan menahan pendaftaran identitas mereka sebagai wartawan yang meliput di Gedung Putih.
Menurut CBSNews, 800-900 ribu warga Amerika datang ke lokasi pelantikan Trump. Angka ini hanya setengah dari jumlah warga Amerika yang datang ke acara pelantikan Barack Obama pada masa jabatannya yang pertama 2009, yakni sekitar 1,8 juta orang. Angka itu juga masih kalah dibandingkan inaugurasi kedua Obama yang mencapai 1 juta orang.
Foto udara yang menampilkan kerumunan massa pada acara inaugurasi Trump dan Obama menunjukkan pemandangan berbeda. Dalam foto pelantikan Obama, warga Amerika memadati seluruh area National Mall di depan tempat pelantikan. Adapun dalam foto pelantikan Trump, warga Amerika hanya memadati setengah dari area National Mall.
THE NEW YORK TIMES | CBSNEWS | ANGELINA ANJAR SAWITRI