TEMPO.CO, Jakarta - Segala informasi tentang anggota kerajaan Arab Saudi akan menarik perhatian publik. Sistem pemerintahan monarki, pendapatan negara yang sangat besar dari bisnis minyak, pusat ibadah umat Muslim, dan cerita tentang kehidupan di istana yang dihuni oleh raja dan para istrinya, beserta pangeran dan putri raja Arab.
Mengutip penulis buku On Saudi Arabia: Its People, Past, Religion, Fault Lines—and Future, Karen Elliott House, perempuan Arab Saudi menjadi salah satu populasi wanita yang paling tertekan di dunia. Mereka hampir tidak pernah diizinkan keluar dari rumah tanpa wali laki-laki.
Artikel terkait:
Raja Salman dan Wanita di Sekitarnya
Putri Raja Arab Sewa 41 Kamar Hotel di Paris Selama 5 Bulan
Bahkan kegiatan utama perempuan kaya yang seharusnya diperbolehkan untuk menikmati berbelanja pun sangat dibatasi. Petugas di pusat perbelanjaan Arab Saudi semuanya adalah pria. Wanita tak dapat mencoba pakaian, sehingga mereka harus mengambil semua pakaian ke toilet mall khusus perempuan.
"Saya kira ini yang membuat berbelanja ke luar negeri menarik perhatian wanita Saudi. Mereka berusaha menjadi normal pada tingkat tertentu," kata House yang pernah menjabat sebagai Senior Vice President of Dow Jones & Company ini. Sebab itu, menurut dia, tak heran banyak putri kerajaan Arab yang mengumbar kebebasan ketika sampai di luar negeri. Salah satunya, Maha binti Mohammed bin Ahmad al-Sudairi yang merupakan istri ketiga dari Nayef bin Abdulaziz al-Saud atau ipar tiri Raja Salman.
Putri Maha dikenal sebagai penggila belanja. Pada 2013, dia menyewa 41 kamar untuk 60 orang di Hotel Shangri-La Paris, Prancis dan tinggal di sana selama lima bulan. Menurut keterangan petugas hotel, Putri Maha terbiasa berbelanja di malam hari. Tak ayal, berbagai butik papan atas rela membuka gerai mereka demi memuaskan hasrat belanja sang putri. Setelah belanja, ternyata barang-barang itu tak langsung dipakai. Petugas hotel yang sempat masuk ke kamar yang disewa Putri Maha mendapati kantung dan kotak belanjaan masih tertutup rapi.
Padahal di balik semua itu, Putri Maha diketahui sebagai sosok yang baik dan mempesona. "Tapi dia seperti kehilangan jiwa, dia juga tidak berpendidikan," ujar sumber yang berasal dari Timur Tengah. Mereka (laki-laki) Arab hanya ingin menikahi perempuan sesegera mungkin. Jadi, tidak heran jika mereka hanya bisa berbelanja.
Putri Maha memiliki ketertarikan dengan musik, menyanyi, dan puisi cinta. Ini bertentangan dengan budaya wahabi Arab Saudi yang sangat konservatif. Suaminya, Nayef bin Abdulaziz al-Saud menjabat sebagai menteri dalam negeri sejak 1975. Tugas Nayef berkoordinasi dengan badan-badan intelijen dan keamanan kerajaan, bahkan memegang kendali yang besar atas polisi agama di sama. Nayef tidak menyetujui reformasi sosial sederhana Raja Abdullah dan dikenal dengan kebijakan memenjarakan atau mengeksekusi Saudi yang menentang rezim.
Pada tahun-tahun awal pernikahan, Putri Maha dengan Nayef saling menyayangi. "Dia (Nayef) memujanya, memanjakannya, memberi semua yang dia inginkan," kata sumber tersebut. Namun pada awal 2000-an, menurut majalah berita Prancis Le Nouvel Observateur, rumor beredar bahwa Putri Maha dekat dengan penyanyi Saudi, Khalid Abdul Rahman. Khalid diduga menjadi "kekasih malam" Maha. Dia ditengarai membuat beberapa puisi dan menulis lagu yang isinya kecewa dengan konservatisme agama Saudi.
VANITYFAIR | NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Pertanda Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Pesta Pernikahan Pribadi dan Fantasi Bakal Ngetren
Kenapa Wanita Rela Berdandan Lama demi Tampil Cantik?