TEMPO.CO, Jakarta - Nama Diany Pranata begitu identik dengan pernikahan. Maklum, Diany Pranata adalah wanita pertama di Jakarta yang mendirikan wedding organizer.
Ia mendirikan Bella Donna The Wedding. Tak terbilang sudah berapa banyak pesta pernikahan yang ia rancang dan eksekusi. Tak terbilang pula, berapa janji suci pernikahan yang ia saksikan selama belasan tahun terakhir.
Diany Pranata mengingatkan ada begitu banyak hal yang harus Anda urus saat menghelat resepsi pernikahan. Wanita 36 tahun ini menjabarkannya untuk Anda. Apa saja?
Pertama, pakailah wedding organizer alias WO. WO sekarang ada banyak dengan harga yang bervariasi. Jadi, silakan pilih.
“Kalau boleh berpendapat, lebih penting memikirkan hidup pernikahan daripada pesta pernikahannya. Pesta pernikahan hanya berlangsung satu-dua hari lalu selesai. Sementara hidup pernikahan berlangsung seumur hidup. Pikirkan matang-matang, benarkah ia jodoh Anda? Jangan sampai di tengah jalan Anda bilang: Aduh, kayaknya enggak cocok, deh!” ujar Diany.
Hidup pernikahan itu tidak mungkin selalu bahagia. Ada jatuh bangunnya, ada kaget-kagetnya, dan seterusnya. Diany menasihati, dari awal Anda harus menetapkan keputusan itu dan meyakinkan diri bahwa ia jodoh Anda.
Kedua, bermimpilah soal pesta pernikahan. Berdasarkan pengalaman Diany, ada banyak pasangan yang awalnya datang dan mengatakan ingin pesta pernikahan dengan konsep X.
“Beberapa minggu kemudian datang lagi dan bilang ke saya: Bu, kemarin saya datang ke pesta pernikahan teman dengan konsep Y. Kayaknya konsep Y lucu, deh,” kata Diany bercerita. Bermimpilah dengan bebas soal konsep pesta pernikahan. Pertimbangkan dengan matang dulu, baru berdiskusi dengan pihak WO.
Ketiga, kompromikan anggaran pernikahan. Ini yang paling vital. Jika anggaran Anda ada batasnya, maka pikirkan dengan pasangan pengeluaran apa saja yang bisa dikepras. Misalnya, souvenir. Souvenir, kata Diany, bisa disederhanakan. Caranya, “dilebur” dengan undangan.
“Jadi, tamu dikirimi undangan berupa frame foto. Isi foto diganti dengan kertas undangan. Frame foto itu sekaligus souvenir untuk si tamu. Itu pernah dilakukan oleh klien saya yang anggarannya memang terbatas,” ujar Diany berbagi pengalaman.
Keempat, soal dokumentasi pernikahan. Diany menyarankan untuk mencari fotografer pernikahan dan videografer yang sifatnya standar. Maksudnya, yang bisa meliput semua momen penting sepanjang acara pernikahan hingga pesta. Sementara para tamu, disediakan kamera disposable. Mereka dipersilakan untuk memotret sendiri lalu hasilnya diambil oleh yang bersangkutan.
Kelima, soal makanan untuk tamu. Jangan terlalu banyak stall atau gubukan. Makin banyak gubukan, makin bengkak biaya. Ingat, kecenderungan orang Indonesia lebih senang mengelilingi gubukan. Yang terjadi kemudian, menu buffet malah kurang tersentuh. Bayangkan kalau gubukan ada 10. Atau sebaliknya. Orang sudah kenyang makan di buffet pun tetap mau menggilir menu-menu yang tersedia di gubukan.
“Idealnya, gubukan itu cukup lima. Lima itu sudah termasuk es krim. Kecuali kalau budget Anda tidak terbatas, silakan,” katanya.
Berita lainnya:
Mau Terlihat Ramping? Coba 8 Pakaian yang Pertegas Pinggang
Konsumsi Daging Olahan Bisa Memicu Kanker
Makeup Sempurna Berawal dari Kulit Wajah yang Sehat