TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti mengunjungi kampung Suku Bajo di Desa Mola Utara, Wangi-wangi Selatan, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Saat berkeliling di kampung tersebut, Susi mendapati banyak sampah plastik berserakan di sekitar rumah warga yang berada di pinggir pantai. Kondisi tersebut membuat kampung Suku Bajo terkesan kumuh dan tidak layak huni.
Seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat, 24 Maret 2017, dalam kunjungan itu, Susi juga berinteraksi langsung dengan warga setempat. Menurut Susi, kondisi kesehatan warga di sana kurang baik.
Baca: Perairan Rusak Karena Tambang, Ini Aksi Menteri Susi
Susi pun mengusulkan agar dilakukan revitalitasasi kampung Suku Bajo dengan memindahkan kampung tersebut ke tempat lain yang penataan pemukimannya lebih baik.
Menteri Susi menyampaikan pemerintah akan mencarikan dana untuk mewujudkan rencana tersebut. Adapun lokasi yang akan dijadikan tempat relokasi kampung Suku Bajo itu masih satu kecamatan dengan Desa Mola Utara, yakni Desa Liya Mawi. "Agar kehidupan Suku Bajo lebih baik, lokasi baru ini juga diharapkan dapat menjadi obyek wisata baru di Wakatobi," ujar Susi.
Desa Liya Mawi merupakan desa pesisir yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pembudidaya rumput laut. Dalam kunjungan itu, Susi menyempatkan diri melihat kondisi lahan budidaya di sana. Ternyata di sana telah terjadi pendangkalan akibat penambangan pasir ilegal di sekitar lahan budidaya rumput laut tersebut. Hal itulah yang mereka keluhkan karena dapat menurunkan produksi rumput laut.
Baca: Nyentriknya Menteri Susi,Naik Mobil Bak Polisi Sampai Makan Bakso
Selain berkunjung ke Desa Mola Utara, Susi juga mendatangi kampung Suku Bajo di Desa Sama Bahari, Kaledupa, Wakatobi. Di sana, Susi mendapati sebagian besar nelayan belum mengikuti program asuransi nelayan. “Jika sayang keluarga, ayo daftar asuransi nelayan. Tidak bayar, syaratnya juga gampang, hanya fotokopi KTP dan kartu keluarga," tuturnya.
Susi menjelaskan, kementeriannya memang memprioritaskan nelayan-nelayan Suku Bajo untuk mendaftarkan diri dalam program asuransi nelayan. Program tersebut, menurut dia, merupakan bentuk perlindungan yang diberikan pemerintah kepada Suku Bajo karena sebagian besar masyarakat suku ini menggantungkan diri dari lautan sehingga resiko yang dihadapi mereka di laut, seperti kecelakaan, sangat tinggi.
ANGELINA ANJAR SAWITRI