Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pepari, Duet Tante dan Keponakan Berbisnis Tas Kulit

image-gnews
Peppy - Ariani raup 400 juta per bulan dari tas dan dompet kulit. tabloidbintang.com
Peppy - Ariani raup 400 juta per bulan dari tas dan dompet kulit. tabloidbintang.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bogor tak hanya terkenal dengan wisata kulinernya saja. Kota Hujan itu juga terkenal dengan aneka kerajinan tas. Salah satu produsen tas kulit yang terkenal di Bogor adalah Pepari.

Di balik kesuksesan Pepari, ada dua wanita penuh semangat, yakni Peppy Megawati dan Ariani Luluh Gendrosari. Nama Pepari merupakan gabungan dari nama Peppy dan Ariani.

Kisah sukses keduanya berawal dari inisiatif Ariani yang mencoba membuat tas sendiri ketika berlibur ke Bogor. Melihat hasil akhirnya yang tidak mengecewakan, Ariani memberanikan diri untuk berbisnis tas. Masalahnya, ia kurang mahir dalam hal pemasaran. Ariani kemudian mengajak keponakannya, Peppy.

“Sebelumnya aku bekerja di Jakarta. Lalu tante mengajak aku untuk berbisnis tas saja. Tante di bagian produksi sedangkan aku bagian marketing. Aku terima tawarannya. Pada tahun 2013, aku resign dari tempat kerja untuk berkonsentrasi di bisnis ini,” ungkap Peppy.

Kolaborasi keduanya menghasilkan produk kulit sintetis bermerek De Culture. Kelahiran De Culture disambut antusias oleh pasar. Permintaan tas dan dompet dari kulit sintesis membludak. Tidak hanya produk kulit sintetis, banyak konsumen mulai bertanya soal tas dan dompet dari kulit asli.

Sadar akan besarnya potensi produk dari kulit asli, pada tahun 2015, Peppy-Ariani membuat keputusan yang sangat berani. De Culture dilahirkan kembali dengan nama baru, Pepari.

Pepari memproduksi kerajinan tas dan dompet dari kulit sintetis serta kulit asli. Tak mudah membuat keputusan ini. Ariani menyebut ada setidaknya ada tiga hal yang mesti ditimbang sebelum keputusan itu dibuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, mahalnya harga bahan baku. “Satu lembar kulit asli ukurannya cuma 15-27 feet. Harganya, hampir Rp 700 rupiah. Jumlah yang dihasilkan dari satu lembar kulit asli tidak banyak. Hanya tiga atau empat tas,” kata Ariani.

Atas pertimbangan itu, Peppy dan Ariani mencoba memproduksi tas kulit asli dalam lebih jumlah terbatas. Kedua, mahalnya bahan baku menuntut modal lebih besar. Diakui Peppy, untuk menjalankan Pepari dibutuhkan modal sekitar Rp 25 juta. “Kami pinjam uang di bank. Kami ikut kredit usaha rakyat selama dua tahun dengan menjaminkan tiga sepeda motor,” tutur Peppy.

Ketiga, mahalnya harga bahan baku berimbas pada harga produk tas dan dompet Pepari di pasar. Tas kulit sintetis dijual dengan harga Rp 130 - 190 ribu. Sementara tas kulit dilabeli Rp 400 ribu hingga Rp 1,7 juta.

Di luar dugaan, tas kulit asli Pepari mendapat respons positif dari pembeli. Bahkan, pembeli cenderung melirik tas kulit asli ketimbang yang sintetis. Momen itu mengantar Peppy dan Ariani ke keputusan penting berikutnya, yakni hanya memproduksi tas dan dompet dari kulit asli. Keputusan itu dibuat pada tahun yang sama, 2015. Dan penjualan tas kulit asli pun terus melaju.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
2 Pelajaran Cindy Crawford buat Putrinya


7 Makanan yang Tak Boleh Disimpan di Kulkas

Wanita Hamil dan Gangguan Haid Boleh Puasa, Asal?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?