TEMPO.CO, Jakarta - Mainan fidget spinner kini sedang tren di kalangan anak-anak. Benda yang berputar pada porosnya itu dipatenkan Catherine A. Hettinger pada 1996. (Baca: Bunda, Ini Awal Mulanya Tercipta Mainan Fidget Spinner)
Awalnya, Catherine berharap permainan tersebut bisa mengurangi kebiasaan buruk seseorang, seperti menggigit kuku, atau menghilangkan rasa bosan. Kendati terkesan aman, Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat memberikan kiat agar anak bisa bermain fidget spinner dengan aman. (Baca juga: Mainan Fidget Spinner Bikin Anak Tenang atau Mengganggu?)
1. Tak cocok untuk anak di bawah 5 tahun
Meski tidak ada peringatan usia pengguna pada kemasan, orang tua harus bijak memilih mainan. Fidget spinner terbuat dari bagian-bagian kecil sehingga tidak cocok dimainkan anak di bawah usia 5 tahun. “Kami menyarankan agar orang tua menjauhkan benda ini dari anak kecil karena mereka bisa tersedak komponen kecil,” kata perwakilan Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika.
2. Jelaskan cara memainkannya
Peringatkan anak agar tidak meletakkan fidget spinner di daerah wajah karena membahayakan jika terkena mata atau hidung. Terlebih apabila ada komponen yang masuk ke mulut.
3. Awasi
Untuk anak di bawah 10 tahun, pastikan mereka memainkan fidget spinner dengan pengawasan orang tua.
4. Cek komponen fidget spinner
Perhatikan apakah semua komponen fidget spinner sudah terpasang dengan benar dan tidak mudah terlepas. Jangan malas mengecek ulang, terutama ketika fidget spinner terlalu sering jatuh. Mungkin saja ada komponen yang sudah rusak atau kendur sehingga mudah terlepas saat diputar dan bisa melukai anak.
5. Mainkan di saat dan tempat yang tepat
Jika dimainkan di tempat dan waktu yang tidak tepat, fidget spinner justru mengganggu konsentrasi sang anak dan orang di sekitarnya. Misalnya, ketika anak bermain fidget spinner sambil berjalan, konsentrasi pada mainan bisa membuat anak-anak kurang waspada terhadap kondisi jalan dan membahayakan mereka.