TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur, melahirkan Taman Bacaan Pelangi tahun 2009. Yang disusul dengan lahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014 sebagai penyokong dana taman bacaan tersebut.
Agar lebih maksimal, Nila pun memutuskan keluar dari pekerjaannya yang mampu memberinya penghasilannya selangit tahun 2013 silam. Alhasil, tidak sedikit yang meragukan keputusan wanita yang menempuh pendidikan magisternya di Belanda ini. (baca :Body Brushing, Solusi Atasi Selulit? Apa Efeknya?)
"Banyak yang menanyakan Nil nanti lu makannya dari mana," cerita Nila ketika ditemui beberapa waktu lalu. Namun, Nila sudah punya persiapan. "Aku sudah punya tabungan hidup untuk 3 tahun, jadi aku bisa survive dan mantap mendirikan Travel Sparks selama 3 tahun itu," ungkap wanita yang membagikan ceritanya mendirikan taman bacaan tersebut lewat buku Lembar-Lembar Pelangi ini.
Untuk memantapkan hatinya, Nila punya triknya. Menurutnya, apa yang dilakukannya sekarang membuatnya jauh lebih bahagia dibanding ketika masih bekerja di perusahaan multinasional. (Baca :Cokelat Hitam Bisa Bikin Langsing, Begini Caranya)
"Incomeku jomplang banget, enggak bisa dibandingin ya," ucap Nila diikuti tawa. "Tapi apa yang aku kerjakan sekarang buat aku lebih happy dan berguna untuk orang lain," sambungnya.
Maka bagi yang ingin mengikuti jejak Nila membangun bisnis sosial, ini tipsnya. "Yang pertama, harus sadar kalau kita tidak akan pernah jadi orang kaya. Enggak gampang, harus siap kamu enggak akan jadi orang kaya. Eventhough, it's not easy, it's worth it," pungkas salah satu wanita yang masuk dalam Forbes Indonesia's 10 Inspiring Women 2015 ini.(baca :Setelah Pakai Scrub, Perlukah Mandi Lagi Pakai Sabun?)