TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan kurs rupiah berakhir melemah pada perdagangan Selasa, 25 Juli 2017, di tengah depresiasi mayoritas mata uang di Asia.
Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah juga melemah terhadap Dolar AS bersama dengan mayoritas mata uang lainnya di Asia. Yen Jepang memimpin pelemahan kurs Asia hari ini dengan 0,29 persen, diikuti oleh baht Thailand yang terdepresiasi 0,15 persen. Di sisi lain, peso Filipina dan dolar Singapura masing-masing terpantau menguat 0,22 persen dan 0,04 persen.
“Beberapa pelaku pasar mungkin mencoba menyesuaikan posisi dolar terhadap mata uang Asia menjelang pertemuan FOMC, sehingga sedikit membebani mata uang regional,” kata Pakar Strategi Krung Thai Bank Jitipol Puksamatanan seperti dikutip dari Bloomberg.
The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan arah kebijakannya dalam pertemuan kebijakan yang berakhir pada Rabu, 26 Juli 2017 waktu setempat. Para investor pun menantikan pernyataan yang menyertainya demi mendapatkan petunjuk tentang bagaimana para pembuat kebijakan berencana untuk mulai mengurangi neracanya.
Sementara itu, indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan kurs Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau turun 0,02 persen atau 0,016 poin ke 93,961 pada pukul 16.45 WIB kemarin. Sedagkan pagi tadi, indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,06 persen atau 0,054 poin di level 94,031, setelah pada perdagangan Senin berakhir menguat 0,13 persen di posisi 93,977.
Kemarin, kurs rupiah juga menurun. Perdagangan ditutup melemah 0,14 persen atau 18 poin di Rp 13.327 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,05 persen atau 7 poin di posisi 13.316. Sepanjang perdagangan Rupiah bergerak di kisaran Rp 13.313 – Rp13.328 per Dolar AS. Sedangkan pada perdagangan Senin, 24 Juli 2017, Rupiah ditutup terapresiasi 0,03 persen atau 4 poin di posisi 13.309 per Dolar AS.
BISNIS.COM