Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tokoh 17 Agustus, Nunuk Riza Puji: Pokemon Go dari Petungkriono

image-gnews
Nunuk Riza pengampu mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) di SMA 1 Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah saat berdiskusi bersama siswa di dalam kelas, 11 Agustus 2017. Tempo/Budi Purwanto
Nunuk Riza pengampu mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) di SMA 1 Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah saat berdiskusi bersama siswa di dalam kelas, 11 Agustus 2017. Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nunuk Riza Puji, guru komputer Sekolah Menengah Atas 1 Petungkriono, Pekalongan, Jawa Tengah, membuat aplikasi yang digunakannya untuk belajar siswa. Dengan menggunakan aplikasi buatannya, murid-muridnya merasa senang ketika belajar. Nunuk merupakan salah satu tokoh edisi khusus Tempo Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017.

Bela Ayu, pelajar kelas XI di SMA 1 Petungkriono, menuturkan bagaimana mengerjakan ujian komputer dengan menyenangkan selama setahun terakhir. Ia menuturkan tidak perlu duduk diam di dalam kelas saat ujian, melainkan membawa telepon seluler berkeliling sekolah mencari barcode yang telah disebar guru. "Seru banget. Jadi kayak main Pokemon Go," cerita Bela kepada Tempo, Jumat, 11 Agustus 2017

Setelah ketemu, barcode mereka pindai dengan ponsel menggunakan aplikasi pembaca untuk membuka soal-soal yang harus dikerjakan. Satu barcode berisi beberapa soal. "Belajarnya jadi senang, enggak bosan" kata Muslimah, teman Bela yang juga duduk di kelas XI.

Keasyikan di sekolah yang terletak di dataran setinggi 1.300 meter di atas permukaan laut itu berpangkal pada Nunuk Riza. Guru komputer inilah pembuat aplikasi yang menyembunyikan soal-soal ujian di balik barcode itu. "Kami tidak punya laboratorium komputer. Jadi harus putar otak agar anak bisa tetap belajar," ujarnya. Dia juga menciptakan banyak cara belajar lain yang menyenangkan.

Baca juga: Tokoh 17 Agustus: Ukir Prestasi di Amerika Berkat Robot Wowwi

Pada Jumat, 11 Agustus 2017, Tempo menyaksikan Nunuk beserta murid-murid kelas XI mondar-mandir di kebun berukuran 8 x 6 meter. Mereka tidak bermain Pokemon Go, melainkan belajar budi daya stroberi. Tahun lalu, Nunuk "menyulap" lahan yang sebelumnya kosong itu menjadi kebun stroberi. "Saya pikir untuk ajak anak-anak menanam karena mayoritas di sini petani. Dari sini mereka bisa belajar banyak hal," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kebun kecil itu, dia menceritakan seluk-beluk stroberi serta cara menanamnya dan meminta para siswa secara berkelompok menuliskannya dalam power point. Karena sekolah tak punya laboratorium komputer, Nunuk meminjamkan laptopnya. Setiap kelompok lalu mempresentasikan tulisannya di dalam kelas. "Ini membuat siswa lebih aktif untuk bertanya dan berbicara di depan kelas meski tak ada komputer," ujar Nunuk.

Sarjana ilmu teknik informatika lulusan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini meyakini sekarang, apalagi pada masa depan, guru harus kreatif mengembangkan metode belajar alternatif. "Kurikulum tak bisa disamakan. Petungkriono berbeda dengan Jakarta," ujarnya.

Itu sebabnya, bapak dua anak ini menginisiasi pembentukan komunitas guru belajar di Pekalongan. Sekarang anggotanya 220 guru. Mereka punya grup WhatsApp dan setiap minggu bertatap muka. "Di sini kami sering ada pertemuan dan berbagi pengalaman belajar," kata dia.

Melalui komunitas guru belajar, Nunuk menularkan metode mengajarnya. Musyafiah, guru bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Karang Dadap, Pekalongan, kini menggunakan cara Nunuk. Dia tidak lagi hanya mengajar berdasarkan buku pelajaran. "Saya terapin model Pokemon Go saat pengenalan lingkungan sekolah. Anak-anak semangat sekali," kata Musyafiah.

Dengan terus mencari alternatif model belajar terbaik, menurut Nunuk, guru semestinya tak lagi hanya mengandalkan buku pelajaran. Sebaliknya, mereka dituntut untuk adaptif terhadap lingkungan dan kebutuhan belajar para murid. "Guru pada tahun 2045 harus selalu belajar," ujarnya.

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

14 Agustus 2021

Relawan Gerakan Makan Berkah saat membagikan makanan siap saji kepada masyarakat yang sedang isolasi mandiri diwilayah Ciputat Timur, Sabtu 14 Agustus 2021. Tempo/Muhammad Kurnianto
Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

gerakan Makkah sudah memiliki empat dapur di Tangerang Selatan untuk membagikan makanan gratis setiap hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman.


Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

17 Agustus 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selepas menjadi Pembina Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-74 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019. Tempo/Caesar Akbar
Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menari dalam flash mob yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai Kementerian Keuangan.


Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

21 Agustus 2017

Pendiri Sribulancer, Ryan Gondokusumo, saat ditemui Tempo di kantornya, kawasan Gandaria, Jakarta, 9 Agustus 2017. TEMPO/Nurdiansah
Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

Ryan Gondokusumo berhasil mengembangkan situs penyedia jasa desain menjadi platform yang mewadahi ribuan pekerja lepas dalam waktu tiga tahun.


Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

21 Agustus 2017

Head of IT Development Jakarta Smart City Prasetyo Andy Wicaksono. TEMPO/Imam Sukamto
Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

Prasetyo Andy Wicaksono menerapkan aplikasi digital Qlue Jakarta Smart City untuk memecahkan masalah perkotaan.


Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

20 Agustus 2017

Firdaus Putra Aditama. dok. pribadi
Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

Tokoh 17 Agustus Koran Tempo salah satunya adalah Firdaus Putra Aditama, 32 tahun.


Tokoh 17 Agustus: Sulfahri, Kepincut Listrik Alga

20 Agustus 2017

Dokter Universitas Hasanuddin, Sulfahri (28) saat berada di antara  Ganggang (Alga) untuk bahan penilitian Alga menjadi Biotethanol dan biodisel di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 2017. TEMPO/Iqbal Lubis
Tokoh 17 Agustus: Sulfahri, Kepincut Listrik Alga

Sulfahri, 28 tahun, terpilih menjadi tokoh 17 Agustus Koran Tempo.


Tokoh 17 Agustus: Ricky Elson, Setrum Murah untuk Rakyat

20 Agustus 2017

Ilmuwan Ricky Elson. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Tokoh 17 Agustus: Ricky Elson, Setrum Murah untuk Rakyat

Ricky Elson, adalah salah satu tokoh edisi khusus Tempo Hari
Kemerdekaan 17 Agustus 2017.


Tokoh 17 Agustus, Mizan Bustanul Pembuat Kurikulum Anti Bencana

20 Agustus 2017

Mizan Bustanul Fuady Bisri, saat survey pasca gempa Nepal 2015 di di Gorkha, Nepal, 25 April 2017. dok. pribadi
Tokoh 17 Agustus, Mizan Bustanul Pembuat Kurikulum Anti Bencana

Dalam memperingati hari proklamasi 17 Agustus, redaksi Tempo
menampilkan tokoh edisi khusus. Salah satunya adalah Mizan
Bustranul Fuady Bisri.


Tokoh 17 Agustus: Ratih Pangestuti, Mengail Obat dari Lautan

19 Agustus 2017

Ratih Pangestuti di laboratorium Pusat Penelitian Oseanografi  LIPI, Jakarta, 14 Agustus 2017. Bioaktif peptida kuda laut mampu menurunkan peradangan pada mikroglia dan menghambat kematian sel saraf cholinergic. TEMPO/ Nita Dian
Tokoh 17 Agustus: Ratih Pangestuti, Mengail Obat dari Lautan

Ratih pangestuti, tokoh 17 Agustus di bidang kesehatan pilihan Koran Tempo, meneliti biota laut untuk mencari bahan baku obat.


Tokoh 17 Agustus: Solusi Gamal Albinsaid Mengatasi Biaya Medis

19 Agustus 2017

Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Medika, Gamal Albinsaid, di Jakarta, 22 Maret 2016. TEMPO/Frannoto
Tokoh 17 Agustus: Solusi Gamal Albinsaid Mengatasi Biaya Medis

Melalui asuransi sampah, Gamal Albinsaid, tokoh 17 Agustus pilihan Koran tempo, membantu pelayanan kesehatan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.