TEMPO.CO, Jakarta - Mantan personil grup band Samsons, Bambang Reguna Bukit alias Bams Samsons dan Jikustik akan meramaikan Konser Kebangsaan dengan tajuk Bersama Dalam Keberagaman di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Sabtu 23 September 2017.
Konser itu digelar oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indoneaia (RRI) bersama Universitas Gadjah Mada untuk menularkan semangat keberagaman di kalangan kaum muda seiring banyaknya fenomena sosial yang berpotensi memecah belah rasa kebangsaan.
Direktur Lembaga Penyiaran Publik RRI Muhammad Rohanudin menyatakan pentingnya menggelar konser kebangsaan di kampus untuk menyasar kaum muda terutama mahasiswa untuk menularkan semangat kebangsaan melalui karya seni. Sebab, usia mahasiswa terutama 25 tahun ke bawah saat ini akan menjadi generasi yang lebih baik.
"Kalau seperti saya ini, usia sudah 60 tahun, soal persatuan dan kesatuan sudah selesai, tetapi anak muda soal kebangsaan perlu diiisi sedemikian rupa. Anak muda mampu menyimpan di benak, perbedaan agama, suku itu hal biasa, kita harus membangun kohesi bangsa dan itu penting," kata dia, saat di Yogyakarta, Jumat, 22 September 2017.
Konser kebangsaan baru pertama kali digelar RRI bersama UGM. Lagu-lagu kebangsaan akan dinyanyikan oleh sejumlah artis. Termasuk para pemenang bintang radio dan televisi. Konser itu diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme di tengat kemajemukan melalui pementasan seni terutama untuk kalangan muda. "Ya 60 persen lagu bertema kebangsaan, sisanya umum," kata Muhammad Rohanudin.
Konser yang digelar di Grha Sabha Pramana itu akan digelar sore hingga malam hari. Semangatnya adalah untuk membakar lagi gelora kebangsaan di lingkungan anak muda dan perguruan tinggi.
Personel Band Jikustik Adhitya menyatakan, dalam konser kebangsaan itu, grupnya akan menyanyikan sebuah lagu yang belum dinyanyikan sebelumnya. Lagu dengan tema kebangsaan itu berjudul Untuk Indonesia. "Kami senang dan setuju dengan langkah penanaman nilai kebangsaan melalui seni musik," ujarnya.
Senada dengan Adit, Bams Samson yang hadir dalam kesempatan itu juga menyatakan anak muda usia di bawah 25 tahun, saat ini lebih banyak menguasai digital. Tidak heran jika mereka akan membangun Indonesia menjadi lebih baik. Tetapi dengan penanaman nilai kebangsaan yang tinggi. "Soal kebangsaan itu sangat krusial buat anak muda. Mereka harus menghargai semua perbedaan," kata Bams.
MUH SYAIFULLAH