TEMPO Interaktif, Parigi: Sebuah helikopter milik Yayasan SOS Team Hellimission mendarat darurat di Desa Masari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (6/8) sore. Pesawat buatan PT Nurtanio, Oktober 1982 itu kehabisan bahan bakar ketika melintas di atas Desa Masari. Dua awaknya, Andrew (pilot) dan Scoot Major (kopilot), selamat.
Insiden kecil yang terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat itu sempat menggegerkan warga di sekitar lokasi kejadian. Mereka kaget dan panik ketika mendengar suara pesawat dan secara tiba-tiba turun dan mendarat tepat di tanah kosong, di belakang Gereja Protestan Indonesia Donggala (GPID) Masari.
Semula, warga yang ramai-ramai mendatangi lokasi kejadian menduga, heli mengangkut personil TNI. Setelah didekati, ternyata heli mengangkut dua warga asing yang belakangan diketahui berkewarganegaraan Amerika Serikat.
Beberapa warga kemudian melapor ke Polsek Parigi Moutong. Tak lama berselang, petugas pun datang dan mengamankan TKP. Dua awak pesawat dibawa menuju Polsek dan dimintai keterangan.
Andrew alias Andy (40 tahun), menuturkan, ia dan rekannya semula hendak menuju Kota Palu setelah meninggalkan Simpang, sebuah perkampungan kecil di wilayah Kabupaten Banggai. Dalam perjalanan melintasi Kabupaten Parigi Moutong, kata Andy, mereka kaget ketika mengetahui bahwa bahan bakar pesawat tinggal sedikit. Khawatir terjadi apa-apa, keduanya memutuskan mencari tempat pendaratan saat berada di ketinggian sekitar 1.500 kaki (sekitar 500 meter).
"Kami mencari lapangan bola untuk lokasi pendaratan tapi ternyata tidak ada. Akhirnya kami melihat sebuah gereja dan di belakangnya ada tanah kosong," kata Andy.
Andy bercerita, cuaca sebetulnya cukup bagus. Hanya saja, ia lupa memeriksa persediaan bahan bakar pesawat. "Sekarang teman kami ada di Kota Palu mencari bahan bakar avtur. Untuk sampai ke sana, kami butuh 50 liter avtur. Daya tampung bahan bakar peswat ini sebanyak 570 liter," ujar Andy dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih.
Andy yang sudah 14 tahun tinggal di Indonesia itu mengaku, ia baru saja mengemban tugas khusus dari lembaga yang dikelolanya, yakni SOS Team Hellimission, sebuah yayasan Amerika Serikat yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Ia bersama rekannya ditugaskan membantu warga Simpang dengan menyalurkan bantuan obat-obatan dan buku-buku pelajaran. Ia menambahkan, pesawat yang dikemudikannya itu memang hanya mengangkut obat-obatan dan buku-buku pelajaran.
Kepala Polsek Parimo, Ajun Komisaris Polisi Rickynaldo yang ditemui di lokasi pendaratan darurat, mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. Ia mengaku belum tahu pasti apa maksud dan tujuan dari penerbangan tersebut. "Meski awak pesawat itu mengaku melakukan pendaratan darurat karena kehabisan bahan bakar, namun kami akan mengembangkan penyelidikan. Apalagi awak pesawat diduga tidak melaporkan keberadaannya di daerah ini," jelas Rickynaldo.
Muhammad Darlis -- Tempo News Room