Warga asing di Makassar umumnya berasal dari 22 negara. Misalnya dari Jepang (47 orang), Malaysia (43 orang), Amerika Serikat (32 orang), Australia (23 orang) dan Inggris (11 orang). Mereka ini tercatat bekerja sebagai tenaga ahli khusus atau turis. Polisi mulai melakukan pengamanan khusus terhadap mereka menyusul merebaknya aksi anti AS. Belakangan aparat keamanan meningkatkan kewaspadaannya dalam mengawal warga asing tersebut setelah terjadinya ledakan di restoran cepat saji, Kentucky Fried Chicken (KFC), di kawasan elit Panakukang Mas, Makassar kemarin.
Amin mengaku belum bisa memastikan apakah peledakan KFC itu memiliki kaitan dengan aksi anti AS dan solidaritas Afganistan. "Kami masih mengumpulkan fakta-fakta. Polisi tidak boleh menduga-duga," ujar Amin. Situasi Makassar hingga Sabtu (13/10) siang tetap terkendali. Sepanjang hari, tidak terlihat adanya aksi unjuk rasa mengecam serangan AS ke Afganistan. Padahal sehari sebelumnya polisi sempat menyatakan kota ini berada dalam siaga satu. Keadaan yang tenang ini mendorong polisi untuk mengumumkan Makassar dalam kondisi siaga tiga. (Muannas)