Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim Investigasi Bom Bali akhirnya memastikan, Iqbal tewas di Paddys Bar, salah-satu lokasi peledakan yang menewaskan 180 orang. Namun, belum diperoleh kesimpulan, apakah dia tewas karena kecelakaaan atau bunuh diri. Kepastian tewasnya Iqbal, setelah tim menerima hasil laboratorium forensik DNA Iqbal. Dari penelitian laboratorium forensik Australia Federal Police (AFP), diperoleh kesimpulan bahwa DNA Iqbal memang hanya bernilai 8.800 point. Untuk mencapai identik harus bernilai 2 miliar. Tapi dengan 8.800 poin tersebut dari pengkajian secara ilmiah itu berarti mirip 50 banding 50 dengan orang tua Iqbal. 50 orang tua wanita, 50 orang tua laki-laki, kata jurubicara tim, Kombes Pol Zaenuri Lubis, Rabu (15/1) di Polda Bali. Menurut Zaenuri, hasil penelitian AFP itu juga didukung penelitian Universitas Airlangga yang juga meneliti DNA Iqbal. Selain itu, keterangan dari orang tua Iqbal, Haji Sastra bahwa Iqbal yang nama aslinya Hanazar (22) alias Lacong sudah pergi dari Banten sejak September 2002 dianggap sebagai keterangan penguat. Namun mengenai kepastian bahwa aksi itu adalah aksi bom bunuh diri sebagaimana disebut oleh Imam Samudera, Zaenuri menolak memberi kepastian. Yang jelas efeknya sama, kecelakaan atau bunuh diri, dia adalah Iqbal. Kalau dia hidup dan tertangkap akan menguatkan penyidikan, kalau tidak toh masih banyak saksi-saksi," katanya. Sementara itu, tim investigasi menunda pelimpahan berkas Imam Samudera ke Kejati Bali yang rencananya akan diserahkan, Rabu (15/1). Pasalnya, polisi masih harus melengkapi dulu berkas Amrozi yang dikembalikan Kejati Bali. Satu berkas dengan lainnya, menurut Zaenuri, saling berkaitan. Berkas Amrozi sendiri telah dikembalikan Kejati Bali dan polisi mentargetkan menyelesaikan kelengkapan yang diminta Kejati, pekan depan. Polisi mencanangkan target, minggu depan berkas Amrozi selesai dan diserahkan kembali bersama berkas Imam Samudera. (Rofiqi Hasan-Tempo News Room)
Iklan
