Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden Hamzah Haz mengatakan, pintu dialog tetap terbuka dalam penyelesaian masalah Aceh. “Dialog itu tetap berlaku, sebab Inpres No 7 Tahun 1999 tentang pelaksanaan penyelesaian Aceh secara komprehensif, tetap berlaku,” kata dia usai meresmikan Mesjid At Taqwa sekaligus shalat Jumat, di kawasan Lippo Cikarang, Bekasi, Jumat (25/1). Itu dikatakan Hamzah menjawab wartawan soal ancaman GAM yang tidak berdialog lagi dengan pemerintah RI pasca terbunuhnya Panglima GAM Teungku Abdullah Syafi’i. Wapres berpendapat, stabilitas keamanan tetap diperlukan di Aceh. Sebab pembangunan di bumi Serambi Mekah itu tidak akan terlaksana jika masih ada gangguan, terutama yang dilakukan oleh GAM. “Tetapi tidak menyebabkan pelaksanaan pembangunan menafikan adanya operasi pengamanan. Paling tidak defensif,” kata dia. Dalam menyelesaikan persoalan Aceh, dialog tetap dijalankan, terutama untuk menampung aspirasi masyarakat. Dia mencontohkan adanya keinginan membentuk Kodam Iskandar Muda sebagai suatu solusi bagi pengamanan di sana. GAM sendiri, kata Hamzah, sudah tidak ada lagi pendukungnya. Tuntutan yang yang sering disuarakan GAM sudah dipenuhi, seperti pemberlakuan syari’at Islam, pembagian sumber daya alam, bahkan adanya pemerintahan (otonomi) khusus. “Semua sudah tercapai, jadi tidak ada alasan lagi,” kata dia. Mengenai meninggalnya Abdullah Syafi’i, Hamzah mengucapkan Innalilahi wa Inna Ilahi Raji’un. Menanggapi ancaman GAM yang menyatakan nyawa dibalas nyawa, Hamzah tidak berkomentar panjang. “Itu sifatnya bukan pembunuhan, tetapi (TNI) dalam menjalankan tugas menjaga keamanan,” kata dia. (Dede Ariwibowo – Tempo News Room)
Iklan
