Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Pencari Suaka Tolak Diobati Tanpa Disertai Anak Laki-lakinya

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Seorang pencari suaka di Nauru, Papua Nugini, dengan kondisi jantung yang mengancam jiwa menolak tawaran untuk dipindahkan ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis. Ia berkeras tidak akan pergi tanpa anaknya.

Perempuan asal Iran berusia 55 tahun, Fatemeh, telah dinyatakan "berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan mengalami serangan jantung, atau kematian mendadak dalam waktu dekat karena aritmia [masalah irama jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur ]" oleh seorang dokter yang diminta untuk meninjau ulang rekam jejak medisnya.

Baca Juga:

Fatemeh, yang meminta untuk tetap anonim, mengatakan bahwa pejabat Perbatasan Australia mengajukan tawaran tersebut dengan persyaratan anaknya tetap tinggal di Nauru.

Dia mengatakan bahwa anaknya, yang berusia 17 tahun, memiliki masalah kesehatan mental, tidak memiliki siapa-siapa untuk menemaninya dan sangat bergantung padanya.

"Tidak penting bagi saya di mana mereka akan mentransfer saya, saya hanya ingin diobati," kata Fatemeh.

Baca Juga:

"Tapi kemanapun saya pergi, saya harus pergi dengan anak saya - saya tidak akan pergi tanpa dia."

Pusat Sumber Daya Pencari Suaka di Australia menugaskan sebuah peninjauan ulang pada riwayat kesehatan Fatemeh.

Profesor Kedokteran dari Universitas Sydney, Maria Fiatarone Singh, yang melakukan pemeriksaan tersebut, mengatakan bahwa Fatemeh memerlukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut di Nauru.

"Saat ini, pada dasarnya dia sedang di bawah perawatan karena kondisi yang dia miliki, yang berarti dia berisiko mengalami serangan jantung atau kematian mendadak," jelas Profesor Fiatarone Singh.

'Selama lima tahun saya tinggal di neraka'

Dalam beberapa tahun terakhir, Fatemeh sudah pergi ke Darwin, Kawasan Utara Australia dan Port Moresby, Papua Nugini untuk berobat dengan anaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia melarikan diri dari Iran bersama anaknya dan mereka berada di Nauru dalam penahanan imigrasi sejak 2013.

Dokter Nick Martin adalah petugas medis senior yang sebagian besar bekerja di Nauru pada tahun lalu dan memberikan perawatan kepada Fatemeh.

"Dia diberi pilihan yang sangat sulit: pergi dan mendapatkan pengobatan yang berpotensi menyelamatkan hidup anda, tapi untuk dapat melakukan itu Anda harus melepaskan semua yang Anda sayangi, dan semua yang Anda miliki," kata Dr Martin.

"Semua yang dimilikinya di dunia ini adalah anaknya, jadi saya mendapati keputusan untuk menolak dia bepergian dengan anak lelakinya sungguh tidak dapat dipercaya.”

Departemen Dalam Negeri mengatakan bahwa keputusan tentang transfer medis dilakukan berdasarkan kasus per kasus sesuai dengan kebutuhan klinis, dengan berkonsultasi kepada penyedia layanan kesehatan yang dikontrak dan Pemerintah Nauru.

Pihak mereka tidak mengomentari kasus perseorangan.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada