Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Anak-anak Migran di Australia Lebih Sukses Dalam Pendidikan

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Anak-anak dari India, Filipina dan China mengungguli teman-teman sekelas mereka yang lahir di Australia dengan perbedaan yang siginifikan. Inilah hasil temuan sebuah laporan pendidikan global.

Tapi anak-anak yang keluarganya bermigrasi dari Inggris, Selandia Baru, Skotlandia dan Vietnam tampil lebih buruk di kelasnya, daripada anak-anak yang orang tuanya asli Australia.

Baca Juga:

Laporan ini dikeluarkan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan melihat pada kemampuan membaca, berhitung, serta sains dari para siswa di 72 negara.

Australia berada di peringkat ketujuh dunia soal akademis di kalangan pelajar migran. Posisi ini membuat Australia berada di belakang Singapura, Makau (China), Hong Kong (China), Kanada, Irlandia dan Estonia.

Hasil NAPLAN tahun lalu menunjukkan anak-anak yang dibesarkan dengan bahasa selain bahasa Inggris mengungguli penutur asli bahasa Inggris dalam ejaan di beberapa negara bagian.

Baca Juga:

Laporan OECD juga menunjukkan bagaimana kelompok migran tertentu tampil dengan baik di kelasnya.

Profesor Ken Cruickshank dari Sydney University, mengatakan saat kita bertanya-tanya mengapa orang-orang pindah ke Australia, seringkali alasannya adalah demi anak-anak mereka.

"Saya rasa ini adalah bagian dari menjadi seorang migran, menjadi kesemapatan untuk sukses di saat orang tuanya tidak mencapainya, dan kesuksesan menjadi penting bagi keluarga, dan kesuksesan bisa diraih dari pendidikan," ujarnya.

Kelompok migran tertentu lebih baik dari yang lain

Laporan OECD menemukan pencapaian akademis, kemampuan sosial dan emosional anak-anak migran tergantung pada negara asal mereka, serta di negara mana mereka menetap.

Misalnya, bagi keluarga yang berasal dari China, Australia menjadi salah satu tempat terbaik di dunia untuk menetap.

Dan meski anak-anak migran asal India mengungguli anak-anak kelahiran asli Australia, anak-anak asal India cenderung mencapai akademis yang lebih baik lagi jika mereka berimigrasi ke Inggris.

Anak-anak migran dari Afrika Selatan mencapai tingkat dasar kemampuan dalam pendidikan mereka lebih dari dua kali lipat di Australia daripada jika bersekolah di Selandia Baru.

Profesor Cruickshank mengatakan temuan laporan tersebut mencerminkan program migrasi Australia yang sangat selektif, serta pengajaran literasi yang sangat baik di sekolah-sekolah Australia bagi anak-anak yang bahasa ibunya adalah bukan Inggris.

"Penelitian tampaknya menunjukkan tidak peduli berapa usia mereka, tapi jumlah pendidikan dalam bahasa pertama yang diperhitungkan," katanya.

"Tapi yang disembunyikan dalam statistik secara keseluruhan adalah kenyataan bahwa murid-murid dari latar belakang pengungsi, mereka yang ketinggalan dalam mendapatkan pendidikan, mendapat nilai jauh lebih rendah daripada rata-rata."

Laporan OECD juga mengungkapkan penurunan kinerja akademis siswa Australia secara keseluruhan menurut standar dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka menemukan tingkat kemahiran dasar bagi pelajar Australia menurun antara kurun waktu 2006 dan 2015.

'Dapatkan pendidikan yang baik dan kerja keras'

Sekolah Dasar Katolik St Felix, di Bankstown, Sydney, mendidik sebagian besar anak-anak migran.

Meskipun 30 persen murid di tingkat taman kanak-kanak memiliki keterbatasan berbahasa Inggris, pada tahun ketiga mereka tampil di antara yang terbaik saat mengikuti tes NAPLAN.

Dua bersaudara, Mary Moussa dan Antoinette Hanna, memiliki lima anak yang sekolah di St Felix.

Mary Moussa dengan putrinya yang sekolah di SD Katolik St Felix.
Mary Moussa dengan putrinya yang sekolah di SD Katolik St Felix.

ABC News: Natasha Robinson

Orang tua mereka berasal dari Lebanon pada tahun 1970an saat terjadi perang saudara.

"Orang tua kami menceritakan semua yang mereka alami, masa-masa sulit," kata Mary.

"Mereka telah melihat semua yang terburuk. Dan saya kira ketika kita melihat hal yang paling buruk, kita sedikit lebih menghargai hidup."

"Dan itu membuat kita berupaya menuju kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik juga bagi anak-anak kita."

Antoinette mengatakan anak-anak di keluarganya mengerti bahwa pendidikan adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik.

"Saya berkata, 'Ingin punya kehidupan yang baik? Dapatkan pendidikan yang baik dan kerja keras'."

Laporan OECD, berjudul The Resilience of Students with an Immigrant Background: Factors that Shape Wellbeing, diterbitkan hari Selasa, 20 Maret 2018.

Simak artikelnya dalam bahasa Inggris disini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada