Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Unilever Desak Australia Tingkatkan Aksi Perangi Limbah Plastik

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Perusahaan multinasional, Unilever, salah satu perusahaan produk konsumen terbesar di dunia, mengatakan bahwa mereka merasa terkendala terkait dorongan untuk menggunakan kemasan yang lebih berkelanjutan.

unilever

Target pengelolaan limbah plastik Inggris pada 2025:

  • Menghilangkan kemasan plastik sekali pakai yang menimbulkan masalah atau tidak perlu melalui berbagai model desain ulang, inovasi, atau alternatif (penggunaan kembali)
  • 100 persen kemasan plastik dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang atau dibuat kompos
  • 70 persen kemasan plastik secara efektif didaur ulang atau dibuat kompos
  • 30 persen rata-rata konten daur ulang di semua kemasan plastik

Sementara Pemerintah berjanji akan menjadikan semua kemasan plastik dapat digunakan kembali, didaur ulang dan dapat dijadikan kompos pada tahun 2025, Unilever mendesak "koordinasi yang lebih kuat tentang bagaimana target itu dilaksanakan".

Baca Juga:

Pemerintah belum menetapkan sebuah target mengenai berapa banyak konten yang mereka inginkan terlihat dalam kemasan produk, sehingga Unilever mengatakan pihaknya telah "memimpin sejak awal", dengan menciptakan kembali kemasan produk mereka agar menggunakan plastik daur ulang.

Unilever baru-baru ini meluncurkan deterjen nabati yang diproduksi di pabrik yang berbasis di kawasan setempat dalam kemasan botol yang terbuat dari 25 persen plastik daur ulang. Unilever memperkirakan dalam satu tahun rata-rata penjualan produk tersebut akan setara dengan upaya pengurangan 7 juta kemasan plastik sekali pakai dari lingkungan.

Perusahaan ini sekarang berencana memperluas penggunaan plastik daur ulang ini ke merek-mereknya yang lain.

Baca Juga:

Tetapi perusahaan yang telah mengeluarkan modal untuk melakukan inovasi guna meningkatkan risiko keberlanjutan telah dikalahkan oleh pesaing lainnya yang menggunakan bahan asli yang lebih murah.

"Sampai pada tingkat apa pemerintah dapat membantu industri mengambil keputusan yang tepat dan memberikan insentif?" Direktur eksekutif Unilever Australia dan Selandia Baru, Clive Stiff mengatakan.

Tumpukan limbah kardus dan plastik
Tidak seperti Inggris, Australia tidak mewajibkan perusahaan untuk memenuhi target keberlanjutan.

ABC News: Matthew Roberts

Clive Stiff mengatakan akan "sangat baik" jika Australia memperkenalkan perjanjian serupa seperti Pakta Plastik Inggris, yang telah membuat beberapa perusahaan terbesar di dunia - termasuk Unilever - menjadi serangkaian target keberlanjutan.

"Itu akan mempercepat banyak hal," katanya.

"Sampai-sampai kesepakatan seperti itu bisa dipantau dan mengikat, jadi lebih baik."

Sebuah kesepakatan juga akan menghadirkan permintaan tertentu dan yang dapat diprediksi untuk plastik daur ulang pasca-konsumen, yang masih langka di Australia dan lebih mahal dari bahan alami, kata Clive Stiff.

Langkah mencapai target

Sementara itu Marcus Gover, Direktur Eksekutif LSM Program Aksi Limbah dan Sumberdaya (WRAP), yang berperan dalam mewujudkan perjanjian plastik Inggris, menyambut baik target kemasan plastik baru Australia, tetapi mengatakan hal itu hanya langkah pertama.

"Mencoba menyusun peta jalan tentang bagaimana mencapai target ini akan menjadi langkah selanjutnya yang baik," kata Gover saat berkunjung ke Sydney.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jika kemasan akan dapat didaur ulang dan Anda akan mendapatkan semua yang didaur ulang, lalu apa langkah selanjutnya untuk mencapai target ini?"

Menteri Lingkungan Hidup Josh Frydenberg mengatakan menetapkan target adalah langkah besar dengan sendirinya.

"Itu perubahan yang signifikan. Ini target yang ambisius dan kita bisa mencapainya lebih awal," katanya.

Josh Frydenberg mengatakan itu adalah "pesan bagi industri untuk menyesuaikan, untuk menempatkan proses baru, pedoman baru dan untuk mencapai tujuan itu pada 2025 atau sebelumnya."

Mendaur ulang 'memperlambat segalanya'

Unilever juga meminta pengaturan kebijakan yang tepat untuk diterapkan, dan beberapa standarisasi undang-undang dan peraturan pengelolaan limbah di tiga tingkat pemerintahan.

"Fasilitas daur ulang di seluruh Australia berada pada tahap kehidupan yang berbeda [mengenai] apa yang akan mereka terima dan apa yang tidak," kata Clive Stiff.

"Hal-hal tertentu dapat didaur ulang di beberapa dewan, tetapi tidak di negara bagian lain.

Pemilahan sampah daur ulang di pusat daur ulang limbah SMRC di Canning Vale
Fasilitas daur ulang di seluruh Australia memiliki tahapan yang berbeda.

ABC News: Kathryn Diss

Josh Frydenberg mengatakan Pemerintah berkomitmen untuk memperluas daur ulang domestik.

"Kami akan bekerja secara konstruktif dengan negara bagian dan teritori dan meningkatkan kapasitas daur ulang domestik kami," katanya.

Minggu ini, supermarket Woolworths melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Pesaingnya Coles akan mengikuti kebijakan ini minggu depan.

Kedua perusahaan ini juga telah berkomitmen untuk mengurangi jumlah kemasan plastik di toko mereka dan meningkatkan konten daur ulang di rak mereka.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada