Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Partai Demokrat Menangi Pemilu Sela AS

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Partai Demokrat di Amerika Serikat telah memanfaatkan gelombang ketidakpuasan terhadap Presiden Donald Trump untuk memenangkan mayoritas kursi di Kongres, di mana mereka akan berusaha untuk mengkritisi agenda Trump dan mengawasi pemerintahannya dengan ketat.

Tapi dua tahun setelah ia memenangi Gedung Putih, Trump dan rekan-rekan Republikannya berhasil mempertahankan mayoritas mereka di Senat AS pasca kampanye yang sangat memecah belah yang ditandai dengan bentrokan sengit mengenai ras, imigrasi dan masalah budaya lainnya.

Baca Juga:

Hanya sebulan lalu, Presiden Donald Trump berhasil mempersatukan mayoritas konservatif di Mahkamah Agung dengan memastikan calonnya Brett Kavanaugh, yang pencalonannya menuai perselisihan dan berujung dengan terbelahnya masyarakat AS atas tuduhan pelanggaran seksual terhadap rekannya sesama ahli hukum.

Pemilihan sela ini telah dilihat dan dijual oleh orang Amerika sebagai referendum nasional terhadap posisi Donald Trump sebagai Presiden, meskipun posisinya belum diperebutkan sampai pemilihan umum 2020.

Gretchen Whitmer dengan Garlin Gilchrist
Kandidat gubernur dari Partai Demokrat Gretchen Whitmer merayakan kemenangannya di pesta kemenangan pemilunya.

Reuters: Jeff Kowalskye

Baca Juga:

Tapi menurut hasil penghitungan terakhir, Partai Demokrat siap untuk mendapatkan lebih dari 30 kursi, yang sebelumnya dikuasai Partai Republik, yang diperlukan untuk merebut kursi mayoritas di Kongres.

Dalam dua dekade terakhir, hanya ada tiga siklus pemilu di mana satu partai mampu menguasai 24 kursi atau lebih.

Keberhasilan menguasai kursi Kongres oleh Partai Demokrat ini merupakan yang terbesar sejak 2010, ketika gelombang kemarahan kalangan konservatif terhadap Presiden Demokrat Barack Obama telah membuat Partai Republik berhasil mendapatkan 64 kursi.

"Terima kasih kepada Anda, besok akan menjadi hari baru di Amerika," kata pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi untuk menyemangati pendukung Demokrat di sebuah pesta kemenangan di Washington.

"Kami akan memiliki tanggung jawab untuk menemukan kepentingan bersama dan kami bisa, dan membela kepentingan kami ketika kami tidak bisa."

Dengan menguasai kursi mayoritas Kongres untuk pertama kalinya dalam delapan tahun, Demokrat akan memiliki kekuatan untuk menyelidiki pengembalian pajak Trump dan kemungkinan konflik kepentingan, dan menantang tawarannya ke Arab Saudi, Rusia, dan Korea Utara.

Demokrat juga dapat memaksa Trump untuk mengurangi ambisi legislatifnya, kemungkinan membatalkan janji-janjinya untuk mendanai pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko, meloloskan paket pemotongan pajak besar keduanya atau melaksanakan kebijakan garis kerasnya pada kebijakan perdagangan.

Penguasaan mayoritas kursi di Kongres oleh Demokrat ini juga cukup untuk meng-impeach atau memberhentikan Trump, jika ada cukup bukti bahwa ia menghalangi keadilan atau dalam kampanye tahun 2016 lalu ia ternyata berkolusi dengan Rusia.

Tetapi Kongres tidak dapat menyingkirkan Trump dari jabatannya tanpa dukungan dari mayoritas dua pertiga di Senat yang saat ini dikendalikan oleh Republik.

Di Senat, di mana Demokrat masih mampu mempertahankan kursi di 10 negara bagian yang dimenangkan Trump pada tahun 2016, Partai Republik juga berhasil menggulingkan empat calon Demokrat - Bill Nelson di Florida, Joe Donnelly di Indiana, Heidi Heitkamp di North Dakota dan Claire McCaskill di Missouri.

pendukung partai Demokrat di pemilu sela AS
Andrew Gillum mengakui kekalahannya dari kandidat partai republik Ron DeSantis setelah bersaing meraih suara ditengah kuatnya kontroversi ras di negara bagian ketiga terbesar di AS.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AP: Bob Self/The Florida Times-Union

Partai Republik telah memenangi kursi gubernur Florida di setiap pemilihan sejak 1998.

Namun, pemungutan suara yang paling penting di Florida adalah pengaktifan kembali hak pilih narapidana.

Negara bagian itu, tadinya, merupakan satu dari tiga negara bagian lainnya di AS di samping Kentucky dan Iowa yang memiliki larangan pemungutan suara terhadap para narapidana yang terbukti bersalah.

Dalam salah satu pemungutan suara yang paling penting dari pemilihan sela, warga Florida memilih untuk mengembalikan hak pilih untuk narapidana, memulihkan hak suara 1,5 juta warga yang akan mengubah politik negara bagian dan ambang elektoral untuk tahun-tahun mendatang.

Muncul masalah di beberapa TPS

kandidat senat dari Partai Demokrat Rashida Tlaib merayakan kemenangannya
kandidat senat dari Partai Demokrat Rashida Tlaib (tengah) diantara kandidat dari partai demokrat yang mencetak sejarah dengan terpilih di pemilu sela ini.

Reuters: Rebecca Cook

Menurut pengacara hak-hak AS, Pemilu sela di Amerika Serikat ini sempat diwarnai masalah dengan mesin pemungutan suara yang membuat sejumlah warga Amerika tidak bisa memberikan surat suara mereka di belasan negara bagian, menyusul keluhan tentang masalah pendaftaran, peralatan yang salah dan intimidasi yang mereka terima selama pemilihan sela ini.

Namun seorang pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan laporan kegagalan teknologi suara yang muncul sejauh ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan warga untuk memilih.

Sementara itu besarnya partisipasi pemilih dalam pemilihan sela ini juga turut menjadi sorotan. Dimana biasanya partisipasi pemilih nasional akan jauh lebih rendah ketika posisi Gedung Putih tidak dipertaruhkan. Oleh karena itu sejumlah pakar menilai tingkat partisipasi warga dalam pemilu sela ini bisa menjadi yang tertinggi dalam 50 tahun terakhir.

Sekitar 40 juta suara awal kemungkinan telah masuk, kata Michael McDonald, seorang profesor Universitas Florida yang mengamati perolehan suara dalam pemilu sela ini.

Dalam pemilihan kongres terakhir pada tahun 2014, tercatat hanya ada 27,5 juta suara awal.

"Saya telah bekerja di pemilihan ini pada tiga pemilihan terakhir dan ini adalah jumlah terbesar yang pernah ada," kata Bev Heidgerken, 67, seorang relawan di sebuah tempat pemungutan suara di Davenport, Iowa.

"Kami biasanya memperkirakan hanya ada 200 pemilih sepanjang hari tetapi pada jam 9 ini saja sudah ada 69 warga yang memberikan suara."

ABC/Reuters

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada