Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

China Larang Lebih Dari 6000 Lagu Karaoke Terkait Hak Cipta

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Pemerintah China telah melarang lebih dari 6.000 lagu karaoke, menyebabkan kegemparan di media sosial di kalangan penggemar karaoke di negara itu.

Poin Utama Karaoke

Poin utama:

• Asosiasi hak cipta mengatakan bahwa larangan tersebut akan membantu mempromosikan lebih banyak "video musik yang sah"

Baca Juga:

• Sebanyak 30.000-50.000 lagu ditawarkan di tempat-tempat karaoke di seluruh China

• Beberapa pecinta karaoke di media sosial mengatakan langkah itu adalah bagian dari meningkatnya sensor China

Bisnis karaoke KTV diperintahkan oleh Asosiasi Hak Cipta Audio-Video China (CAVCA) yang disponsori pemerintah untuk menghapus lagu-lagu tersebut pada 31 Oktober, dalam sebuah langkah yang diklaim badan tersebut sebagai tindakan keras terhadap pelanggaran hak cipta.

Baca Juga:

Sebanyak 6.609 lagu terdaftar yang dilarang mencakup banyak judul dari artis populer Hong Kong dan Taiwan seperti Eason Chan, GEM dan A-Mei.

Banyak dari lagu-lagu yang terdaftar awalnya berasal dari tahun 1990-an dan awal 2000-an, dan merupakan versi gubahan atau alternatif yang CAVCA anggap melanggar undang-undang hak cipta.

Menurut pernyataan dari CAVCA - yang mengelola konten audio-visual di China dengan persetujuan Administrasi Hak Cipta Nasional China (NCAC) - badan tersebut telah menangani ribuan kasus dugaan pelanggaran hak cipta untuk bisnis yang terdaftar sebagai tempat karaoke tahun lalu.

External Link: Listen closely to sea by Tawainese artist A-Mei is one of the songs banned

Badan tersebut mengatakan larangan itu dibuat "untuk mengurangi risiko hukum dari tempat-tempat yang dilisensikan oleh asosiasi kami, dan mempromosikan penyebaran luas video musik yang sah di tempat-tempat karaoke".

Pernyataan itu menambahkan bahwa jika sebuah tempat karaoke terus menyediakan lagu terlarang, pemilik "akan menanggung konsekuensi hukum dari keputusan mereka sendiri" jika pemegang hak cipta memutuskan untuk melakukan tindakan.

Namun, sementara CAVCA mengklaim bahwa larangan tersebut semata-mata tentang pelanggaran hak cipta, beberapa artis yang terdaftar memegang hak cipta atas karya mereka, memicu pengguna media sosial untuk menyimpulkan bahwa beberapa lagu mungkin telah menjadi korban dari perluasan sensor Beijing.

Seorang pengguna Weibo mempertanyakan apakah CAVCA adalah "asosiasi musik atau mafia", sementara yang lain menyatakan bahwa di masa depan pecinta karaoke hanya akan dapat menyanyikan lagu-lagu patriotik seperti Love my China (mencintai China-ku) atau Forever follow the Party (Selamanya setia kepada Partai).

Ungkapan kekesalan

Klub KTV sangat populer di antara seluruh kalangan usia di China.
Klub KTV sangat populer di antara seluruh kalangan usia di China.

Reuters: Nir Elias

KTV sangat populer di China dan, menurut harian South China Morning Post, sebagian besar penyedia jasa itu menawarkan antara 30.000 hingga 50.000 lagu.

Akibatnya, melarang sejumlah besar lagu populer dari tempat-tempat KTV menimbulkan reaksi keras di media sosial Tiongkok dari penggemar karaoke, dengan lebih dari 360 juta orang membaca ceritanya di Sina Weibo.

Pengguna lain, terkejut dengan hilangnya lagu 90-an dan 2000-an, mengatakan larangan itu berarti "Generasi Y sekarang tak bisa pergi ke KTV".

Klub KTV adalah salah satu hiburan malam yang paling populer untuk kaum muda China.
Klub KTV adalah salah satu hiburan malam yang paling populer untuk kaum muda China.

Reuters: Nir Elias

Yang lain bercanda bahwa mereka akan terus menyanyikan lagu-lagu favorit mereka, bahkan tanpa lagu pendukung.

"Lebih dari 6.000 lagu dilarang dari KTV, karena itu saya akan menyanyi secara acapella di tempat-tempat KTV di masa mendatang," kata pengguna Weibo, Laogaodianshangquanzi.

Namun di antara mereka yang terkejut, ada beberapa yang melihat langkah itu sebagai langkah penting dalam meningkatkan perlindungan hak cipta di China.

Satu pengguna mengatakan langkah itu tidak dirancang untuk menyerang konsumen, seraya menunjukkan bahwa "hal itu jelas menargetkan industri KTV" dan bahwa "jika Anda tak bisa menyanyikan lagu-lagu itu di KTV, Anda masih bisa menyanyikannya di rumah, itu lebih murah".

Reputasi China

CAVCA sebelumnya memiliki masalah dengan penyensoran - langkah pertamanya setelah didirikan pada 2006 adalah memperketat industri karaoke dengan menghapus lagu yang dianggap "tidak sehat" atau kontroversial dari daftar putar yang diizinkan.

Salah satu artis yang dilarang, A-Mei - yang sering disebut sebagai "Madonna dari Taiwan" - sebelumnya menghadapi penyensoran pada tahun 2000 ketika ia dilarang tampil di China setelah menyanyikan lagu kebangsaan Taiwan pada upacara pelantikan Presiden Chen Shui- bian.

China, yang telah memiliki reputasi sebagai tempat berlindung bagi pembajakan konten karena undang-undang yang longgar dan usang, telah semakin berupaya untuk memperketat pembatasan hak ciptanya.

Ada 14 kampanye pemerintah untuk memerangi pembajakan sejak tahun 2005, menurut harian South China Morning Post.

Langkah terbaru ini muncul setelah pelarangan konten daring bajakan bulan lalu, dengan kampanye pemerintah terbaru menyebut bahwa Internet Sword 2018 dirancang untuk fokus pada 3.000 situs yang diyakini melanggar undang-undang hak cipta.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada