Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Ratusan Wanita Jatuh Cinta Padanya, Tapi Pria Ini Ingin Menghentikannya

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Orangnya memang tampan. Karir militernya juga sudah teruji. Dialah Kolonel (purn) Bryan Denny, yang foto-fotonya sudah ribuan kali disalahgunakan oleh penipu di akun medsos palsu.

Kepada ABC, dia mengaku sampai saat ini masih dihubungi oleh wanita dari berbagai negara yang jatuh cinta padanya. Bahkan, katanya, tak sedikit dari wanita itu mengaku telah "mengirimkan" duit untuknya.

Baca Juga:

"Mereka ingin mengkonfirmasi bahwa saya benar pria yang berhubungan dengan mereka dan telah dikirimi uang," kata Kolonel Bryan Denny kepada Program Four Corners ABC.

Wanita-wanita itu, kata Bryan, telah melakukan mengorbankan segalanya, termasuk uang mereka.

"Kini mereka sadar semua itu tidak benar, semuanya palsu," ujarnya.

Baca Juga:

Bryan sendiri sudah menikah dan hidup bahagia dengan keluarganya di negara bagian Virginia, AS. Dia tidak menduga akan menjadi sosok yang disalahgunakan dalam penipuan online.

Foto-fotonya dicuri dan disalahgunakan ribuan kali sebagai foto profil Facebook, Instagram dan situs kencan online.

Bryan Denny
Foto Bryan Denny dalam seragam tentara banyak disalahgunakan penipu online.

Supplied

"Bagaimana Anda menghentikannya? Apa yang Anda lakukan?" katanya.

"Selama dua tahun terakhir, saya telah melaporkan lebih dari 3.000 akun ke Facebook yang menggunakan foto-foto saya untuk menipu para wanita itu," ujarnya.

Situasi ini sangat merepotkan keluarganya. Pasalnya, anak dan istrinya pun turut terdampak.

Salah seorang wanita Australia bernama Chyrel Muzic, mengaku tergoda setelah melihat akun yang menggunakan foto Bryan Denny.

Chyrel mengaku dalam dua tahun berhubungan dengan "Bryan", dia telah mengiriminkan duit sebanyak Rp 400 juta.

Uang tersebut, katanya, merupakan pinjaman dari kartu kredit serta pinjaman pribadi.

"Saya baru tahu sekitar tiga minggu lalu bahwa dia ternyata orang Nigeria berusia 29 tahun," kata Chyrel.

Video Player failed to load. Bryan Denny meets scam victim Chyrel Muzic
Bryan Denny meets scam victim Chyrel Muzic

Play

Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume.

Bryan Denny meets scam victim Chyrel Muzic ( ABC News )

ABC menyaksikan Kolonel Bryan yang sebenarnya dan Chyrel berhubungan untuk pertama kalinya melalui fasilitas telepon internet Skype.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keduanya sepakat melakukan itu karena sama-sama sebagai korban.

"Saya ingin bertemu dan sampaikan turut menyesal karena hal ini terjadi padamu dan kau dimanfaatkan," kata Kolonel Bryan kepada Chyrel.

Wanita asal Queensland itu mengaku masih belum percaya bahwa dirinya telah mencintai sosok pria palsu.

"Saya sangat cinta padanya. Sangat terpesona. Saya belum pernah mencintai orang seperti cintaku padaku. Kupikir semua mimpiku menjadi kenyataan," ujarnya.

Kolonel Bryan Denny bertekad mengungkap semua penipu yang menggunakan identitasnya.

Dia bergabung dengan grup online Advocate Against Romance Scams, dan mendesak Facebook untuk menutup seluruh akun penipu.

External Link: Meet the scammers breaking hearts and stealing billions

Dia bahkan mendesak Senat AS untuk memaksa Facebook agar mengawasi para penipu tersebut.

Kolonel Bryan mengaku marah dan frustasi karena seakan-akan dia yang harus menegakkan aturan yang ditetapkan oleh Facebook.

Dia mencoba menelisik berbagai grup di Facebook yang digunakan para penipu untuk memperdagangkan keterampilan, identitas palsu, dan taktik penipuan mereka.

Para penipu bahkan mengiklankan keterampilan mengolah foto untuk membuat identitas.

Dalam grup-grup di layanan pesan Facebook, WhatsApp, para penipu itu memperdagangkan rekening bank untuk mencuci uang hasil kejahatan.

Ketika Facebook menutup grup seperti itu, para penipu dengan segera membuat grup baru yang dengan cepat mendapatkan banyak anggota.

"Mereka menawarkan profil Facebook untuk dijual, menawarkan foto-foto tentara, menawarkan cerita pendukung. Jadi semuanya ada di sana. Di depan mata, tidak disembunyikan," kata Kolonel Bryan Denny.

Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada