Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

‘Kami Bukan Bangsa Monyet’, Massa Papua Protes Insiden Jatim di Melbourne

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Menanggapi aksi rasisme yang terjadi di Jawa Timur (Jawa Timur) akhir pekan lalu, sekelompok massa asal Papua berunjuk rasa di depan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Melbourne, Australia (23/8/2019). Dalam aksinya, mereka juga meneriakkan pesan 'Papua Merdeka'.

"Kami bukan bangsa monyet, kami orang Papua"

Baca Juga:

"Papua...merdeka! merdeka!"

"Indonesia...lawan!"

"Referendum... yes!. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)... no!."

Baca Juga:

Itulah nyanyian dan pekikan yang diteriakkan kelompok massa Papua yang berjumlah sekitar 20 orang di depan KJRI Melbourne.

Sejak pukul 11 pagi waktu setempat, mereka menggelar aksi protes terhadap tindakan rasisme di Jatim yang terjadi akhir pekan lalu dan menimbulkan kerusuhan di beberapa kota Papua.

Dalam laman Facebook-nya, kelompok radio 'The Voice of West Papua' mengunggah video unjuk rasa berdurasi sekitar 1,5 jam tersebut.

Sepanjang aksi, massa mengibarkan bendera bintang kejora dan menggelar sejumlah poster, yang salah satunya bertuliskan 'Tolak militer!'.

Mereka menyebut aksi ini sebagai protes solidaritas.

ABC telah menghubungi kelompok unjuk rasa namun hingga berita ini diturunkan belum menerima tanggapan.

Menurut keterangan KJRI Melbourne, aksi ini adalah unjuk rasa kedua dalam pekan ini. Protes pertama digelar kelompok yang sama pada tanggal 20 Agustus lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Melbourne sendiri kan termasuk, sebagian besar dari 43 pencari suaka (asal Papua yang hijrah ke Australia tahun 2006) tinggalnya di Melbourne."

"Jadi boleh dibilang mereka cukup aktif untuk menyuarakan aksi-aksi yang berhubungan dengan Papua merdeka," jelas Albert Adi, Koordinator Fungsi Pendidikan Sosial dan Budaya di KJRI Melbourne kepada ABC (23/8/2019).

"Tapi di sini itu diperlakukan sebagai area publik," sebut Albert.

"Kita lebih meminta pihak keamanan untuk menjaga kalau seandainya mereka melakukan aksi yang sifatnya merusak atau trespassing itu biasanya akan terjadi masalah."

Atas rekomendasi pihak keamanan di Australia pula, klaim Albert, KJRI Melbourne tidak melakukan kontak dengan para pengunjuk rasa.

Albert juga mengatakan, selama ini, perwakilan Indonesia di Melbourne tidak pernah melayani bentuk komunikasi apapun dengan kelompok yang menyuarakan kemerdekaan Papua.

"Kita ikut kebijakan di pusat bahwa NKRI itu bagian dari integral dan Papua juga sudah final."

"Jadi upaya-upaya yang sifatnya berusaha untuk menyuarakan itu otomatis tidak kami layani."

Simak informasi studi, bekerja, dan tinggal di Australia hanya di ABC Indonesia dan bergabunglah dengan komunitas kami di Facebook.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada