Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Unjuk Rasa di Wamena Papua Rusuh Tapi Polisi Bantah Aksi Rasisme Guru

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Unjuk rasa yang berakhir dengan peristiwa pembakaran terjadi di Wamena, Papua, hari Senin (23/9/2019). Aksi ini berawal dari protes para pelajar terhadap rasisme seorang guru sekolah menengah atas (SMA) di sana kepada muridnya di kelas.

Menurut keterangan Pastor Santon Tekege di Wamena kepada ABC, sikap rasisme guru yang disebutnya bernama Riri itu dipicu dari sesi tanya jawab di kelas.

Baca Juga:

"Sewaktu mereka anak-anak dalam kelas, ibu guru mengajar dan kasih pertanyaan".

"Tapi anak-anak siswa tidak jawab pertanyaan ibu guru."

"Dan ibu Riri langsung bilang, monyet kamu kamu semua," ujar sang pastor melalui pesan teks.

Baca Juga:

Ia mengatakan aksi rasisme itu sendiri terjadi pada 21 September 2019 namun para pelajar baru berunjuk rasa pada hari Senin 23 September 2019.

"Para siswa demo damai di kantor Bupati Jayawijaya. Mereka minta pertanggungjawaban ujaran Rasisme ibu Guru itu," sebut Pastor Santon kepada ABC.

Dari kantor Bupati itulah, katanya, aparat keamanan Indonesia mengeluarkan gas air mata dan menembak para pelajar di halaman kantor Bupati.

Pastor Santon bahkan menyebut beberapa siswa mengalami luka tembak dari Aparat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Makanya para pelajar bakar beberapa kantor dan kios dan ruko. Termasuk kantor bupati Jayawijaya," jelasnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia (Karopenmas Polri), Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan adanya aksi pembakaran tersebut.

Kepada wartawan ia mengatakan ada beberapa kantor dinas dan ruko yang ikut dibakar. Aparat di Wamena, ujar Dedi, hingga saat ini masih berusaha memgendalikan situasi di sana.

"Saya juga sudah menghubungi Kapolres Wamena, masih kendalikan massa bersama para tokoh-tokoh masyarakat."

"Semoga seger tuntas dan kembali kondusif."

Namun ia membantah klaim penembakan oleh aparat seperti yang ditudingkan Pastor Santon.

Dedi mengatakan polisi tidak pernah menembaki pelajar dan menyebut massa pelajar sudah disusupi anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kelompok yang dibela pengacara hak asasi manusia Veronica Koman.

Polisi pun menyebut bahwa pemberitaan atau informasi mengenai adanya aksi rasisme seorang guru SMA PGRI terhadap muridnya itu berita bohong.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada