Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Raja Pane Wartawan Indonesia Yang 40 Tahun Bersahabat Erat Dengan Iwan Fals

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Bagaimana anda membina persahabatan apalagi bila sahabat anda itu salah satu pemusik legendaris di Indonesia seperti Iwan Fals.

Itulah yang dialami oleh Raja Pane yang sudah bersahabat dengan Iwan selama 40 tahun sejak pertama kali bertemu di bangku kuliah di tahun 1980.

Baca Juga:

Raja yang adalah wartawan senior di Jakarta sekarang menuliskan cerita persahabatan mereka di Facebook dan seri terakhir, dengan judul Persahabatan 40 Tahun sebanyak 20 tulisan ditulis hari Jumat (22/5/2020), dengan judul "Surat Terbuka Untuk Iwan Fals."

Serial tulisan Raja Pane yang pernah bekerja di harian Terbit, dan Media Olahraga Go tersebut mendapat banyak sambutan dari mereka yang mengenal Iwan Fals.

"Surat ini sengaja saya tulis terbuka kepada sahabat saya Iwan Fals untuk saling mengingatkan."

Baca Juga:

"Karena selama kita bersahabat, kita sering berdiskusi, berdebat, malah kadang ngotot-ngototan. Semua yang kita lakukan itu, demi prinsip kita agar tetap saling menjaga, saling menghargai, dan juga saling respek." tulis Raja Pane.

"Dalam belantika musik, banyak penyanyi yang mencoba meniru gaya Iwan maupun dalam penulisan syair. Tapi, mereka tetaplah imitasi."

"Karena Iwan memamg memiliki karakter yang sulit ditiru oleh siapa pun. Iwan memiliki ciri khas. Saya pernah sampaikan sama Iwan, bahwa ia memang sengaja dilahirkan di Indonesia untuk mengeritik penguasa dan pejabat, terutama di zaman Orba."

"Jadi, ke depan, Iwan jangan sampai berubah. Iwan harus mempertahakan independennya sebagai penyanyi, bukan partisan."

"Iwan kita harapkan harus menjadi anjing yang terus menggonggong. Bila perlu jangan hanya seperti anjing kampung.

"Tapi, jadilah seperti anjing herder yang penciumannya sangat tajam. Sehingga menimbulkan efek jera bagi mereka yang digonggong Iwan." tulis Raja lagi.

Kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya, Raja Pane mengatakan bahwa dia tidak pernah menduga pertemanan mereka akan langgeng selama ini.

"Saya tidak pernah bayangkan bisa bersahabat sama dia sampai 40 tahun. Karena beda profesi. Dia pemusik dan saya wartawan."

"Tapi komunikasi dan saling butuh informasi kami jadi terus berkomukasi dan bersahabat."

"Langgengnya persabatan kami karena kami sama-sama tidak ada pamrih. Apa adanya. Tidak ada jarak."

"Sama-sama senang musik dan saling menghargai. Saya juga sangat bicara blak-blakan sama dia. Kalau benar saya bilang benar. Kalau salah ya salah." kata Raja Pane.

Awal persahabatan Raja Pane dengan Virgiawan Listanto

Raja Pane ketika tampil bersama Iwan Fals di tahun 2015.
Raja Pane ketika tampil bersama Iwan Fals di tahun 2015.

Foto: Supplied

Perkenalan pertama Raja Pane dengan Iwan Fals terjadi di tahun 1980 ketika mereka sama-sama masuk ke Sekolah Tinggi Publisitik (STP), Jakarta.

Di dalam salah satu kelas, Raja bertemu Iwan yang memiliki nama asli Virgiawan Listanto tersebut.

Pada awalnya Raja tidak mengenal sosok penyanyi Iwan Fals saat pertama kali bertemu.

"Kalau penyanyi solonya: Edi Silitonga dengan lagu Biarlah Sendiri dan Jatuh Cinta serta Bob Tutupoli dngn Widurinya." tulis Raja.

Pertemuan dengan Iwan menurut Raja kemudian semakin sering ketika setiap kelas angkatan 80 STP harus mempersiapkan vokal grup untuk acara Inagurasi di Gedung Auditorum RRI Jakarta, dekat Monas.

Mereka akrab, karena ketika itu yang bermain gitar bagus hanya Raja dan Iwan Fals dalam kelompok vokal grup mereka.

Raja Pane juga merupakan salah seorang yang pertama kali mendengrkan lagu-lagu ciptaan Iwan Fals sebelum dia masuk ke dapur rekaman.

"Suatu hari setelah selesai kuliah, Iwan menghampiri saya. Dia kasih ke saya Walk Man (tip kecil) dengn dua buah pengeras suara yg ditempel di kuping.

"Ternyata yang saya dengar itu adalah dummy atau contoh lagu Album Sarjana Muda. Di dalamnya juga ada lagu Guru Oemar Bakrie, Bung Hatta, Doa Pengobral Dosa, Bangunlah Putra Putri Pertiwi dan Ambulans Zig Zag serta lagu cinta sangat romantis Yang Terlupakan. "
"Ada l0 lagu yang disodorkan Iwan dalam dummy itu."

"Saya menyimak satu demi satu lagu tersebut. Luar biasa dalam hati saya. Karena semua lagu dan syairnya berbeda dengan lagu-lagu yang hits saat itu."

Juga menjadi sahabat di saat sedih dan duka

Bersahabat dengan seseorang akan menjadi langgeng ketika kita juga terlibat ketika teman atau sahabat kita dalam keadaan sedih atau berduka.

Demikian juga yang dialami oleh Raja Pane dengan Iwan Fals, salah satunya adalah peristiwa ketika putra keluarga Iwan Fals Galang Rambu Anarki meninggal.

"Semula saya sangat berat untuk menulis catatan ini. Apalagi, ada sahabat saya yang mengatakan sebaiknya tidak. Takut tidak enak kepada keluarga Virgiawan Listanto."

"Tapi hati saya tetap ingin menyusun catatan ini karena saya tidak akan mengulas dan membahas penyebab kepergian Galang Rambu Anarki. Tapi saya hanya menuliskan dari sisi sahabat saya, Virgiawan Listanto." tulis Raja Pane dalam seri keenam.

Subuh 25 April 1997, telepon berdering di rumah saya. Semula saya enggan mengangkatnya. Tapi, karena dua kali berdering, telepon rumah itu akhirnya saya angkat.

Pertama kali kalimat yang saya ucapkan adalah, "Hallo, ini dari siapa? Dari ujung telepon menjawab," Ini Leo Raja." Ada apa Leo?" Tanya saya.

"Galang meninggal," ujar Leo dengan nama lengkap Leoji Listanto, adik Iwan Fals mengabarkan.

Raja Pane kemudian bergegas ke rumah Iwan di Bintaro Jaya ketika itu.

"Saya pun menyalami Iwan dan mengucapkan turut berduka cita." tulis Raja lagi.

Setelah meninggalnya Galang, Raja Pane mengatakan hari demi hari dan bulan demi bulan sangat berat dilalui Iwan.

"Bahkan, Iwan tdak mau memegang gitar. Praktis ia vakum bermusik. Saya pun sering datang ke rumahnya untuk memberikan support kepada sahabat saya yang dilanda kemalangan ini."

Raja Pane yang ketika itu bekerja di Tabloid Olahraga GO kemudian sempat mengajak Iwan Fals untuk berlatih sepakbola, salah satu olahraga kesukaannya.

Dan kemudian perlahan, bisa mengembalikan Iwan Fals ke kehidupan semula lagi.

Konser Iwan Fals tanpa penonton

Raja Pane bersama Iwan Fals di rumah Iwan semasa pandemi corona di tahun 2020.
Raja Pane bersama Iwan Fals di rumah Iwan semasa pandemi corona di tahun 2020.

Foto: Supplied

Iwan Fals tentu saja sudah lama dikenal dengan lagu-lagu bernada protes, seringkali terhadap pemerintah saat itu.

Oleh karena itu Iwan Fals pernah beberapa kali dicekal sehingga tidak bisa manggung untuk menyanyikan lagu-lagunya.

"Suatu saat, Iwan mengeluh soal kondisi dia yang sulit mendapatkan izin pertunjukan. Ia mengeluh karena sudah lama ia tidak manggung sejak diinterogasi di Pekan Baru karena dituduh menyingung kepala negara." tulis Raja.

"Di rumah Iwan, kami ngobrol soal keadaan negara (Orde Baru) yang saat itu belum memberikan izin pertunjukan Iwan."

Berikut apa yang ditulis Raja Pane mengenai konser tanpa penonton tersebut.

"Dengan membawa sebuah gitar akustik, kami meninggalkan Condet dengan mobil putih Daihatsu Zebra.

Ketika melintas di jalan Thamrin, saya punya ide. Ide itu saya sampaikan agar Iwan Fals konser.

""Konser? Gila lho Raja. Konser di mana," kata Iwan bertanya. Saya jawab," Kata lho, gak bisa konser karena gak dapat izin. Ini konser tanpa izin dari pihak keamanan."

Iwan pun rada gak percaya ide saya itu. "Wan, kita konser di Stadion Utama Senayan (sekarang disebut di Stadion Gelora Bung Karno), " ujar saya menjelaskan.

Akhirnya, kami masuk Stadion Utama Senayan. Persis di depan Kantor PSSI, ada sebuah kursi panjang yang tingginya 50 Cm yang sudah rapi di semen. Biasanya, wartawan peliput sepakbola sering berkumpul di situ untuk mencari berita.

"Wan, itu panggungnya. Lho berdiri di atas kursi panjang dan konsernya dimulai," ujar saya.

Iwan pun memegang gitar dan berdiri di atas kursi panjang. Lalu bernyanyi sekuat-kuatnyaa. Hampir 15 lagu dilalap sama Iwan dalam konser tanpa penonton itu.

Tidak ada yang terusik dan tidak ada yang terganggu dengan suara jantan dan lantang Iwan. Gimana mau terganggu, saat itu sekitar pukul 02.30 dini hari.

Iwan merasa puas, konser ditutup dengan lagu Oemar Bakrie. Gitar pun saya ambil dari Iwan -- bajunya basah karena berkeringat-- dan memasukkanya ke mobil. Maklum, Iwan nyanyi 15 lagu nonstop.

"Puas kan Wan. Konser tak selamanya harus ada izin dari aparat keamanan, " ujar saya. Iwan pun senyum puas karena keinginannya untuk konser bisa terlaksana meski tanpa penonton." demikian tulis Raja Pane mengenai pengalaman unik tersebut.

Panggilannya dirumah adalah Tanto bukan Iwan

Banyak lagi yang diceritakan oleh Raja Pane mengenai pertemanannya dengan Iwan Fals, termasuk proses Iwan menciptakan lagu Ibu.

Di rumah, ibu Iwan Lies Suudijah memanggil anaknya dengan panggilan Mas Tanto, bukan Iwan.
""Ibu buat saya adalah Tuhan yang kelihatan," ujar Iwan saat mengenang ketika ia menulis lagu Ibu, seperti diceritakan oleh Raja Pane.

Di bagian lain, Raja Pane juga menjelaskan bagaimana proses lagu Kemesraan yang kemudian meledak ketika dinanyikan Iwan Fals lagu yang bernada sangat berbeda dengan lagu-lagu bernada protes dari Iwan sebelumnya.

Lagu terebut, menurut Raja Pane adalah ciptaan penyanyi lagu balada Franky Sahilatua, dan semula dinyanyikan oleh seorang penyanyi perempuan.

Di studio rekaman Musika ketika itu di Jakarta dimana Franky dan Iwan sama-sama bergabung, lagu Kemesraan itu sudah "jadi" sekitar tujuh puluh persen tapi, penyanyi perempuan itu merasa kurang sreg membawakannya, sehingga penyelesaiannya tertunda-tunda.

Suatu ketika, Iwan Fals mendengar lagu itu di Musika. Iwan pun bertanya kepada salah seorang operator Musika. "Ini lagu bagus, siapa yang punya," kata Iwan. Sioperator bilang," Mas Franky. Tapi, lagu itu terbengkalai," ujar operator.
Iwan akhirnya tertarik dengan lagu kemesraan itu. Dalam pikiran Iwan saat itu, ia ingin menyanyikan sebuah lagu tentang keluarga.

Kebetulan, lagu Kemesraan bercerita tentang suatu keluarga yang ingin kemesraannya jangan cepat berlalu alias abadi.
Di tangan Iwan Fals lagu tersebut kemudian menjadi sukses besar dan sampai sekarang sering dinyanyikan sebagai lagu untuk mengakhiri acara perpisahan dan kegiatan keramaian lain.

Iwan Fals bersama teman-teman semasa kuliah dulu di STP Jakarta termasuk Raja Pane (dua dari kanan).
Iwan Fals bersama teman-teman semasa kuliah dulu di STP Jakarta termasuk Raja Pane (dua dari kanan).

Foto: Supplied

"Iwan harus gelisah, harus terus menjadi alat pengontrol"

Dalam seri terakhirnya yang ke-20, Raja Pane yang menulis surat terbuka untuk Iwan Fals melihat sosoknya sebagai artis yang bisa menyuarakan harapan banyak orang lewat lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikannya di masa lalu.

"Melalui surat ini, saya juga berharap bahwa Iwan jangan hidup terlalu mapan. Iwan harus gelisah. Iwan harus terus menjadi salah satu alat pengontrol negara (baca penguasa)."

"Oleh karena itu, Iwan kita harapkan tetap dalam jalurnya sebagai pengontrol penguasa. Sudah banyak contoh di negeri ini yang luntur integritasnya karena tidak tahan dengan segala godaan.

"Tokoh atau budayawan dan intelektual itu akhinrya kehilangan taring. Ujung-ujungnya 'berdamai' dan takut bersuara alias melempen." demikian tulis Raja Pane mengenai sahabatnya Iwan Fals.

Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada