Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Seorang Perempuan Australia Pertimbangkan Gugat Bandara Qatar Karena Diperiksa Tubuhnya

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Seorang perempuan Australia yang disuruh telanjang dan diperiksa seluruh tubuhnya di Bandara Doha (Qatar) sebelum terbang ke Sydney awal Oktober mengatakan sedang mempertimbangkan akan mengajukan gugatan hukum. Pemeriksaan itu dilakukan setelah penemuan bayi prematur di salah satu kamar mandi bandara.

Insiden pemeriksaan di Qatar

  • Menlu Australia Marise Payne mengatakan belum pernah mendengar insiden seperti ini sebelumnya
  • Insiden ini terjadi tanggal 2 Oktober namun baru diketahui umum hari Minggu
  • Bayi yang lahir selamat dan sekarang mendapat perawatan

Dua penumpang perempuan pesawat Qatar Airways QR908 mengatakan kepada ABC mengatakan mereka tidak tahu apa yang terjadi ketika seluruh penumpang perempuan dminta turun setelah adanya penundaan selama 3 jam tanggal 2 Oktober lalu.

Baca Juga:

Dua perempuan tersebut yang tidak mau disebut namanya tidak saling mengenal sebelum mereka naik pesawat.

Mereka sedianya akan meninggalkan Bandara Internasional Hamad (HIA) jam 20:30 malam, namun penerbangan ditunda selama tiga jam setelah adanya bayi yang lahir prematur ditemukan di kamar mandi bandara.

Menurut mereka, penemuan bayi ini tidak dijelaskan kepada penumpang sebelum mereka diperiksa.

Baca Juga:

Dua penumpang ini kemudian bersama yang lain disuruh turun dari pesawat dan dibawa dengan dua ambulans yang sudah menunggu.

"Tidak seorang pun berbahasa Inggris dan tidak ada yang menjelaskan apa yang terjadi. Menakutkan sekali," kata salah seorang penumpang perempuan tersebut.

"Semua kami 13 orang dan kami disuruh turun. Seorang ibu di dekat saya meninggalkan anaknya yang sedang tidur di dalam pesawat."

"Ada seorang nenek yang penglihatannya sudah tidak bagus dan dia disuruh turun juga. Saya yakin dia juga diperiksa," katanya.

Walau mengatakan dia menghormati hukum dan budaya Qatar, penumpang tersebut mengatakan sedang mempertimbangkan gugatan hukum.

"Bila 12 perempuan lain melakukan class action, saya pasti akan menjadi bagian juga," katanya.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan insiden yang disebutnya 'tidak layak, menjijikan ini' sekarang sudah dilaporkan ke Polisi Federal Australia (AFP).

Seorang perempuan lainya mengatakan dia bersama rombongan enam perempuan, yang merasa panik ketika menyadari bahwa mereka dibawa ke luar bandara.

"Ketika sampai di sana, ada seorang perawat mengenakan masker dan pihak berwenang menutup pintu ambulans dan menguncinya," katanya.

"Mereka tidak menjelaskan apapun. Perawat itu memerintahkan saya untuk menurunkan celana dan bahwa vagina saya mesti diperiksa."'

"Saya mengatakan tidak mau, dan dia tidak menjelaskan alasannya. Dia hanya berulang kali mengatakan kami harus melihatnya, kami harus melihatnya."

Penumpang tersebut mengatakan dia berusa keluar dari ambulan dan pihak berwenang membuka pintu.

"Saya melompat dan berlari ke arah rombongan kami. Kami tidak bisa kemanan-mana," katanya.

Perempuan tersebut mengatakan akhirnya dia membuka seluruh pakaiannya, dan diperiksa dan diraba-raba oleh perawat perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya panik. Semua orang terlihat pucat dan ketakutan," katanya.

"Saya sangat takut ketika itu, dan tidak tahu apa kemungkinan yang akan terjadi."

A Qatar Airways Airbus A350-900 on the tarmac on a lightly cloudy day.
Penumpang perempuan diperiksa dalam rute dari Qatar ke Australia.

Supplied: Qatar Airways

"Tindakan yang tidak bisa diterima"

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne yang juga adalah Menteri Urusan Perempuan mengatakan dia berharap akan mendapat laporan mengenai insiden dari pemerintah Qatar minggu ini.

"Ini bukan sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya dalam hidup saya, dalam konteks apapun," katanya.

"Kami sudah menyampaikan dengan jelas pendapat kami kepada pemeerintah Qatar."

Senator Payne juga mengatakan masalah tersebut sudah dilaporkan ke AFP.

Namun masih belum jelas apakah AFP memiliki kewenangan apapun dalam insiden, yang terjadi di Doha di Timur Tengah.

Senator Payne menolak memberikan komentar lebih lanjut sampai melihat laporan lengkapnya, namun mengatakan pemerintah sudah mendapat mengenai laporan masalah ini tanggal 2 Oktober lalu.

Pemimpin partai oposisi Partai Buruh Anthony Albanese menggambarkan insiden tersebut sebagai 'sangat mengganggu' dan mengatakan akan meminta penjelasan dari pemerintah.

"Dalam pandangan saya ini hal yang sama sekali tidak bisa diterima," katanya.

"Pemerintah memiliki hubungan dengan Qatar, pemerintah dalam posisi untuk melakukan berbagai aktivitas, dan saya pikir diperlukan hal yang lebih dari sekedar kata-kata yang keras."

Polisi NSW mengatakan kedua penumpang perempuan tersebut mendapat bantuan medis dan psikologis ketika menjalani karantina di hotel di Sydney.

Penny Wong at a press conference
Menteri Luar negeri bayangan dari pihak oposisi Penny Wong mendukung pemerintah mengajukan keprihatinan kepada Qatar.

ABC News: Jed Cooper

Menteri Luar Negeri bayangan dari pihak oposisi Penny Wong dalam komentarnya di medis sosial mendesak pemerintah Qatar untuk lebih 'transparan'.

"Partai Buruh mendukung pemerintah dalam tindakan menyampaikan keprihatinan serius Australia kepada pihak berwenang Qatar."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya. Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada