Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Muslim Pro Bantah Menjual Data Pengguna Aplikasinya ke Militer Amerika Serikat

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Pengembang aplikasi Muslim Pro telah membantah laporan yang menyebutkan data personal pengguna aplikasinya telah dijual ke militer Amerika Serikat.

Laporan penyelidikan sebuah majalah online bernama Motherboard menyebutkan militer Amerika Serikat telah mendapatkan data lokasi dari para pengguna sejumlah aplikasi, termasuk Muslim Pro.

Baca Juga:

Data lokasi adalah satu dari data pribadi yang dibeli oleh Komando Operasi Khusus militer Amerika Serikat dari aplikasi ponsel di seluruh dunia berdasarkan laporan yang dimuat pada hari Selasa (17/11).

Disebutkan aplikasi ponsel paling populer yang data penggunanya dibeli, antara lain Muslim Pro yang digunakan oleh lebih 98 juta Muslim di dunia dan sebuah aplikasi kencan khusus Muslim.

Laporan tersebut menyoroti industri jual beli data lokasi dan militer AS yang membeli akses untuk mendapatkan informasi pribadi, setelah sebelumnya pihak militer AS diketahui telah menggunakan data lokasi lain untuk menargetkan serangan drone.

Baca Juga:

Amerika Serikat telah banyak melancarkan serangan ke negara-negara yang kebanyakan penduduknya adalah Muslim, seperti Pakistan, Afghanistan, Irak dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah, dengan alasan membasmi kelompok teroris.

Serangan-serangan ini dilaporkan telah menyebabkan ratusan ribu warga sipil tewas.

Tapi dari penyelidikannya, Motherboard menyatakan tidak mengetahui di mana jenis data lokasi dari aplikasi ini telah digunakan militer AS.

Militer AS telah mengonfirmasi laporan soal pembelian data lokasi tersebut.

Silhouette of man in front of green screen displaying a Linux command window.
Laporan terbaru soal Muslim Pro menjadi bukti lain jika data pribadi di aplikasi telah diperjualbelikan oleh sejumlah perusahaan untuk berbagai kepentingan.

ABC: Four Corners

"Akses kita ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri. Kami secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika Serikat," demikian pernyataan Tim Hawkins, juru bicara Komando Operasi Khusus militer AS

Data ini kemudian dijual ke perusahaan yang memperjualbelikan data lokasi, seperti X-Mode yang diketahui telah melacak 25 juta ponsel dan perangkat lainnya di Amerika Serikat setiap bulannya, serta 40 juta lainnya di kawasan Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik.

X-Mode kemudian menjualnya kepada salah satu kontraktor yang membutuhkannya, salah satunya adalah militer Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengembang aplikasi Muslim Pro telah menyebut laporan tersebut "keliru dan tidak benar".

Dalam pernyataannya Muslim Pro juga mengatakan telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kembali kebijakan pengelolaan data untuk memastikan data pengguna aplikasinya sesuai dengan syarat yang tercantum di aplikasi mereka.

"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk menghentikan hubungan kami dengan semua partner data, termasuk X-Mode, yang akan segera diberlakukan."

Muslim Pro menyebutkan pihaknya telah "terbuka dan transparan" soal data personal yang mereka simpan.

"Setiap fitur dari aplikasi Muslim Pro tersedia tanpa mendaftar atau masuk. Ini berkontribusi pada anonimitas data yang kami kumpulkan dan kami proses."

Namun sejumlah pengguna aplikasi Muslim Pro telah menyampaikan kekecewaannya.

Bahkan di jejaring sosial seperti Twitter, mereka dengan terang-terangan menyatakan telah menghapus aplikasi Muslim Pro karena kekhawatiran soal data pribadi mereka.

Lewat hashtag #MuslimPro mereka mengunggah foto 'screenshot' yang menunjukkan penghapusan aplikasi dari ponsel mereka.

Di Play Store milik Android dan App Store dari Apple, sejumlah orang juga menulis 'review' yang buruk dan memperingatkan orang lain untuk tidak mengunggah aplikasi Muslim Pro.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi

Ikuti berita seputar pandemi Australia dan informasi lainnya di ABC Indonesia.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada