Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Awak Kapal Asal Indonesia yang Ditahan di Iran Dikatakan Dalam Kondisi 'Baik'

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Kedutaan Besar RI di Tehran, Iran, mengatakan terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk memastikan keberadaan dan kondisi dua warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal yang ditahan Iran.

Dalam laporan sebelumnya diketahui ada dua awak kapal asal Indonesia di kapal Hankook Chemi, sebuah kapal tanker kimia berbendera Korea Selatan yang ditahan pihak otoritas Iran, Senin kemarin.

Baca Juga:

Dalam pernyataannya, KBRI Tehran mengatakan sudah mengeluarkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Iran untuk meminta klarifikasi keberadaan dan meminta akses untuk melakukan komunikasi dengan kedua warga Indonesia tersebut.

Disebutkan jika pihak dari Kementerian Luar Negeri Iran telah mengunjungi kapal Hankook Chemi.

Baca Juga:

Diketahui kapal tanker kimia tersebut ditahan Pengawal Revolusi Iran di Teluk Persia.

Para awak dalam kapal tersebut diketahui berasal dari Indonesia, Korea Selatan, Vietnam, dan Myanmar.

Penahanan kapal terjadi di tengah ketegangan antara Iran dan Korea Selatan terkait dengan pembekuan dana Iran di bank-bank Korea Selatan akibat sanksi dari Amerika Serikat.

Namun, beberapa media di Iran, termasuk kantor berita Tasnim, melaporkan alasan Pengawal Revolusi Iran menahan kapal karena dianggap telah mencemarkan kawasan Teluk dengan bahan kimia.

Kapal ditahan karena 'mengulangi pelanggaran' lingkungan

Rabu kemarin, Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan agar Korea Selatan bertindak logis dan bertanggung jawab dalam menangani penahanan kapal tersebut.

"Seperti yang diumumkan sebelumnya, masalah dengan kapal Korea Selatan itu sepenuhnya teknis," ujar juru bicara Menlu Iran, Saeed Khatibzadeh, seperti yang dikutip ABC Indonesia dari situs Tasnim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas masalah ini, Pelabuhan dan Organisasi Maritim Iran secara profesional mencoba menawarkan bantuan yang diperlukan kepada kapal dan awaknya, dan akan menginformasikan kepada publik tentang hal itu," katanya.

Media tersebut juga melaporkan kapal tanker tersebut membawa 7.200 ton bahan kimia dan penahanan dilakukan karena "mengulangi pelanggaran peraturan lingkungan."

Sementara itu Korea Selatan mengatakan akan mengirimkan delegasi untuk membebaskan kapal yang ditahan bersama 20 awak kapalnya.

Kapal Hankook Chemi sedang berlayar dari Jubail, Arab Saudi menuju Fujairah di Uni Emirat Arab, saat didekati oleh Pengawal Revolusi, menurut Ri Il-su, pihak dari perusahaan DM Shipping Co., yang memiliki kapal tersebut.

Kemudian mereka memaksa kapal untuk mengubah arah dan berlayar ke Iran, seperti yang dilaporkan New York Times.

"Pasukan Iran mengatakan mereka datang untuk penyelidikan, tetapi tidak menjawab pertanyaan tentang apa penyelidikan itu," kata Ri kepada New York Times.

Pemilik kapal juga mengaku jika komunikasi kapal dengan pihaknya telah diputus, namun mereka tetap menerima pemberitahuan keamanan anti pembajakan kapal yang dikirim kapten ke markas kapal.

Penahanan kapal tanker juga terjadi di hari yang sama ketika Iran mengumumkan kembali melakukan pengayaan uranium 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah.

Artinya, Iran telah melanggar kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan negara-negara adidaya dan kemungkinan mempersulit usaha yang akan dilakukan Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden untuk kembali berunding dengan Iran.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada