Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

'Stealthing' Akan Dianggap sebagai Tindak Kriminal di Australia

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Stealthing telah menjadi inti dari hukuman pemerkosaan baru-baru ini di Selandia Baru. (Unsplash: Reproductive Health Supplies Coalition)

Partai Liberal di Canberra sedang mengusulkan perubahan legislasi persetujuan seksual untuk melarang praktik yang dikenal sebagai "stealthing".

Stealthing adalah tindakan membuka kondom saat beraktivitas seksual tanpa persetujuan.

Baca Juga:

Pemimpin oposisi Elizabeth Lee mengatakan, stealthing membawa risiko pada kesehatan fisik dan psikologis, termasuk penularan penyakit seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, depresi, dan dalam kasus tertentu, stress akibat trauma (post-traumatic stress disorder).

"Stealthing adalah hal yang mengerikan yang bisa dilakukan pada baik perempuan maupun laki-laki, pada siapa saja," kata Elizabeth. 

"Tindakan tersebut benar-benar mengikis kepercayaan yang diberikan seseorang pada saat-saat yang paling rentan.

Baca Juga:

"Ini adalah pelanggaran martabat dan otonomi. seseorang"

Elizabeth mengatakan dakwaan pemerkosaan terhadap seorang pria di Selandia Baru awal bulan ini setelah dia melepaskan kondom diam-diam saat berhubungan seks tanpa persetujuan perempuan telah membuat preseden hukum baru di negara itu, sehingga wilayah ibu kota teritori Australia ACT juga dapat "dengan jelas menetapkan bahwa stealthing ilegal di ACT ".

Rancangan Undang-Undang yang dipresentasikan Elizabeth akan  akan mengubah ketentuan yang berlaku saat ini di bawah Undang-Undang Kejahatan yang secara eksplisit menyatakan bahwa persetujuan seseorang dinegasikan jika disebabkan oleh kesalahan yang disengaja tentang penggunaan kondom.

"RUU ini akan membuat hukum kita makin jelas, masyarakat lebih aman, dan suara kita lebih lantang dan jelas bahwa tidak berarti tidak." 

Penelitian menyebutkan bahwa satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki menjadi korban stealthing

Para peneliti di Monash University pada 2018 menemukan satu dari tiga  dan satu dari lima pria yang mengambil bagian dalam penelitian terhadap lebih dari 2.000 orang telah menjadi korban stealthing.

Pemerintah ACT melihat praktik tersebut sudah ilegal berdasarkan undang-undang yang ada, namun Jaksa Agung Shane Rattenbury mengatakan mungkin "menciptakan definisi eksplisit dari stealthing akan menempatkan tindakan ini melampaui keraguan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Respons peradilan pidana yang kuat dan jelas terhadap pelanggaran seksual adalah hal yang penting, tidak hanya bagi korban dan penyintas tetapi juga seluruh komunitas," kata Shane Rattenbury.

"Sederhananya, stealthing adalah pemerkosaan."

"Penting bahwa kita memiliki budaya masyarakat yang memahami dan mempromosikan keamanan dan persetujuan seksual."

Shane Rattenbury mengatakan, hal persetujuan seksual itu adalah bagian dari perjanjian antara Partai Buruh ACT dan Partai Hijau ACT untuk kemajuan reformasi dan memodernisasi undang-undang tersebut.

Seorang juru bicara Canberra Rape Crisis Center mengatakan, undang-undang yang ada saat ini masih mengejar harapan masyarakat.

"Undang-undang saat ini seputar kekerasan seksual tidak berkembang dengan kecepatan evolusi masyarakat kita," kata juru bicara itu.

"Ini adalah masalah yang signifikan di bidang pelecehan seksual - dan reformasi hukum terus berusaha untuk mengejar cara baru orang-orang yang menjadi sasaran kejahatan."

Organisasi ini berharap perubahan dalam undang-undang akan berarti kekerasan seksual tidak lagi menjadi "kejahatan yang paling tidak dilaporkan di masyarakat" dan tingkat kekerasan seksual akan menurun.

"Mengubah undang-undang tidak mengubah budaya, tetapi jika melakukan hal yang salah - dalam hal ini kekerasan seksual - menjadi lebih sulit dan ada risiko pertanggungjawaban hukum yang kuat, maka tingkat kekerasan seksual akan menurun di komunitas kita. ," pungkasnya.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari .

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada