Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Pengoleksi Kerangka Paus Australia Menceritakan Proses Memindahkan sampai Mengawetkan Bangkai

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
David Stemmer berpose dengan bangkai paus dan mengatakan pekerjaan ini bukan untuk orang yang "lemah hati". (Supplied: SA Museum)

Sebagai kepala divisi mamalia pada Museum Australia Selatan, David Stemmer terkadang harus berkutat dengan darah dan jeroan bangkai mamalia terbesar di bumi, yaitu ikan paus.

Namun, dengan senang hati ia melakukannya demi mengubah sesuatu yang buruk rupa menjadi elok di mata dunia.

Baca Juga:

"Harus punya nyali untuk mengamankan paus besar karena banyak darah di mana-mana," ujar David.

"Kita harus terus bernapas sampai baunya sudah tak lagi tercium," katanya.

Bangkai yang diamankan David ini akan ditempatkan dalam Museum Australia Selatan, yang menyimpan koleksi cetacea terbesar di Australia hingga menarik perhatian peneliti seluruh dunia.

Baca Juga:

Di sana terdapat setidaknya 38 spesies paus dan lumba-lumba yang disimpan untuk tujuan penelitian. Dari total 1.400 koleksi, 900 di antaranya ada spesimen lumba-lumba.

David mengatakan koleksi tersebut menjadi bahan penelitian dinamika populasi untuk membantu melestarikan mamalia laut dengan mengidentifikasi dan mengurangi campur tangan manusia.

Namun, studi tentang cetacea ukuran besar masih dihadapkan hambatan logistik. Paus seperti ini juga jarang muncul ke permukaan.

"Secara umum, paus besar jauh lebih sulit untuk diteliti karena ukurannya," kata David.

"Kita tidak bisa menyimpan 20 paus biru di museum karena ruangannya tidak cukup sehingga makin sulit juga mempelajarinya."

Untuk bisa meneliti dengan komprehensif, David mengatakan ia perlu lebih banyak peneliti yang bisa memberikan input.

Bagaimana ilmuwan meneliti hewan ukuran besar?

Ilmuwan menggunakan molekul terkecil individu untuk mempelajari hewan ukuran besar.

"Banyak penelitian memakai molekul untuk meneliti genetika," ujar David.

"[Contohnya], untuk paus balin, kita bisa mengambil sampel balin untuk isotop.

"Mereka punya semacam rambut, keratin, yang tumbuh sehingga kita bisa mengambil sampelnya dari kulit paus tersebut dan mengekstrasi jejak isotop dari seluruh fase kehidupannya karena area berbeda punya jejak isotop berbeda juga."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan penyimpanan dan pembekuan paus ini dibantu oleh pelaku industri perikanan, seperti misalnya peneliti dari Amerika Serikat.

Pembatasan di tengah pandemi namun turut menghambat proses ini.

"Sebelum COVID, kami selalu menerima kunjungan dari orang yang mempelajari koleksi ini karena masalah dengan cetacea adalah ukurannya yang besar membuatnya sulit dikirim ke seluruh dunia," ujar David.

Tim David terpaksa harus menunggu peneliti paus balin dari AS tersebut untuk bisa berangkat dan membantu membedah paus kanan kerdil langka dari Port Lincoln.

"Kami mengambil paus ini secara utuh dan meletakkannya di freezer," katanya.

"Kami menyimpannya di freezer sampai peneliti AS bisa datang untuk membedah paus bersama. Menyenangkan ini."

Ia mengatakan mereka harus menyewa pembajak sangat besar untuk memindahkan paus dari pantai "sehingga bisa disimpan". Bangkai ini juga jadi makanan hiu.

Bila tidak memungkinkan, tim David biasanya hanya mengambil sampel dari paus yang hendak diteliti.

Proses transformasi bangkai

Spesimen dalam ukuran kecil ditempatkan dalam penampung maserasi yang direndam air panas untuk membusukkan daging agar terlepas dari tulang. Proses ini memakan waktu berbulan-bulan.

"Kami juga punya tangki beton dengan ukuran kolam renang yang dapat menampung 35.000 liter," kata David.

"Di sini kami meletakkan paus besar namun tangkinya tidak dipanaskan, sehingga kami bergantung pada musim panas supaya mamalia ini membusuk dengan sendirinya."

David suka memberikan "hidup baru" bagi paus.

"Rasanya seperti memberikan kesempatan kedua bagi makhluk agung ini dengan saya pergi ke pantai, mengambil bangkainya, dan mengubahnya menjadi kerangka cantik untuk disimpan [di museum]," ujarnya.

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada