Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berfokus Cari Badan Nanggala

Tim gabungan Indonesia, dibantu negara sahabat, berfokus mencari badan KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam di laut perairan utara Pulau Bali.

25 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Operasi gabungan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 terus dilakukan setelah Tentara Nasional Indonesia memastikan kapal itu tenggelam di laut perairan utara Bali.

  • Tim gabungan Indonesia, yang dibantu lima negara sahabat, sedang berfokus mencari koordinat bangkai kapal.

  • Fokus pencarian berada di sekitar 2 mil dari titik kapal Nanggala melakukan penyelaman.

JAKARTA – Operasi gabungan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 terus dilakukan setelah Tentara Nasional Indonesia memastikan kapal itu tenggelam di laut perairan utara Bali. Tim gabungan Indonesia dan lima negara sahabat sedang berfokus mencari koordinat bangkai kapal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyatakan proses pencarian Nanggala telah dilakukan oleh 16 KRI milik Angkatan Laut dan 15 pesawat udara. Pencarian juga dibantu oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Direktorat Polisi Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian RI, serta sejumlah bantuan dari negara sahabat. “Tugasnya sudah kami bagi ke beberapa sektor dalam radius 10 mil,” kata Yudo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fokus pencarian berada di sekitar 2 mil dari titik kapal Nanggala melakukan penyelaman. Daerah itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Celukan Bawang, desa pesisir di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Yudo menjelaskan, proses pencarian memiliki tingkat kerumitan tinggi. Sebab, posisi kapal berada di kedalaman hingga 850 meter.

Personel pesawat P-8 Poseidon US Navy bersiap melakukan pencarian KRI Nanggala 402 di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, 24 April 2021. ANTARA/Fikri Yusuf

Kapal-kapal yang memiliki peralatan mumpuni untuk menjangkau kedalaman 900-1.000 meter bakal ditugasi mencari di sekitar wilayah 2 mil tersebut. Salah satunya kapal MV Swift Rescue asal Singapura.

Selain itu, Indonesia mendapat bantuan Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV) dari India, MV Mega Bakti dari Malaysia, dan kapal perang peluru kendali HMAS Ballarat dari Australia. “Kapal memiliki peralatan yang bisa mencakup kedalaman 900-1.000 meter seperti KRI Rigel (933), sehingga bisa mendeteksi,” ucap dia.

KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak ketika sedang melaksanakan geladi resik latihan penembakan torpedo pada Rabu, 22 April 2021, sekitar pukul 04.30. Kapal selam berjenis U-209 buatan Jerman Barat pada 1978 tersebut mengangkut 53 awak. TNI menghadapi kesulitan dalam mencari koordinat kapal selam berbobot 1.395 ton tersebut karena alasan peralatan. TNI berharap pada kapal penyelamat khusus yang dimiliki Singapura, yakni MV Swift Rescue.

Yudo menambahkan, dalam beberapa hari terakhir, pihaknya sudah menemukan serpihan yang diduga kuat milik Nanggala. Barang tersebut ditemukan bersama barang-barang lain. TNI memerlukan waktu beberapa hari sebelum memastikan bahwa yang mereka temukan itu merupakan serpihan Nanggala. Di antaranya pipa pendingin dari Korea Selatan, griss pelumas periskop kapal selam, peluru tabung torpedo, spons penahan panas, solar, dan alas yang biasa dipakai anak buah kapal (ABK) untuk salat.

Serpihan kapal selam Nanggala ini ditemukan di wilayah perairan di sekitar titik hilangnya. TNI sudah memastikan hal tersebut karena pada radius 10 mil tidak ada kapal lain yang melintas. Barang-barang serpihan itu tidak umum atau spesifik dimiliki oleh Nanggala.

Anggota tim Basarnas menggunakan kapal KN Arjuna 229 melakukan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, 21 April 2021. Johannes P. Christo

Serpihan itu semestinya berada di dalam kapal dan tidak mungkin keluar apabila tidak ada tekanan air yang besar atau terjadinya keretakan di peluncur torpedo. Menurut Yudo, inilah penyebab yang menjadikan serpihan kapal terapung ke permukaan air.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan penemuan serpihan yang diyakini milik Nanggala itu menjadi bukti autentik bahwa kapal selam tersebut berada di fase tenggelam. Batas akhir life support ketersediaan oksigen di kapal itu, yang selama 72 jam, telah terlewati setelah pukul 03.00 Wita, kemarin. “Ini menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala,” ucap Hadi.

Ia menyatakan TNI Angkatan laut, kepolisian, KNKT, dan dibantu sejumlah negara sahabat telah bekerja maksimal untuk mencari keberadaan Nanggala. Namun, hingga kemarin, lokasi persisnya masih nihil. TNI Angkatan Laut baru mendeteksi sonar yang dimungkinkan menjadi lokasi kapal dan berada di kedalaman 850 meter.

Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 pada 1985, Laksamana Muda (Purnawirawan) Frans Wuwung, menyatakan cadangan oksigen yang dimiliki Nanggala hanya mampu untuk 72 jam jika kedalamannya di atas 300 meter. “Tapi, kalau posisi kapal lebih dari kedalaman itu, sudah tidak ada cerita,” kata Frans, kemarin.

Frans menganalisis bahwa Nanggala hilang kontak bisa jadi lantaran blackout atau matinya arus listrik. Hal ini membuat peralatan kapal tidak bisa digerakkan. Sedangkan kemudi kapal terus meluncur ke dasar laut atau dalam posisi menyelam. “Ada suatu sebab yang mengakibatkan kapal tersebut blackout dan hilang kendali,” kata dia.

AVIT HIDAYAT | KUKUH S. WIBOWO | DAVID PRIYASIDARTA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Sunudyantoro

Sunudyantoro

Wartawan Tempo tinggal di Trenggalek

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus