Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memasuki 100 hari pertama pemerintahannya di Ibu Kota, pasangan Gubernur Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, digempur bencana banjir besar. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir merendam sampai 14 persen wilayah Jakarta--ini sudah menghitung jantung kota dan Istana Negara.
Bencana diakui memutus irama agenda untuk menentukan nasib proyek raksasa pembangunan jaringan transportasi publik mass rapid transit. Selama berminggu-minggu Jokowi-Ahok memperjuangkan perubahan skema persentase beban utang Rp 15 triliun yang harus ditanggung antara Pemerintah DKI dan Pemerintah Pusat.
Bencana juga dipastikan menambah beban lewat infrastruktur yang rusak sepeninggal banjir. Belum lagi kebutuhan untuk merumahkan kembali warga yang tempat tinggalnya rusak ataupun desakan membebaskan lahan di bantaran sungai yang terbukti tidak mudah.
Menghadapi itu semua, Jokowi menyatakan tetap optimistis. "Lihat, dong, wajah saya. Masih semangat, to?" katanya di Balai Kota kemarin. Dia menambahkan, "MRT dan monorel, kalau tidak ada banjir, sudah saya putuskan kemarin."
Fokus menangani masalah banjir ini ibarat tanda antar-bab dalam masa pemerintahannya. "Sampai Jakarta sudah aman, baru bicara yang lain," ujarnya menunjuk satu proyek lainnya, multipurpose deep tunnel.
Wakil Gubernur Basuki T. Purnama mengucap syukur sudah sampai pada 100 hari pemerintahan. Bencana banjir, kata dia, jadi hikmah. "Hari ke-100, kami sendiri yang mengalami banjir," kata dia menunjuk rumahnya di Pluit yang ikut menjadi korban.
Basuki menegaskan, kesehatan dan pendidikan masih tetap menjadi konsentrasi pemerintahan yang mengusung slogan "Jakarta Baru" ini. Sistem pelayanan online di Jakarta juga mendapat tempat khusus. "Sebenarnya kami harapkan sistem online tetap sesuai dengan jadwal, tapi penarikan fiber optic-nya masih terhambat banjir," kata dia.SUTJI DECILYA | TRI ARTINING PUTRI
Janji Kampanye
1.Membangun kampung susun deret----Belum dilaksanakan. Jokowi sudah menyiapkan anggaran Rp 30-50 miliar untuk satu kampung. Pada tahap awal akan ditata 100 kampung kumuh.
2.Pelayanan kesehatan gratis--- Kartu Jakarta Sehat telah diuji coba. Sebanyak 3.013 kartu sudah disebar.
3.Pelayanan pendidikan gratis---Kartu Jakarta Pintar sudah dirilis. Tahun ini rencananya akan diterbitkan 332 ribu Kartu Jakarta Pintar untuk siswa tingkat SD, SMP, SMA, SMK, dan sekolah setingkat lainnya.
4.Peremajaan bus Metromini dan Kopaja---Belum dilaksanakan.
5.Menambah 1.000 bus Transjakarta--- Pada 2012-2013 akan didatangkan 178 bus gandeng.
6.Memperbanyak ruang terbuka hijau--- Jokowi menaikkan anggaran dari Rp 300 juta menjadi Rp 20 miliar. Anggaran itu antara lain untuk membeli tanah.
7.Hanya berada di kantor selama satu jam setiap hari. Jokowi berhasil membuktikan bahwa hampir setiap hari ia blusukan ke daerah-daerah di Jakarta.
Warisan Megaproyek
1.Proyek MRT---Berhasil mengurangi porsi beban pengembalian utang yang ditanggung Pemerintah DKI dari semula 58 persen menjadi 51 persen dari total pinjaman senilai Rp 15 triliun.
2.Monorel--- Proyek senilai Rp 7 triliun ini yang sempat terbengkalai karena masalah dana dilanjutkan lagi oleh Jokowi.
3.Enam ruas jalan tol dalam kota---Jokowi menawarnya sehingga ada komitmen dari investor dan pemerintah pousat untuk menyediakan lajur khusus yang melayani transportasi umum dan penumpangnya.
Gebrakan
1.Mengizinkan integrasi Kopaja ke busway.
2.Mendesak penerapan rencana pembatasan kendaraan berdasarkan pelat nomor ganjil-genap.
3.Menyetujui pencabutan Perda Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Khusus yang memberatkan angkutan umum.
4.Menghidupkan lagi gagasan membangun gorong-gorong raksasa multipurpose deep tunnel senilai Rp 16 triliun.
5.Pembayaran pajak via online direalisasi.
6.Berperan penting dalam kenaikan upah minimum provinsi hingga 33 persen.
7.Melantik wali kota di kampung kumuh.
8.Menggelar car free night sekaligus festival pada malam pergantian tahun. Alternatif hiburan baru bagi warga Jakarta.
9.Transparansi dengan mengunggah hasil rapat ke YouTube.EVAN | PDAT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo