Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

TNI Patahkan Klaim TPNPB-OPM Bahwa Serda Gede Didin Saputra Tewas Karena Baku Tembak

TNI membantah Serda Gede Didin Saputra tewas karena baku tembak dengan TPNPB-OPM, tapi karena sakit di RSUD Sorong Papua Barat.

14 Juli 2024 | 19.02 WIB

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu, 10 Januari 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Perbesar
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu, 10 Januari 2024. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi membantah Sersan Dua (Serda) 1 Gede Didin Saputra meninggal ditembak oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada 12 Juli 2024 di Sagupa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Meninggal karena sakit infeksi hati dan empedu di RSUD Sorong Papua Barat," ujar dia kepada Tempo, Ahad, 14 Juli 2024. Kristomei juga menjelaskan, Gede meninggal pada 7 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, juru bicara OPM,  Sebby Sambom menginformasikan, Gede gugur dalam baku tembak dengan OPM di Sagupa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Tengah pada 12 Juli. "Dia anggota baru dan tidak tahu medan Papua," ujar dia, Ahad, 14 Juli 2024. Dalam keterangan sebelumnya, Sebby mengatakan, OPM melakukan serangan selama dua hari di Sagupa, sejak 11 - 12 Juli 2024. 

Namun, hal tersebut juga dibantah oleh Kristomei, menurutnya tidak ada serangan baku tembak di tanggal tersebut. Dan Gede disebut sebagai bintara baru dan tidak ikut dalam penugasan. 

Sebagai informasi, pada Sabtu, 13 Juli lalu, OPM Merilis informasi telah terjadi baku tembak antara OPM dan TNI-Polri. Sabby juga mengklaim banyak masyarakat Sagupa mengungsi pada Jumat, 12 Juli 2024 dikarenakan serangan itu. 

Intan Jaya memang dikenal sebagai daerah konflik dan telah diumumkan sebagai wilayah perang oleh OPM. Dan peristiwa kontak senjata antara TNI-Polri dan OPM kerap terjadi di beberapa daerah konflik di Papua. Hal tersebut kerap menimbulkan korban, baik dari TNI-Polri, OPM atau masyarakat sipil.  

Dalam laporan Harian Tempo, 6 Juni 2024, disebutkan, ada 464  orang meninggal di Papua akibat kekerasan. Jumlah itu berasal dari periode 2010 - Maret 2022, berdasarkan data gugus tugas papua di Universitas Gadjah Mada. 

Sementara Komnas HAM Papua melaporkan ada 41 kekerasan selama semester pertama tahun ini. Dan 25 kasus diantaranya adalah peritiwa kontak senjata dan penembakan. Lokasi kekerasan tersebar di berbagai tempat di Papua. Yakni: Intan Jaya, Paniai, Yahukimo, Puncak, Pegunungan bintang, Nabire, Puncak Jaya, Keerom, Jayawijaya, Dohiye, Jayapura, Mimika dan Maybrat. Insiden terbanyak terjadi di Intan Jaya. 

Jihan Ristiyanti

Lulusan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Surabaya pada 2020 , mulai bergabung dengan Tempo pada 2022. Kini meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus