Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

4 Diet yang Bikin Umur Panjang Menurut Studi Harvard

Empat diet ini disebut mendukung umur panjang karena mengurangi berbagai risiko penyakit serius.

18 Januari 2023 | 14.00 WIB

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak alasan untuk melakukan diet, seperti agar lebih berenergi, berat badan turun, mencegah penyakit, dan tentu saja mendapatkan peluang untuk hidup lebih lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Umur panjang jadi motivasi utama untuk semua perubahan nutrisi atau gaya hidup, Itulah sebabnya studi Harvard baru menghubungkan empat cara makan khusus dengan hidup yang lebih lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 75.000 wanita dan 44.000 pria, mencari hubungan antara pola diet tertentu, kepatuhan terhadap pola tersebut, dan hasil kesehatan jangka panjang. Para peserta diikuti selama 36 tahun (mereka menyelesaikan kuesioner kesehatan setiap empat tahun) dan pada awal penelitian, tidak ada dari mereka yang menderita penyakit kardiovaskular atau kanker.

Hasilnya, yang diterbitkan bulan ini di JAMA Internal Medicine1, menunjukkan bahwa peserta yang mendapat skor lebih tinggi pada kepatuhan terhadap salah satu dari empat pola makan sehat memiliki kemungkinan 20 persen lebih kecil untuk meninggal selama masa studi. Mereka juga mengalami tingkat penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit pernapasan yang jauh lebih rendah daripada peserta dengan skor kepatuhan yang lebih rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peserta yang membuat pola makannya hanya 25 persen lebih sehat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 6 persen hingga 13 persen, kanker sebesar 7 persen hingga 18 persen, penyakit neurodegeneratif sebesar 7 persen, dan penyakit pernapasan sebanyak 35 persen sampai 46 persen. 

Jadi, diet apa yang medukung umur panjang, menurut studi tersebut? 

1. Diet Mediterania

Ada alasan mengapa diet Mediterania konsisten mendapat peringkat sebagai salah satu diet paling sehat selama beberapa dekade. Diet ini menyarankan makan makanan antioksidan tinggi seperti buah-buahan dan sayuran dan menekankan pentingnya biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, jamu, dan rempah-rempah. Diet ini juga memungkinkan untuk konsumsi unggas, telur, keju, dan yogurt secara teratur tetapi terbatas. 

2. Pola makan nabati

Seperti namanya, pola makan ini hanya berfokus pada makanan yang berasal dari tumbuhan, bukan hewan. Ini berarti orang yang mengikuti diet ini banyak makan kacang-kacangan dan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Pemakan nabati harus rajin menghindari bahan-bahan buatan dan tambahan gula.

3. Diet sehat tradisional

Diet ini berasal dari Pedoman Diet untuk Orang Amerika, yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat, Departemen Kesehatan, dan Layanan Kemanusiaan A.S. Tujuannya adalah mempromosikan gaya hidup nabati serta konsumsi produk hewani tanpa lemak dan mengurangi asupan daging olahan, lemak inflamasi (seperti lemak trans), dan alkohol. Diet ini juga menganjurkan untuk berhenti mengonsumsi gula.

4. Indeks Makan Sehat Alternatif Harvard

Diet ini dikembangkan oleh peneliti Harvard khusus untuk penelitian ini dan melibatkan penilaian makanan yang berbeda dalam kaitannya dengan faktor risiko penyakit kronis. Singkatnya, diet ini sangat mirip dengan diet Mediterania karena menyarankan sayuran dan buah segar, kacang-kacangan dan polong-polongan, serta ikan dan lemak sehat. Hal yang menonjol tentang Indeks Makan Sehat Alternatif adalah bahwa secara khusus merekomendasikan untuk menghindari kentang (semua kentang tetapi terutama kentang goreng), jus buah kemasan, dan biji-bijian olahan.

Jadi, dari studi ini ada beberapa hal yang bisa diikuti. Pertama, studi ini menegaskan kembali fakta bahwa mengikuti strategi makan sehat dalam jangka panjang dapat berdampak besar pada kesehatan. Secara khusus, semua diet ini menyertakan biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan. 

Hal kedua yang diajarkan penelitian ini juga sangat penting, yakni lebih dari satu cara untuk makan dengan sehat. Rekan penulis penelitian, Frank Hu, menjelaskan, "Ini berarti bahwa kita memiliki banyak fleksibilitas dalam hal menciptakan diet sehat kita sendiri yang dapat disesuaikan dengan preferensi makanan individu, kondisi kesehatan, dan budaya."

MIND BODY GREEN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus