Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Apa pun yang dikonsumsi berlebihan berdampak tidak baik bagi tubuh, begitu juga dengan protein. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, orang dewasa membutuhkan sekitar 0,83 gram protein per kilo berat badan per hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Eileen Canday, pakar diet dan nutrisi Sir HN Reliance Foundation Hospital, Mumbai, India, mengatakan mengonsumsi lebih dari dua kali lipat kebutuhan protein untuk jangka waktu yang lama dapat menimbulkan risiko bagi organ vital karena masalah memetabolisme limbah dari sistem tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dokter menambahkan bahwa risiko yang terkait dengan konsumsi protein berlebihan kronis yang sudah memiliki fungsi organ yang terganggu, antara lain penyakit kardiovaskular, gangguan pembuluh darah, cedera hati dan ginjal.
Kerusakan lebih lanjut pada organ-organ ini bisa berakibat fatal. Dampaknya seperti peningkatan risiko komplikasi pada orang dengan diabetes tipe-2, risiko kanker lebih tinggi bagi mereka yang mengonsumsi daging olahan secara berlebihan, dan osteoporosis dan osteopenia jika mengonsumsi protein tanpa mineral esensial
Dokter menjelaskan beberapa efek samping berbahaya yang dapat diakibatkan oleh konsumsi protein yang berlebihan
1. Berat badan bertambah
Meskipun diet tinggi protein dapat membantu menurunkan berat badan, jika mengonsumsi melebihi kebutuhan kalori total, maka itu disimpan sebagai cadangan energi yang dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak. Ini bisa mengganggu usaha penurunan berat badan.
2. Kerusakan ginjal
Kelebihan protein dapat membahayakan pasien yang sudah memiliki penyakit ginjal. Nitrogen berlimpah yang terkandung dalam asam amino yang membentuk protein adalah alasan di balik ini. Ginjal yang telah rusak harus bekerja lebih keras untuk menghilangkan kelebihan nitrogen dan produk limbah dari metabolisme protein.
3. Peningkatan risiko kanker
Diet tinggi protein tertentu, terutama yang kelebihan protein berbasis daging merah, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa masalah kesehatan, termasuk kanker, menurut penelitian. Kanker kolorektal, payudara, dan prostat semuanya terkait dengan makan lebih banyak daging merah dan/atau daging olahan. Namun, makan protein dari sumber lain telah dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.
4. Penyakit jantung
Diet tinggi protein yang mencakup banyak daging merah dengan lemak jenuh dan produk susu penuh lemak dapat menyebabkan penyakit jantung. Ini mungkin terkait dengan konsumsi lemak dan kolesterol yang lebih besar. Menurut sebuah penelitian 2010, wanita yang banyak mengonsumsi daging merah dan produk susu tinggi lemak memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Unggas, ikan, dan kacang-kacangan terbukti mengurangi risiko. Makan daging merah dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan trimetilamina N-oksida (TMAO), molekul yang diproduksi usus yang terkait dengan penyakit jantung, menurut sebuah penelitian 2018.
5. Kekurangan kalsium
Mengonsumsi makanan berprotein tinggi berbasis daging dikaitkan dengan kemungkinan kehilangan kalsium. Sebuah tinjauan data yang diterbitkan pada 2013 menunjukkan hubungan antara konsumsi protein yang berlebihan dan kesehatan tulang yang buruk. Namun, temuan terbaru menunjukkan efek protein pada kesehatan tulang masih belum terbukti. Asupan protein yang cukup, terutama dari sumber susu sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tulang.
INDIAN EXPRESS
Baca juga: 5 Pilihan Makanan Sumber Protein untuk Vegetarian