Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

5 Fakta Terbaru Pembangunan Sirkuit Formula E

Perhelatan Formula E di Jakarta tinggal 100 hari, bagaimana kondisi pembangunan lintasannya di Ancol saat ini?

24 Februari 2022 | 07.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang balap mobil listrik Formula E di DKI Jakarta tinggal 100 hari lagi. Pembangunan sirkuit yang terletak di Ancol pun dikebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemarin, Rabu, 23 Februari 2022, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengajak awak media untuk meninjau langsung pembangunan sirkuit ini. Di tengah kunjungan hujan turun. Cuaca disebut menjadi tantangan tersendiri agar pengerjaan lintasan balap ini bisa kelar tepat waktu

Penanggung jawab konstruksi dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Ari Wibowo, mengatakan kontraktor memiliki strategi untuk mengebut pekerjaan di musim hujan, salah satunya dengan mendekatkan material sebanyak mungkin di lokasi, memperbanyak alat, dan menambah tenaga kerja.

“Kita bisa tengok ke kiri itu adalah stok material yang kita dekatkan ke lokasi. Mendekatkan material sebanyak mungkin adalah salah satu kuncinya,” katanya menunjuk tumpukan kerikil aspal yang menggunung hingga lima meter.

Berikut 5 fakta terbaru pembangunan sirkuit Formula E:

1. Pembangunan Dilakukan Selama 54 hari.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto mengatakan waktu pengerjaan sirkuit Formula E adalah 54 hari kalender mulai 3 Februari sampai 28 Maret 2022. Ajang Formula E akan dihelat pada 4 Juni 2022.

Widi mengklaim kemajuan pembangunan sirkuit ini sudah mencapai 25,4 persen dari target 17,57 persen pada hari ke-21. “Ini artinya kami sudah 8 persen melampaui target dan semoga deviasi positif akan terus membesar,” katanya saat kunjungan ke situs pembangunan sirkuit di Ancol, Jakarta Utara, 23 Februari 2022.

2. Dikerjakan Maraton 24 Jam

Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni menyebut, bahwa sirkuit Formula E dikerjakan selama 54 hari dengan durasi kerja sehari 24 jam sesuai kontrak kerja dengan kontraktor PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama. "Kami percepat waktu dengan skema tujuh hari dan sehari dikerjakan 24 jam," kata Ahmad Sahroni di Ancol.

Kontraktor mengerahkan sekitar 300-400 dan akan ditambah dengan penugasan tiga shift siang-malam. Mereka akan mengejar target merampungkan sirkuit yang dibagi 5 zona dengan luas total 3,34 hektare.



Selanjutnya: Terbagi 5 Zona

3. Terbagi 5 Zona

Kontraktor membagi pembangunan sirkuit ke dalam 5 zona. Dari lima zona tersebut, Zona 5 adalah yang paling sulit dan menguras energi. Zona 5 memiliki panjang 1,04 kilometer, dan jika membayangkan pada bentuk kuda lumping, Zona 5 adalah bagian dari kepala kuda, yang berarti memiliki tikungan tajam.

“Zona 5 juga berdiri di atas tanah lunak dan ini menjadi permasalahan,” kata Penanggung jawab konstruksi dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Ari Wibowo.

Zona 5 adalah wilayah konstruksi yang paling banyak dikerahkan unit alat berat, yakni 10 unit excavator PC 200, 2 unit Dozzer, 1 unit Vibro roller, 1 unit truk tronton, dan 80 unit dump truck.

Ari mengatakan kontraktor sedang fokus untuk pengerasan tanah lunak di Zona 5. Pihaknya sudah menyelesaikan konstruksi bawah dan saat ini sedang mengerjakan konstruksi atas. “Kami sedang mengerjakan base B, base A, dan kita hotmix,” katanya.

4. Pengerjaan dipantau FEO setiap pekan

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto mengatakan optimistis lintasan akan rampung pada akhir Maret hingga awal April. Ia mengatakan Ancol dipilih melalui proses uji tuntas atau due diligence oleh tim dari Formula E Operations (FEO) dan Jakpro.

Trek Formula E berbentuk unik seperti kuda lumping. Menurut Widi, bentuk kuda lumping tidak disengaja karena memang mengikuti kontur tanah.

Pengerjaan trek, kata Widi, disupervisi oleh FEO baik secara online maupun offline secara berkala satu sampai tiga kali setiap minggu.

5. Material yang dipakai

Untuk mengantisipasi air baik hujan atau air tanah dalam pembangunan sirkuit Formula E, kontraktor menggunakan limestone, sejenis batuan kapur, sebagai dasar pondasi bawah agar tanah stabil dan proses pengerasan. Selanjutnya limestone dilapisi geotextile non woven, kemudian diisi batu Base B setinggi 20 cm dan Base A setinggi 15 cm kemudian akan diberi hotmix.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus