Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOTA Solok yang minim baru saja memperingati ulang tahunnya yang
kelima. Tepatnya 17 Desember 5 tahun silam. Dan Menteri Dalam
Negeri Amirmachmud waktu itu berdiri di depan ribuan warga kota.
"Hari ini kotamadya Solok resmi berdiri" ucapnya. Dan ribuan
warga kota bertempik sorak. Tapi apa yang terjadi 5 tahun
kemudian? Solok tadinya cuma ibu kabupaten yang juga bernama
Solok. Ada perubahan. Paling sedikit dari bangunan baru yang
mehyembul di bebeapa tempat. Sebutlah misalnya Balai Kota yang
kini agak mentereng, meski masih di pinggir sawah. Pasar-pasar
telah diremajakan. Jalan-jalan kota sedikit mulus. Ganggang
kampung yang di sana bernama resort ada sedikit bersih. Air
bersih yang sudah lama dirindukan mulai digarap serius. Dan
seterusnya dalam batas ala kadarnya.
Dibanding dengan kota-kota lain misalnya Sawah Lunto dan Padang
Panjang di propinsi-yang sama, kemajuan Solok bisa disebut
berarti banyak. Luas kota sesungguhltya tak terlalu mini,
seluruhnya 25 Km persegi. Padahal Padang saja yang ibu propinsi
sekitar 33 Km persegi. Namun Solok ditopang oleh lingkaran sawah
hingga memberi kesan selintas lebih kecil. Namun tak pelak lagi
belantara seperti itulah yang perlu ditangani. Bukan saja jadi
daerah produklif yang membuka lapangan kerja baru bagi warganya,
tapi juga merubahnya dengan bangunan-bangunan yang bisa memberi
arah bahwa ini bagian dari sebuah kota.
Alimin Sinapa
Dari segi penduduk pertambahan tak banyak berarti. Misalnya
hasil sensus 1961 mencatat warga kota sebanyak 4.650 kepala.
Tambahan sampai akhir tahun 1973 yang silam mencatat jumlah
keseluruhan sebanyak 25.616 orang. Urbanisasi tidak terlalu
merepotkan Pemda setempat. Soalnya tak cukup tersedianya
lapangan kerja di sana.
Pada mulanya adalah Hasan Basri yang doktorandus. Ketika itu
jabatannya adalah Kepala Perlengkapan kantor gubernur Sumbar di
Padang. Dia berdiri di dcpan Amirmachmud. Ia jadi Walikota Solok
pertama. Dalam masa jabatannya yang tak bisa disebut singkat
Hasan yang Basri ini tampaknya berusaha berbuat banyak. Ini
tergambar dari perubahan wajah kota, ketika ia menyerahkan
jabatan itu beberapa bulan yang lalu kepada Sekwilda setempat
Drs. Alinin Sinapa yang diangkat jadi "Pj". Alimin masih
30-an. Tergolong muda sudah tentu. Pada mulanya banyak pihak
menduga, (termasuk sejumlah pejabat Senior kantor gubernur)
Alimin bakal dikukuhkan. Ia dianggap campin dan mampu untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai Kepala Daerah. Namun rupanya
dugaan seperti itu tidak benar. Kini ramai disebut-sebut bakal
datangnya bos baru. Dan orangnya adalah Mayor Pol. Rahalim yang
kini duduk di staf Skarda "C" di Padang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo