Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ada Krisis Air Bersih di Marunda, Anies Baswedan Salahkan Swastanisasi Air di Jakarta

Anies Baswedan menyebut selama ini penyaluran air bersih masih menjadi kewenangan dua perusahaan swasta, Palyja dan Aetra.

2 September 2022 | 17.43 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menjadi pembicara diskusi bersama Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 2 September 2022. TEMPO/Lani Diana
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menjadi pembicara diskusi bersama Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 2 September 2022. TEMPO/Lani Diana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya dapat meminta penyertaan modal daerah (PMD) untuk mempercepat pipanisasi setelah berakhirnya swastanisasi air tahun 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kalau bisa melakukan PMD, maka pipanisasi bisa berjalan lebih cepat, karena pembangunan pipanisasi itu sangat dipengaruhi oleh berapa banyak kita meletakkan investasi," kata dia di Museum Bahari, Penjaringam, Jakarta Utara, Jumat, 2 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies merespons krisis air bersih yang menimpa warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara. Warga di pesisir Jakarta itu tak bisa mengakses air bersih sejak 14 April 2022.

Sebanyak 400 kepala keluarga (KK) yang tinggal di dua RT menjadi korbannya. Mereka adalah warga di RT 008 dan 009 serta RW 007 Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing.

Anies menjelaskan selama ini pemerintah DKI tak bisa mengerjakan program pipanisasi. Sebab, penyaluran air bersih masih dikelola pihak swasta, yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) dan PT Aetra Air Jakarta.

"Kalau 2023 nanti akan dikerjakan oleh DKI maka, DKI bisa melakukan investasi pembangunan pipa. Kemarin tidak bisa," jelas dia.

Karena itulah, Anies melanjutkan, selama ini PAM Jaya membangun tangki portable di beberapa kampung. Tujuannya agar warga bisa memperoleh air bersih dan menahan publik mengambil air tanah. "Ini bisa nanti selesai begitu PAM Jaya mendapatkan kewenangan kembali," ujar dia.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus