Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Penggemar Coldplay berburu tiket hingga ke warnet dengan kecepatan tinggi.
Selain Coldplay, ada sejumlah grup musik lain yang akan mentas di Indonesia pada tahun ini.
Sebelumnya, konser Dream Theater di kawasan Eco Park Ancol ditonton ribuan orang.
Tiga layar digital tersaji di meja Riana, 31 tahun. Satu layar komputer, satu layar laptop, dan satu lagi layar gawai telepon seluler pintar miliknya. Bergerak cepat, pandangan mata Riana seperti melompat dari satu layar ke layar lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riana tidak sendirian. Ia, yang ditemani dua kawannya, sedang dalam misi penting: berburu tiket konser Coldplay. Sesuai dengan rencana, grup musik rock alternatif asal Inggris itu akan tampil dalam rangkaian tur dunianya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 November mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak promotor konser sudah menjual sekitar 70 ribu tiket pada Rabu dan Jumat lalu. Promotor membagi tiket konser Coldplay dalam 11 kategori. Dari tiket yang paling murah seharga Rp 800 ribu hingga yang paling mahal dilepas dengan harga Rp 11 juta. Harga tersebut belum termasuk pajak.
Rencananya, Riana dan kawan-kawan hendak berburu tiket kategori empat dengan harga Rp 2,5 juta. Riana sengaja menyambangi salah satu warung Internet khusus game daring di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. "Harapannya, bisa dapat koneksi Internet yang kencang," kata perempuan berkacamata dan berhijab itu.
Perang tiket dimulai pukul 10.00 WIB, Rabu lalu. Keributan kecil sempat terjadi saat Riana dan kedua temannya kebingungan karena tak sanggup masuk ke situs Internet penjualan tiket. Lima menit kemudian, barulah salah satu gawai Riana bisa masuk ke situs web penjualan tiket.
Kelompok Riana berburu tiket konser Coldplay bertajuk Music of The Spheres World Tour 2023 di salah satu warnet di Palmerah, Jakarta, 17 Mei 2023. TEMPO/Nita Dian
Sayangnya, Riana harus antre dengan ratusan ribu pemburu tiket lain. Tercantum pengumuman di layar gawai Riana bahwa ia harus menunggu lebih dari empat jam sebelum bisa masuk ke situs web penjualan tiket. "Aduh, lama banget, keburu habis tiketnya," celetuk Riana sembari menunjukkan gelagat gelisah.
Bagi Riana dan kawan-kawan, Coldplay merupakan salah satu band rock terbaik dunia saat ini. Belum lagi konser Coldplay pasti menyajikan pengalaman yang luar biasa. Begitu yang ia lihat dalam sejumlah konser Coldplay di media sosial. Riana bahkan sampai membentuk tim kecil bersama kawan-kawannya untuk berburu tiket konser Chris Martin cs.
Jadi, ada 12 orang yang mencari tiket Coldplay dalam rombongan Riana. Sesuai dengan aturan, satu orang punya kuota pembelian empat tiket. Karena itulah, Riana dan kedua temannya menjadi algojo untuk berperang tiket hingga ke warung Internet game daring. "Jadi, setiap orang bawa tiga anggota. Anggota yang tidak ikut ke warnet juga ikut war di tempatnya masing-masing. Kalau ada yang dapat, saling berkabar saja," kata Riana menjelaskan aturan main timnya.
Cara serupa dilakukan Ruth dan Fajar. Kebetulan keduanya berburu tiket konser Coldplay di warung Internet yang sama. Ruth dan Fajar berbagai tugas dalam berburu tiket konser Coldplay untuk mereka dan kawan-kawannya. Ruth dan Fajar mengeluhkan kecepatan Internet yang kurang tinggi dari warung Internet yang mereka sewa.
Sebab, keduanya malah bisa memasuki situs web penjualan tiket berbekal telepon seluler pintar mereka. Namun tetap saja mereka masuk daftar antrean di belakang puluhan ribu pencari tiket lainnya. "Kalau begini, bagaimana dapat tiket?" kata Fajar.
Kegelisahan makin menjadi setengah jam sejak pintu penjualan tiket konser Coldplay dibuka. Sebelas kategori tiket yang dijual sudah habis terpesan. Meski mustahil, Ruth masih optimistis bisa merangsek masuk antrean. "Kalau status habis terpesan, masih ada peluang karena belum terbayar. Semoga saja dapat limpahan tiket yang belum terbayar," ujar Ruth.
Penggemar Coldplay, Ruth, berburu tiket konser Coldplay bertajuk Music of The Spheres World Tour 2023 di salah satu warnet di Palmerah, Jakarta, 17 Mei 2023. TEMPO/Nita Dian
Sayangnya, hingga siang itu, Riana, Ruth, dan Fajar harus pulang dengan tangan hampa. Tak ada satu pun tiket yang mereka dapatkan. Lain cerita dengan Lia, perempuan berusia 25 tahun, yang sukses mendapatkan tiket konser Coldplay. Ia berburu tiket di warung Internet yang sama dengan Riana, Ruth, dan Fajar.
Tak membawa rombongan, Lia hanya mencari tiket untuk dirinya sendiri. Perempuan berkerudung itu membeli tiket kategori tiga dengan harga Rp 3.250.000 belum termasuk pajak. "Penginnya yang kategori enam karena cari harga yang lebih murah, tapi sudah habis. Ya, sudah pilih kategori tiga yang tersedia," kata perempuan yang bekerja di bidang digital marketing itu.
Lia mengaku masih tak percaya dirinya mendapatkan tiket konser Coldplay. Ia sempat ragu lantaran komputer yang ia pakai sempat tak bisa membuka situs web penjualan tiket. Namun beberapa menit kemudian ia berhasil masuk dan mendapat antrean belasan ribu orang.
"Ya, sudah saya diamkan dulu beberapa menit. Eh, bisa masuk dan pilih tempat duduk."
Lia berharap konser Coldplay yang bakal dihelat pada 15 November mendatang bisa berjalan lancar. Lia sangat berharap konser itu akan seindah konser Coldplay lainnya yang ia tonton lewat YouTube. "Harapannya, nanti banyak kembang apinya," tutur perempuan yang mengidolakan Coldplay sejak duduk di bangku SMP itu.
Selain Coldplay, masih ada sejumlah band rock dunia yang bakal tampil di Indonesia. Salah satunya grup vokal rock DNA metal asal Jepang, Babymetal. Babymetal beranggotakan tiga perempuan, yakni Suzuka Nakamoto (Su-metal), Yui Mizuno (Yuimetal), dan Moa Kikuchi (Moametal). Babymetal menjadi penantang arus girl band yang lazim ditemui di Jepang dan Korea Selatan. Mereka mengawinkan genre musik pop, rock, dan metal dengan tarian khas girl band.
Sesuai dengan rencana, Babymetal akan tampil di ICE BSD, Tangerang Selatan, pada 25 Mei mendatang. Ada tiga kategori tiket yang dijual, yakni VIP A dan B dengan harga Rp, 2,4 juta; kategori Cat 1 dengan harga Rp 1,9 juta; serta Cat 2 seharga Rp 1,6 juta. Adapun penjualan tiket sudah dilakukan secara daring sejak 3 April lalu.
Okto, 29 tahun, menjadi salah satu fan yang akan menonton Babymetal, Kamis mendatang. Bersama pacarnya, ia membeli tiket konser untuk Cat 1. Pria berkepala plontos itu mengaku tak sabar ingin segera menonton aksi Suzuka, Yui, dan Moa secara langsung. Okto mulai mengenal Babymetal pada 6-7 tahun lalu. Saat itu ia secara tidak sengaja melihat video penampilan Babymetal di YouTube.
Menurut dia, Babymetal menyuguhkan musik dan performa yang unik. "Pertama melihat itu kesannya lucu sekali. Lalu keterusan dengar lagu lain milik mereka sampai ngefan," ujar Okto, yang bekerja sebagai tenaga marketing di perbankan itu.
Adapun pacarnya menjadi fans Babymetal setelah tertular kegemaran Okto mendengarkan lagu band asal Negeri Sakura itu. Soal pembelian tiket, Okto menyebutkan tak ada kendala atau kesulitan saat membeli tiket konser Babymetal. "Mungkin belum terlalu dikenal di sini," katanya.
Selain itu, masih ada band rock asal Los Angeles, Mr Big, yang akan menggelar konser di Jakarta. Mr Big akan menjadi tamu spesial dalam konser The 90s Festival di JI-EXPO, Jakarta, pada 12-13 Agustus mendatang. Indonesia masuk kalender konser dunia Mr Big. Selain Asia, band yang digawangi Eric Martin, Billy Sheehan, dan Paul Gilbert itu akan menggelar konser di berbagai belahan dunia lain.
Tur dunia ini akan menjadi konser perpisahan Mr Big. Sebab, kabarnya, setelah tur konser ini, Mr Big akan bubar. Keputusan tersebut diambil setelah personel mereka, Pat Torpey, meninggal setelah berjuang melawan penyakit parkinson pada 2018.
Erik, 41 tahun, sangat tertarik menonton penampilan Mr Big. Namun ia belum mendapatkan informasi tentang penjualan tiket konser The 90s Festival. "Sepertinya belum dibuka. Tapi nanti kalau sudah, pasti saya beli," kata Erik.
Menurut Erik, konser perpisahan band yang besar lewat lagu To Be With You (album Lean Into It, 1993), Green-Tinted Sixties Mind (Lean Into It, 1991), dan Wild World (Bump Ahead, 1993) itu teramat berharga untuk dilewatkan. Terlebih, ini merupakan konser perpisahan.
"Sekali seumur hidup. Jangan sampai terlewat karena lagu-lagu mereka menemani perjalanan remaja hingga dewasa saya," tutur Erik.
Band rock asal Amerika Serikat, Dream Theater, dalam konser bertajuk 'Top Of The World Tour' di Ecopark, Ancol, Jakarta, 12 Mei 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu, konser meriah band rock asal Amerika Serikat, Dream Theater, tersaji di kawasan Eco Park Ancol. Ribuan orang, yang mayoritas memakai baju serba hitam, berteriak dan berjingkrak bersama menyambut permainan James LaBrie (vokal), John Myung (bas), John Petrucci (gitar), Jordan Rudess (keyboard), serta Mike Mangini (drum).
Dream Theater membawakan 12 lagu mereka, seperti The Alien (A View from the Top of the World, 2021), Pull Me Under (Images and Words, 1992), serta The Count of Tuscany (Black Clouds & Silver Linings, 2009).
Sang vokalis James LaBrie sempat beberapa kali menyapa para penonton. Dia bercerita bahwa Jakarta merupakan destinasi terakhir konser Top of the World Tour itu. "Setelah itu, kami akan kembali ke Amerika Utara. Sampai jumpa di sana," kata pria berusia 60 tahun tersebut.
James LaBrie juga sempat bercanda sembari mengeluh tentang panasnya cuaca Jakarta. Tentunya dengan bumbu bahasa kotor. Namun justru itulah yang ditunggu dan disambut tawa para penonton.
Kualitas permainan instrumen musik jempolan, bahkan di luar nalar, menjadi pertunjukan utama konser tersebut. John Petrucci, sang gitaris, menjadi bintang paling terang pada malam itu. Permainan gitarnya menjadi nyawa dari lagu-lagu Dream Theater. Uniknya, saat layar besar menampilkan gambar Petrucci yang sedang bermain gitar, otomatis para penonton menyambut dengan mengangkat tangan dan berteriak.
Ramadan, 34 tahun, menjadikan John Petrucci sebagai agenda utamanya menonton konser Dream Theater pada malam itu. Ramadan ingin menonton langsung penampilan Petrucci yang ia anggap sebagai dewa gitar. "Sejak kecil mengidolakan dia. Sampai sekarang pun masih sering lihat di YouTube. Sekarang saya bisa menontonnya langsung."
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo