Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudah sepekan ini Jalan Teladan di Cipete, Jakarta Selatan, terlihat berbeda. Lebih rapi dan bersih dibanding biasanya. Penyebabnya adalah keberadaan jalur berwarna hijau sepanjang sekitar 500 meter yang terbentang dari mulut gang, yang terletak tepat di bawah Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Cipete, hingga ke arah perumahan warga. Jalur hijau ini baru dibuat pada Ahad pekan lalu. Memang dirancang untuk jadi tempat orang berjalan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dulu, sebelum ada jalur ini, agak susah mau jalan kaki, karena jalan sempit tapi banyak motor dan mobil lewat," kata Jamilah, 60 tahun, seorang warga Jalan Teladan yang membuka warung nasi di dekat SD Gandaria Selatan 01, Kamis lalu. Meski bukan jalur utama, Jalan Teladan menghubungkan Jalan Fatmawati Raya dengan banyak perumahan di kawasan Jalan Poncol dan Terogong, sehingga lalu lintas di sana cukup padat. "Terutama pagi dan sore hari," ujar Jamilah, Kamis lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalur baru ini sebetulnya tak terlalu istimewa. Bentuknya hanyalah berupa penambahan aspal di bahu jalan yang dicat hijau selebar 1,5 meter, bukan berupa trotoar. Tapi pada jalur ini dibuat simbol pejalan kaki yang mudah terlihat oleh pengendara sepeda motor ataupun mobil. Di bagian tengah, di depan gerbang SD Gandaria, dibikin jalur penyeberangan dengan cat warna merah dan kuning mencolok. Keberadaan area ini membuat pengendara kendaraan bermotor lebih berhati-hati dan memelankan kendaraannya ketika melintas.
Pembuatan jalur pedestrian ini dilakukan oleh PT MRT Jakarta bersama Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, pelebaran bahu jalan dan pengecatan sebagian jalan raya menjadi jalur pedestrian di Jalan Teladan ini adalah bagian dari program #JalanJakarta. "Ini adalah program revitalisasi kawasan pejalan kaki yang terletak di sekitar stasiun-stasiun MRT," kata William, Rabu lalu di Lebak Bulus.
William menjelaskan, revitalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan akses bagi pejalan kaki dan pesepeda menuju stasiun MRT. Untuk beberapa lokasi stasiun di sepanjang Jalan Fatmawati Raya, MRT dan ITDP melakukan revitalisasi dengan konsep shared street, di mana jalur pedestrian dibuat di jalan lingkungan yang sudah ada. Nantinya, di setiap stasiun pun akan tersedia area parkir khusus sepeda. "Jadi, bukan dengan pembuatan trotoar, tapi membuat zona yang aman dan nyaman untuk pejalan kaki."
Selain pembuatan jalur pedestrian, PT MRT Jakarta dan ITDP menempatkan cermin cembung di titik-titik tikungan untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki. Ke depan, kata William, perusahaan akan melengkapi area dan jalan-jalan lingkungan di sekitar stasiun dengan peneduh, rambu-rambu, dan penunjuk arah menuju stasiun. "Sehingga warga sekitar akan lebih nyaman dan tergerak untuk lebih sering berjalan kaki atau bersepeda dan menggunakan moda transportasi umum, seperti kereta MRT atau bus Transjakarta."
Sejak MRT beroperasi pada Maret lalu, wajah Jakarta, terutama di sepanjang jalur MRT dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan, hingga Bundaran Hotel Indonesia memang berangsur berubah. Perubahan paling terlihat jelas ada di sepanjang Bundaran HI hingga Blok M, dengan trotoar yang semakin lebar dan nyaman. "Kami tak hanya fokus di jalan protokol. Area di sekitar Jalan Fatmawati yang langsung bersinggungan dengan area permukiman juga dibenahi."
MRT Jakarta juga terus mengembangkan layanan untuk menambah jumlah penumpang. Salah satu yang cukup unik adalah menggelar program wisata menggunakan MRT. "Kami bekerja sama dengan Transjakarta membuat paket wisata tematik bernama Jelajah Jakarta." Dalam program ini, perusahaan menggandeng berbagai komunitas untuk mengunjungi aneka lokasi menarik di dekat stasiun MRT. "Salah satunya, melihat Jakarta dari ketinggian pada malam hari di salah satu gedung pencakar langit."
Adapun untuk mengakomodasi komunitas warga, MRT akan menyediakan kawasan bernama Transit Plaza di beberapa lokasi. Sebetulnya area ini dirancang untuk menampung penumpang yang menggunakan layanan transportasi ojek online. Tapi, ke depan, kata William, kawasan ini akan jadi taman dan ruang publik tempat warga bisa menyaksikan pertunjukan musik, berolahraga, atau bersantai.
PRAGA UTAMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo