Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akio Toyoda secara resmi memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden dan kepala eksekutif Toyota. Selama bertahan hampir 14 tahun, dirinya memilih berhenti per 1 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirinya pertama kali ditunjuk sebagai presiden Toyota pada 2009 silam menggantikan sosok Katsuaki Watanabe. Sebagai catatan, Akio menjadi anggota keluarga Toyoda pertama yang memimpin perusahaan sejak 1995 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akio mengakui bahwa dirinya kerap kali dilanda masalah krisis ketika menjabat sebagai pemimpin Toyota. Perusahaan saat itu mengalami krisis keuangan global yang memaksanya menghentikan produksi banyak pabrik.
Setelah hampir enam bulan kemudian, Toyota dilaporkan jatuh ke dalam krisis kualitas terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Mereka menghadapi badai kritik karena lambatnya resmpon penarikan kembali (recall) di Amerika Serikat.
Tak hanya itu, adopsi kendaraan listrik Toyota juga diklaim melambat saat Akio memimpin perusahaan. Seperti diketahui, Toyoda merupakan salah satu petinggi Toyota yang meragukan masa depan mobil listrik untuk mencapai netralitas karbon.
Pria berusia 66 tahun ini meyakini bahwa kendaraan listrik bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai netralitas karbon. Maka dari itu Toyota belum bisa bersaing di papan atas segmen mobil listrik bersama Tesla.
Akio menilai bahwa kendaraan berbahan bakar fosil adalah masalahnya, bukan mesin pembakaran internal-nya. "Untuk mencapai netralitas karbon, kita harus ingat bahwa karbon adalah musuh sebenarnya, bukan powertrain tertentu. Dan sejujurnya, mobil listrik baterai bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan netralitas karbon dunia," ujar Toyoda, dikutip dari Carscoops.
Meski begitu bukan berarti Akio tidak meluncurkan model-model elektrifikasi. Toyota beberapa kali meluncurkan produk mobil hybrid, mobil listrik batera (BEV) dan mobil hidrogen. Salah satu yang terakhir adalah mobil listrik Toyota bZ4X.
"Sama seperti mobil yang sepenuhnya otonom yang seharusnya kita kendarai sekarang, BEV hanya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi arus utama daripada yang diyakini media," kata Akio, dikutip dari Reuters.
Toyota Motor Corp sendiri menargetkan menjual 3,5 juta mobil listrik secara global pada 2030 demi membangun momentum dalam mendorong netralitas karbon. Produsen mobil Jepang itu mengatakan siap berinvestasi 8 triliun yen (USD 70 miliar) untuk mobil listrik pada 2030, sekaligus meluncurkan 30 model mobil listrik secara global.
REUTERS | CARSCOOPS
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto