Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Tak semua kelompok relawan pendukung Joko Widodo satu suara dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Jokowi Mania (Joman), salah satu barisan relawan sejak pemilihan presiden 2014, menyatakan bakal melawan upaya mengegolkan gerakan Jokowi tiga periode.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, mengancam bakal segera membubarkan organisasinya jika wacana tersebut terus digaungkan. "Dan kami yang akan memimpin untuk turun ke jalan melawan usulan haram itu," kata Immanuel, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo, atau biasa dikenal dengan sebutan Jokowi tiga periode, kembali berembus. Kali ini, isu lama tersebut dibangkitkan dalam Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang digelar relawan Pro Jokowi (Projo) di Gelanggang Olahraga Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, pada 30 Agustus lalu. Jokowi juga hadir dalam persamuhan tersebut.
Hasil musyawarah itu menyatakan jumlah suara untuk bekas Wali Kota Solo tersebut merupakan yang tertinggi dibanding suara untuk calon presiden potensial lainnya. Setelah Jokowi, nama calon presiden lainnya yang terpilih dalam musra itu adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dengan 968 suara, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi ketiga dengan 921 suara. Tiga calon presiden pilihan musra selanjutnya secara berturut-turut diisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dalam forum tersebut, Jokowi mengapresiasi kelompok pendukungnya yang bergerak menyerap aspirasi rakyat, termasuk dalam urusan masa jabatan presiden tiga periode. "Ini forumnya rakyat. Boleh rakyat bersuara kan? Jangan sampai ada yang baru ngomong tiga periode, sudah ramai. Itu kan tataran wacana. Boleh saja orang menyatakan pendapat," kata Jokowi. Namun ia menegaskan akan taat kepada konstitusi yang sudah membatasi masa jabatan presiden. "Sekali lagi, saya akan selalu taat kepada konstitusi dan kehendak rakyat."
Immanuel Ebenezer berharap Jokowi bersikap tegas menghentikan ide tersebut dan meminta anak buahnya tidak lagi menggerakkan kampanye Jokowi tiga periode. Sebagai relawan yang telah mendukung sang presiden, Immanuel melanjutkan, Joman tidak mau menanggung dosa politik kepada generasi bangsa jika ide tersebut dipaksakan dan diwujudkan.
Ia mengingatkan bahwa konstitusi telah membatasi masa jabatan presiden selama dua periode. Pembatasan masa jabatan tersebut tertuang dalam Pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945. "Karena ini prinsip yang tidak mau kami langgar, bahwa masa jabatan presiden harus dibatasi," kata Immanuel.
Silfester Matutina. Dok Tempo/Andi Gunawan
Solidaritas Merah Putih, kelompok relawan lainnya, menyatakan sikap serupa. Silfester Matutina, ketua umum barisan relawan tersebut, tidak setuju terhadap ide perpanjangan masa jabatan Jokowi menjadi tiga periode. "Bangsa ini ada krisis. Rakyat masih susah. Kenapa harus berpolitik praktis seperti itu?" ujarnya.
Silfester mengakui sejumlah relawan Jokowi lainnya memang masih berhasrat menghidupkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden. "Daripada ide tiga periode, sebenarnya kami mengharapkan koalisi yang ada dalam pemerintahan saat ini solid menelurkan capres yang sesuai dengan kehendak rakyat," kata dia.
Menurut Silfester, koalisi dalam pemerintahan saat ini sudah cukup kuat. Untuk memenangi Pemilihan Umum 2024, ia melanjutkan, Presiden Jokowi tinggal memperkuat koalisi yang telah terbentuk agar tidak terpecah seperti yang terjadi saat ini.
Presiden Jokowi, kata dia, cukup berhitung guna membagi-bagi kursi untuk calon presiden, wakil presiden, hingga menteri kepada setiap partai di koalisi. "Daripada terpecah, kan tinggal bagi-bagi menteri saja," ujar Silfester.
Solidaritas Merah Putih, dia melanjutkan, telah berkonsolidasi dengan sejumlah ketua umum partai agar mereka menolak ide Jokowi tiga periode. Menurut dia, menyolidkan barisan koalisi pemerintahan saat ini lebih baik ketimbang memaksa ide menambah masa jabatan presiden satu periode lagi. "Kami sudah membangun komitmen agar wacana tidak jelas ini segera diakhiri," kata penanggung jawab nasional Gerakan Setia Tegak Lurus 2024 Ikut Komando Jokowi itu.
Sikap yang sama disuarakan Sekretariat Nasional Jokowi (Seknas Jokowi). Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo, mengatakan desakan untuk menghentikan ide tersebut telah disampaikan relawan Jokowi lainnya. Bagi Seknas, kata Rambun, relawan semestinya menaati konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode. "Kalau sudah tidak konstitusional, ya, sudah. Bagi kami, itu memang tidak ada basis hukumnya," ujarnya.
Menurut dia, daripada memperdebatkan ide tiga periode yang kontroversial, relawan pendukung Jokowi sebaiknya menggulirkan kegiatan yang lebih produktif. Apalagi saat ini pemerintah sedang berfokus menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat karena pandemi Covid-19. "Kami tidak mau masuk ke perdebatan itu karena enggak produktif dan tidak ada gunanya."
Ketua Projo, Budie Arie Setiadi, mengakui konstitusi membatasi masa jabatan presiden. Namun, menurut dia, dukungan kepada Jokowi agar bisa kembali maju menjadi calon presiden untuk ketiga kalinya juga tak bisa dilarang. Dia mengklaim dukungan terhadap wacana Jokowi tiga periode merupakan hasil penyerapan aspirasi. "Dukungan untuk Jokowi tiga periode itu kami sudah dengar di mana-mana," ujar Budie, yang didapuk Jokowi menjadi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo