Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Alasan Seprai harus Dicuci Seminggu Sekali

Bakteri akan bersarang dan berkembang biak dengan subur di seprai yang jarang dicuci.

4 Desember 2017 | 15.39 WIB

Ilustrasi anak merapihkan tempat tidur. howwemontessori.typepad.com
Perbesar
Ilustrasi anak merapihkan tempat tidur. howwemontessori.typepad.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hati-hati, seprai yang biasa kita tiduri ternyata bisa dengan cepat berkembang menjadi sarang bakteri dan jamur bahkan menyebabkan penyakit. Menurut pakar mikrobiologi Universitas New York di Amerika Serikat, Philip Tierno, kehidupan kehidupan mikroskopik di lipatan seprai kita lambat laun bisa memicu respons alergi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Untuk membendung hal tak kasat mata tersebut, seprai harus dicuci sepekan sekali,” ujar Tierno, seperti dikutip dari laman Business Insider, Senin, 4 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rekomendasi tersebut juga ditekankan oleh penulis sebuah studi yang diterbitkan pada 30 November dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology. Setelah menguji ribuan rumah di Amerika, para peneliti menemukan bahwa lebih dari 90 persen rumah tersebut memiliki setidaknya tiga alergen yang dapat dideteksi.

Bila alergen ini bersembunyi pada tempat di mana mulut dan hidung berada tepat di atasnya, maka akan dapat memicu pilek atau bersin terlepas dari apakah Anda alergi atau tidak.

“Bahkan jika tidak memiliki alergi, Anda bisa mendapat respons alergi,” kata Tierno.

Alasan lain mengapa mikroba dapat bersarang dengan nyaman di tempat tidur adalah karena tanpa sengaja kita tetap menjaganya hangat dan lembab hanya dengan tidur di atasnya.

Manusia secara alami menghasilkan sekitar 26 galon keringat pada seprai setiap tahun. Saat panas dan lembab, kelembaban ini menjadi apa yang oleh para ilmuwan disebut media kultur jamur yang ideal. Setiap bantal milik kita bisa menjadi tempat bernaung sebanyak 16 jenis jamur.

Selain jamur dan bakteri yang berasal dari sumber manusia, termasuk keringat, dahak, dan ekskresi dubur, pada tempat tidur juga bisa didapatkan mikroba asing seperti bulu binatang, serbuk sari, tanah, serat, debu tungau, dan kotoran.

Sebelum tercemar oleh segala hal tersebut, seprai bisa mengandung sisa-sisa bahan finishing yang digunakan untuk menghasilkan kain seprai. Menurut Tierno, semua zat kotor dapat secara signifikan ditemukan hanya dalam sepekan. Oleh karenanya, dia sangat menyarankan untuk mencuci seprai satu kali dalam sepekan.

“Jika menyentuh kotoran anjing di jalan, Anda pasti ingin mencuci tangan. Pikirkan analogi ini dengan tempat tidur. Jika melihat apa yang ada di sana, walau tentu saja Anda tidak melihatnya, setelah beberapa lama Anda pasti berkata 'Apakah saya ingin tidur di atasnya?'” tambah Tierno.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus