Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Aneka Cara Menyiapkan Hari Tua

Sebanyak 45 juta warga lansia pada 2035 terancam kesulitan keuangan karena tidak memiliki dana pensiun. Sejumlah ahli menyarankan agar anak muda mulai menyiapkan tabungan hari tua sejak dini.

27 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sebanyak 45 juta warga lansia pada 2035 terancam kesulitan keuangan.

  • Suheri menyarankan agar anak muda sisihkan 10 persen untuk dana pensiun.

  • Dana pensiun penting disiapkan agar tidak menyusahkan keluarga.

Sebanyak 45 juta warga lanjut usia (lansia) pada 2035 diprediksi terancam kesulitan keuangan karena tidak memiliki dana pensiun. Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Suheri, mengungkapkan bahwa perkiraan tersebut didasarkan pada masih rendahnya angka kepesertaan dana pensiun masyarakat Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rendahnya jumlah peserta dana pensiun ini juga tak lain karena minimnya tingkat pemahaman masyarakat. “Dari survei OJK masih cukup rendah. Tingkat literasinya hanya 14,13 persen, tingkat keikutsertaannya cuma 6,18 persen,” kata Suheri kepada Tempo, Selasa, 22 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suheri mengatakan jumlah peserta dana pensiun non-aparatur sipil negara dan ABRI hanya 22,6 juta orang pada 2020. Jumlah ini, menurut dia, sangat kecil bila dibanding jumlah pekerja di Indonesia yang mencapai 131,03 juta orang. Dari 22,6 juta orang itu, kata Suheri, hanya 16 juta orang yang memiliki jaminan pensiun di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Sementara itu, yang sukarela hanya sekitar 4 juta.

Di sisi lain, Suheri memandang bahwa terancamnya warga lansia yang tidak memiliki dana pensiun juga akan berdampak pada beban yang dihadapi dalam beberapa tahun mendatang. Dengan demikian, ia menyarankan agar generasi muda saat ini mulai menyiapkan dana pensiun selagi masih aktif bekerja.

Nasabah mengurus dana Jaminan Hari Tua (JHT) di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sudirman, Jakarta, 15 Februari 2022. TEMPO/Tony Hartawan

Bila anak muda konsisten menyisihkan 10 persen dari penghasilannya per bulan sampai masuk usia pensiun, Suheri yakin bahwa mereka akan memiliki uang yang signifikan. “Akumulasi ini akan menggulung kayak bola salju yang kalau digulung akan makin besar. Kalau tidak dilakukan di usia muda, impact gulungannya tidak besar.”  

Suheri menilai anak muda cenderung tidak mengenal dana pensiun. Tapi mereka mulai bermain saham, reksa dana, dan kripto untuk membantu keuangan saat tua. Suheri pun menyarankan sebaiknya anak muda berinvestasi di instrumen jangka panjang untuk menyiapkan biaya pensiun.

Memang ada beragam jenis dan instrumen investasi. Menurut perencana keuangan Safir Senduk, anak muda yang menabung dana pensiun melalui program BPJS Ketenagakerjaan dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) juga termasuk bagian dari investasi.

Safir Senduk mengatakan bisnis juga bisa menjadi pilihan bagi anak muda untuk menghidupi mereka setelah pensiun bekerja. Meski lebih sulit, Safir mengatakan akan lebih baik jika anak muda memulainya sejak dini karena punya banyak waktu untuk membangun sistem. Dengan demikian, ketika pensiun, sistem itulah yang akan bekerja dan mereka tinggal menikmati hasilnya.

Perencana Keuangan, Safir Senduk. Dok. TEMPO/Ayu Ambong

Kelebihan lain membuka usaha sejak muda adalah bisa mengerti dengan cepat dan melatih indra bisnis. “Ketika sudah umur 35-40 tahun, dia merem saja sense of business-nya terlatih. Tapi, kalau dia mulainya terlambat, sense of business juga telat.” 

Direktur Utama Panin Asset Management, Rudiyanto, mengungkapkan ada banyak pilihan bagi anak muda untuk menyiapkan dana pensiun. Pada dasarnya, kata dia, investasi atau usaha sektor rill hanyalah alat. 

Bedanya, program DPLK, BPJS Ketenagakerjaan, atau reksa dana bisa dimulai dengan nominal yang kecil dan melatih untuk berdisiplin. Sedangkan aset sektor riil harus mengumpulkan uang cukup banyak.

Rudiyanto juga menegaskan pentingnya anak muda menyiapkan tabungan pensiun agar tidak menyusahkan keluarganya kelak. Terlebih, persiapan dana sejak dini juga dapat memutus generasi sandwich, di mana seseorang harus menanggung biaya tiga generasi sekaligus, yaitu orang tua, dirinya, dan anaknya.

Kekhawatiran lain, jika tabungan tidak disiapkan, seseorang dapat terjerat utang. “Misalnya, terjadi hal yang sifatnya darurat, terpaksa jadi pinjam uang atau terlilit pinjaman online.”  

FRISKI RIANA | BISNIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus