Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Anies Baswedan Dikritik Soal Banjir, Peran TGUPP Dipertanyakan

Pengamat mengatakan sikap diam Gubernur Anies Baswedan dalam menanggapi isu miring pemerintahannya sudah tepat.

20 Februari 2020 | 07.23 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai terima master plan penataan kawasan utara Jakarta dari mantan Ketua TGUPP Marco Kusumawijaya di Balai Kota, Senin, 23 Desember 2019. Tempo/Taufiq Siddiq
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai terima master plan penataan kawasan utara Jakarta dari mantan Ketua TGUPP Marco Kusumawijaya di Balai Kota, Senin, 23 Desember 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengkritisi keberadaan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) lantaran tidak mampu mengurai persoalan-persoalan yang ada di sekeliling Anies Baswedan.

Seharusnya, kata dia, ketika Anies diserang, atau mendapatkan serangan, seperti yang pernah dilakukan PSI soal anggaran lem aibon, tim tersebut bisa segera bertindak untuk memberi klarifikasi.

Namun demikian, Uchok memandang wajar jika Anies kerap mendapatkan serangan, sebab menurutnya ada penilaian Anies adalah Gubernur rasa Presiden. "Anies ini selalu dikatakan Gubernur rasa Presiden. Makanya banjir di mana-mana salah Anies," kata Uchok.

Menurut Uchok, Anies seorang pemimpin yang punya sopan santun, namun itu tidak cukup, karenanya dia berharap Anies bisa tegas kepada para bawahannya agar tidak ada yang berani macam-macam.

Sebelumnya, Anies Baswedan disebut berada di bawah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Joko Widodo atau Jokowi dalam penanganan banjir dan kemacetan oleh lembaga survei Indo Barometer. Namun Jakarta turun peringkat sebagai salah satu kota termacet menurut TomTom Traffic Index.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sementara itu pengamat perkotaan dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah yang menyebut untuk menghadapi isu-isu yang miring terhadap Anies, maka tidak perlu dengan menanggapinya. Seperti masalah banjir yang disebutnya meski terjadi di luar Jakarta yang disalahkan Anies.

"Masalah banjir Anies salah padahal banjir di Surabaya, banjir di Tanggerang, Anies salah. Tapi kalau Anies disebut Gubernur Indonesia tidak terima. Lalu soal Revitalisasi Monas, kita tidak perlu serang balik, itu hanya menutupi kelemahan bos mereka yang tidak mampu selesaikan masalah," kata Amir dalam diskusi yang dilakukan Gerakan Laskar PRO 08 (GL PRO 08) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga mendorong motornya yang mogok saat melintasi banjir di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, Sabtu 8 Februari 2020. Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu (8/2) dini hari membuat sejumlah kawasan di Ibu Kota terendam banjir. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Amir mengatakan suara-suara sumbang terhadap Anies, tidak akan terjadi kalau tidak ada sumbernya dari dalam.

Pandangan dirinya, Gubernur Anies Baswedan dalam membangun Jakarta bukan hanya sekedar fisiknya, tapi juga peradaban. "Rencana Anies bangun Jakarta itu, membangun peradaban, bukan sekedar fisik," tuturnya.


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus