Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Anies Bongkar Pejabat BUMD Warisan Ahok, Berikut Daftarnya

Hingga saat ini Anies Baswedan telah menempatkan sejumlah orang baru dan mengganti yang lama di lima BUMD warisan pemerintahan Ahok.

27 Agustus 2018 | 08.57 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penutupan grup perusahaan yang membawahi Alexis, PT Grand Ancol Hotel, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018. Foto: Istimewa
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penutupan grup perusahaan yang membawahi Alexis, PT Grand Ancol Hotel, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pergantian di direksi dan komisaris perusahaan daerah oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak dilakukan tiba-tiba. Sandiaga Uno, ketika masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, pernah mengatakan akan mengevaluasi kinerja direksi BUMD.

Baca:
Ini Alasan Anies Baswedan Ganti Lagi Dua Direktur Jakpro

“Kalau ada yang perlu pergantian kepemimpinan, kami akan ganti,” tutur Sandiaga di Balai Kota, pada April lalu.

Saat itu Sandiaga mengungkapkan kalau kinerja sejumlah perusahaan daerah yang mereka terima dari estafet kepemimpinan pemerintah sebelumnya era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama Atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat tak memuaskan. Karena itu, perlu ada evaluasi atas kinerja direksi perusahaan pelat merah tersebut. 

Namun pergantian yang dilakukan lewat Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota Direksi, Dewan Pengawas, dan Komisaris pada Badan Usaha Milik Daerah tersebut tak lepas dari kritik. Pasalnya, sejumlah nama lekat dengan dukungan yang pernah diberikan semasa pilkada lalu.

Secara keseluruhan orang-orang baru itu tersebar di PD Dharma Jaya, Delta Djakarta, Pembangunan Jaya Ancol, Jakpro dan PAM Jaya. Berikut daftar pergantian yang sudah dilakukan hingga bulan ini, Agustus 2018, tersebut berserta kontroversi dan penjelasannya,



Agustus 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menandatangani keputusan Gubernur tentang pemberhentian Erlan Hidayat sebagai Direktur Utama PAM Jaya. Anies mencopot Erlan dan menggantinya dengan Priyatno Bambang Hernowo, yang sebelumnya adalah Direktur Komersial dan Operasional PT Aetra Air Tangerang.

Baca:
Direktur Baru PAM Jaya dari Aertra Diminta Stop Swastanisasi

Aertra adalah satu di antara dua operator swasta air bersih di Jakarta. Sahamnya pernah dimiliki Sandiaga Uno sebelum dijual Juni lalu. Penjualan saham itu juga disorot karena diizinkan di tengah proses hukum tentang penghentian swastanisasi air di Jakarta.

Irham Dilmy, Ketua Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota Direksi, Dewan Pengawas, dan Komisaris pada Badan Usaha Milik Daerah mengatakan penunjukan Priyatno bertujuan menengahi pemutusan kontrak Pemprov DKI dengan perusahaan swasta PT Aetra Air Jakarta dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). "Kita tahu pada 2017 ada putusan MA yang mengembalikan tata kelola air kepada Pemerintah Daerah, nah ini bagaimana cara (Dirut baru PAM Jaya) mengoperasikannya, walaupun itu bukan berarti secara langsung memutuskan hubungan dengan dua operator, yakni Aetra dan Palyja," katanya.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya, Erlan Hidayat. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

Agustus 2018
Dua direktur PT Jakarta Propertindo juga diganti. Anies Baswedan memilih Hanief Arie Setianto sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Yuliantina Wangsa Wiguna sebagai Direktur Keuangan. Masing-masing menggantikan Hendra Lesmana dan Lim Lay Ming.

Latar belakang Hanief diketahui merupakan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Sebelumnya, Hanief juga sempat menjadi anggota Tim Sinkronisasi Anies-Sandiaga usai memenangkan pilkada tahun lalu.

Sedangkan Yuliantina pernah menjabat sebagai Direktur keuangan PT Saratoga Investama. Ini adalah perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur Jakarta kini calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Irham Dilmy: pergantian untuk mewujudkan visi misi Jakpro sebagai perusahaan utama yang menangani infrastruktur Jakarta. Pemilihan keduanya juga telah melalui seleksi yang ketat, di antaranya adalah uji kompetensi dan pengecekan latar belakang.



Juli 2018
Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi dicopot dan digantikan Dwi Wahyu Daryoto, mantan Direktur Manajemen Aset PT Pertamina. Dwi justru belum lama dicopot bersama empat anggota direksi lainnya di Pertamina pasca tumpaham migas di Teluk Balikpapan pada April.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kedua kiri) bersama Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi (kedua kanan) mendengarkan penjelasan dari tim LRT saat uji coba LRT di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 14 Juni 2018. LRT fase 1 ditargetkan selesai menjelang pelaksanaan Asian Games 2018. ANTARA/Galih Pradipta

Mei 2018
Johan Romadhon dipilih menggantikan Marina Ratna Dwi Kusumajati yang mundur sebagai Direktur Utama PD Dharma Jaya. Johan pernah menjadi anggota direksi di PT Agro Jabar. Perusahaan tersebut bergerak di bidang perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan cadangan pangan.

Johan mengaku ditawari Amin Subekti, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, untuk mengikuti seleksi calon Direktur Utama Dharma Jaya. "Dia kebetulan adik kelas saya di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara)," ucapnya.

Di samping menunjuk Johan, Gubernur Anies juga mengangkat Mohamad Adam Ali Bhutto sebagai Direktur Usaha Dharma Jaya. Adam sebelumnya bekerja sebagai kepala bagian legal di PT LuLu Group Retail. Sebelumnya, jabatan Direktur Usaha Dharma Jaya dirangkap oleh Marina dengan alasan efisiensi.



Mei 2018
Rene Suhardono Canoneo dan Geisz Chalifah dipilih menjadi Komisaris Utama dan Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol. Rene dikenal sebagai penulis buku dan konsultan karier, sedangkan Geisz aktif mengelola Jakarta Melayu Festival.

Keduanya disamakan oleh dukungan aktif yang mereka berikan kepada Anies semasa pemilihan kepala daerah lalu. Rene, misalnya, selalu menggunakan #whyAnies saat memaparkan alasannya mendukung Anies dalam akun media sosialnya yang memiliki lebih dari 150 ribu pengikut.

Irham Dilmy: Rene dan Geisz diundang untuk mengikuti seleksi. Latar belakang Rene yang pengusaha dianggap membuatnya memahami tantangan pengembangan Ancol. Sedangkan latar belakang Geisz yang budayawan dijadikan poin plus. "Tetap pada akhirnya, ini soal bagaimana mereka meyakinkan direksi untuk menjalankan usul mereka."

Pekerja mengerjakan proyek reklamasi pantai dengan alat berat di kawasan Ancol, Jakarta Utara, 7 Januari 2016. Hingga kini reklamasi untuk membuat 17 pulau di pesisir utara Jakarta masih terus menuai pro dan kontra akibat dampak dari proyek tersebut yang berimbas pada lingkungan serta kehidupan sosial masyarakat sekitar pesisir Jakarta. TEMPO/Iqbal Ichsan

April 2018
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industi DKI Sarman Simanjorang dipilih duduk sebagai Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk. Sarman mewakili pemerintah DKI di perusahaan produsen minuman beralkohol seperti Anker, Kuda Putih, Carlsberg, dan San Miguel itu.

Baca:
Didatangi Sandiaga Uno, PKL Sate Taichan Keluhkan Asian Games

Sandiaga Uno dan Sarman pernah sama-sama aktif di Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta. Pada masa kampanye tahun lalu, Sarman beberapa kali mendampingi Sandiaga Uno. Tapi Irham Dilmy mengatakan, “Dari sudut pandang kami, dia (Sarman) punya kompetensi dan kualifikasi.”




Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus