Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat dinyatakan hamil, ada dua perasaan yang muncul di benak perempuan. Bahagia, karena sesaat lagi akan menjadi ibu. Dan geg-degan karena sejak itu, apa pun yang dikonsumsi ibu tak hanya untuk diri sendiri. Ada si kecil yang mesti diperhatikan tumbuh kembangnya di dalam kandungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
3 Hal Penting pada Trimester Pertama Kehamilan
Pentingnya Asam Folat di Masa Kehamilan buat Ibu dan Janin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pola makan dengan gizi tak seimbang selama hamil akan memicu berbagai persoalan. Salah satunya, bayi lahir dengan berat rendah, di bawah 2.500 gram. Jika ini terjadi, salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein selama hamil.
Protein merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan rusak atau luka dan dapat digunakan sebagai cadangan energi. Ada dua sumber protein. Pertama, nabati yang terdapat dalam tahu, tempe, kedelai, kacang polong, dan lain-lain. Kedua, hewani yang ada dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, dan susu.
Ahli Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak atau RSIA Bunda Jakarta, Dr. dr. Taufik Jamaan Sp.OG. mengatakan kebutuhan protein harian manusia didasarkan pada usia. Pada umur 0-4 tahun butuh protein 10-39 gram; usia 5-9 butuh 39-45 gram; usia 10-14 butuh 50-60 gram. Usia 15-19 butuh asupan protein tertinggi per harinya, 60-65 gram. Usia 20-49 tahun butuh protein yang sama dengan usia 10-14 dan usia 50 tahun ke atas butuh 45 hingga 60 gram protein per hari.
“Khusus untuk ibu hamil, kebutuhan protein harian bertambah 17 gram," kata Taufik dalam diskusi "Manfaat Albumin untuk Menjaga Kesehatan Tubuh bersama Pharos Indonesia” di Jakarta. Protein yang masuk ke tubuh diolah oleh hati untuk membentuk plasma protein dalam darah. Plasma protein terdiri 60 persen albumin, 39 persen globulin, dan 1 persen protein regulatory.
Albumin merupakan bagian dari protein plasma darah yang memiliki banyak peran seperti mengatur tekanan osmotik darah, menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengangkut nutrisi di dalam tubuh, dan membantu memperbaiki kerusakan jaringan sel tubuh. Kadar normal albumin dalam darah berada di kisaran 3,4 sampai 5,4 gram per desiliter.
Taufik mengatakan ibu hamil yang mengalami hipoalbumin atau kekurangan albumin akan mengalami pembengkakan dalam jaringan serta memicu praeklampsia. Praeklampsia merupakan kondisi berbahaya pada usia kehamilan tua yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, kelebihan protein dalam urine, hingga gangguan penglihatan.