Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut atap halte bus Transjakarta di kawasan Balai Kota, Jakarta Pusat ambruk. Halte tersebut adalah salah satu tempat naik-turun penumpang yang tengah direvitalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami koreksi siapa, sih, pemenang tender di situ," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 1 Agustus 2022.
Halte ini berada di tengah-tengah jalan raya. Lokasi persisnya di dekat IRTI Monumen Nasional (Monas). Prasetyo juga menyoroti pohon di halte Transjakarta yang tidak ditebang. Sebuah pohon besar dibiarkan tetap berdiri dan hidup, sehingga menjadi bagian dari halte Transjakarta.
Menurut dia, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) seharusnya bisa berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI agar menebang pohon tersebut. Hal itu jika memang area tersebut diprioritaskan untuk membangun halte Transjakarta. "Sekarang gunanya untuk apa pohon ada di dalam halte?" tanya politikus PDIP ini.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor menerangkan revitalisasi halte tersebut dikerjakan PT. Wijaya Karya (Persero). Dia tak mau mengomentari ambruknya atap tersebut lantaran halte belum dialihkan kepada PT Transjakarta. "Jadi itu masih menjadi kewajiban kontraktor. Jadi bisa tanya kontraktor," ucap dia.
PT Transjakarta tengah merevitalisasi 46 halte bus sejak 15 April 2022. Revitalisasi ini terdiri dari pengubahan 4 halte ikonik, 4 halte terintegrasi, dan sisanya halte biasa.
"Kurang lebih selama enam bulan sampai akhir tahun ini kami selesaikan 46 halte. Kami akan akselerasi setelah lebaran," kata Direktur Teknik dan Digital PT Transjakarta Mohamad Indrayana saat konferensi pers di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu, 13 April 2022.
Halte ikonik akan memiliki ciri khas dan terletak di lokasi yang terlihat banyak orang. Misalnya, Halte Sarinah, Halte Bundaran HI, Halte Tosari, dan Halte Dukuh Atas 1.
Halte bus terintegrasi akan menghubungkan halte bus transjakarta dengan fasilitas transportasi publik lainnya, seperti stasiun KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Contohnya Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Stasiun Jatinegara 2, Halte Kebon Pala, dan Halte Juanda.
Delapan halte ini akan dibangun dua lantai. Lantai dua adalah area komersial yang bisa dimanfaatkan pelanggan untuk beristirahat atau sekadar menikmati pemandangan. "Commercial area tidak semuanya, tapi lebih ke arah pelayanan," ujar Indrayana.
Menurut dia, seluruh halte Tranjakarta yang direvitalisasi bakal dilengkapi dengan toilet dan musala. Pembaruan 46 halte ini menelan anggaran Rp 600 miliar yang sudah dialokasikan dalam APBD DKI 2022. Total ada empat kontraktor yang mengerjakan revitalisasi 46 halte.