Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
KRL Jabodetabek diizinkan melayani penumpang hingga 60 persen dari kapasitas normal.
Semua bangku penumpang di dalam kereta sekarang bisa diduduki tanpa pembatas.
Aturan baru yang diterapkan di KRL Jabodetabek meningkatkan risiko penularan wabah.
DEPOK – Aturan baru KRL Jabodetabek diberlakukan sejak Rabu lalu. KRL diizinkan melayani penumpang hingga 60 persen dari kapasitas normal. Jumlah ini meningkat dibanding pada beberapa hari sebelumnya yang dibatasi hanya 40 persen. Perubahan tersebut didasari Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 25 Tahun 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan penambahan kapasitas ini tidak menghapus kewajiban penumpang untuk menaati protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan secara ketat terbukti ampuh mencegah penularan wabah Covid-19. “Tetap jaga jarak, ikuti marka yang ada agar kereta tidak terisi melebihi kapasitas,” kata Anne.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anne, petugas di stasiun akan selalu mengimbau penumpang menggunakan masker dengan benar. Apalagi masker bisa diandalkan untuk melindungi diri dan sesama pengguna kereta dari ancaman penularan wabah. “Jika kereta telah terisi sesuai dengan kapasitas, penumpang jangan terus memaksa masuk,” katanya. “Tunggu jadwal perjalanan kereta berikutnya. Mari tetap waspada untuk kesehatan bersama.”
Tempo kemarin petang mencoba menggunakan KRL dari Stasiun Depok Baru menuju Stasiun Citayam. Saat memasuki Stasiun Depok, tidak ada lagi pemeriksaan masker yang digunakan penumpang. Padahal, ketika angka penularan wabah sedang tinggi, penumpang wajib mengenakan masker sesuai dengan standar.
Penumpang duduk tanpa berjarak di dalam KRL Commuter Line, Jakarta, 10 Maret 2022. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Petugas di pintu masuk juga tidak terlalu teliti mengecek akun PeduliLindungi penumpang. Ketidaktelitian itu terlihat saat seorang penumpang yang berjalan beriringan dengan Tempo bisa lolos masuk ke stasiun tanpa memindai barcode aplikasi PeduliLindungi.
Di bangku peron, tidak terlihat lagi tanda pembatas jaga jarak fisik. Jadi, penumpang dapat duduk berdampingan tanpa jarak. Begitu juga yang terjadi di gerbong kereta. Semua bangku terisi penuh karena tidak ada lagi marka pembatas tempat duduk. Marka pembatas hanya terlihat di lantai kereta, tapi itu pun nyaris tidak diperhatikan penumpang.
Salah satu penumpang bernama Maya, 25 tahun, mengatakan senang atas penambahan kapasitas yang diberlakukan KRL. “Penumpang yang naik bisa lebih banyak sehingga tidak lama antre lama untuk naik kereta,” katanya.
Maya tidak khawatir harus berdesak-desakan di kereta karena sudah tiga kali mendapat suntikan vaksin Covid-19. Ia juga tetap memperhatikan protokol kesehatan selama dalam perjalanan. “Tetap prokes yang utama, selalu pakai masker, dan bawa hand sanitizer,” katanya.
Pernyataan serupa disampaikan Rahma, 23 tahun. Ia menilai aturan baru KRL Jabodetabek memang berisiko meningkatkan potensi penularan wabah. Namun ia berharap, setelah mendapat tiga kali suntikan vaksin, tubuhnya lebih tangguh dalam menghadapi wabah. “Semoga Covid-19 ini cepat reda agar kehidupan bisa kembali normal,” kata Rahma.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo