Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berbagai Antisipasi Setelah Puncak Omicron

Kementerian Kesehatan mewaspadai potensi lonjakan angka kematian setelah terjadinya puncak penularan kasus Covid-19 varian Omicron. Program vaksinasi terus dimaksimalkan.

24 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kementerian Kesehatan telah mendorong pemerintah daerah meningkatkan cakupan vaksinasi bagi para warga lanjut usia atau lansia.

  • Vaksinasi bagi lansia menjadi prioritas karena tingkat kematian mereka 3,8 kali lebih tinggi saat terinfeksi Covid-19.

  • Pemerintah telah memetakan sejumlah wilayah yang dianggap berisiko tinggi karena angka penularan dan rasio keterisian tempat tidur perawatan juga tinggi.

JAKARTA – Kementerian Kesehatan mewaspadai potensi lonjakan angka kematian setelah terjadinya puncak penularan kasus Covid-19 varian Omicron di sejumlah provinsi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan lonjakan angka kematian masih berpotensi terjadi di Pulau Jawa dan Bali, meski kedua wilayah tersebut diperkirakan telah mengalami fase puncak penularan Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Transmisi masih terjadi dan terdapat fase 14-21 hari masa perkembangannya,” kata Nadia, kemarin. “Maka, ada potensi orang yang sakit atau tertular saat puncak mengalami perburukan hingga kematian.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Kesehatan telah mendorong pemerintah daerah meningkatkan cakupan vaksinasi bagi para warga lanjut usia. Sebab, persentase kematian tertinggi terjadi pada warga lansia yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan belum divaksin. Pemerintah juga telah memastikan ketersediaan alat-alat kesehatan, seperti ventilator, oksigen, hingga obat-obatan, untuk menghadapi lonjakan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron.

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, lonjakan angka kasus Omicron saat ini sama dengan peningkatan jumlah kasus varian Delta pada Juni-Juli 2021. Namun tingkat kematian saat ini jauh lebih rendah. Tingkat kematian saat jumlah kasus melonjak akibat penyebaran Omicron tidak lebih dari 4 persen. Padahal, saat tsunami Covid-19 varian Delta, risiko kematian pernah mencapai lebih dari 10 persen. “Bahkan bagi mereka yang mempunyai dua komorbid, persentase kematiannya mencapai 25 persen.”

Nadia menjelaskan, risiko kematian saat ini menurun karena cakupan vaksinasi semakin tinggi. Cakupan vaksinasi dosis pertama telah mencapai 91,3 persen dari target populasi 208 juta jiwa. Adapun cakupan vaksinasi dosis kedua sebesar 68,3 persen. Menurut Nadia, pemerintah daerah mesti berfokus pada vaksinasi kelompok lansia karena angka cakupan dosis kedua baru 52,1 persen.

Nadia menegaskan, vaksinasi kelompok lansia menjadi prioritas karena tingkat kematian mereka 3,8 kali lebih tinggi saat terinfeksi Covid-19. “Bahkan lebih tinggi daripada mereka yang mempunyai komorbid. Risiko kematian bagi mereka yang punya komorbid 3,5 kali,” ujar dia.

Petugas melakukan swab test antigen kepada calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, 2 Januari 2022. ANTARA/Hafidz Mubarak A.

Untuk mengantisipasi risiko kematian, pemerintah telah memetakan sejumlah wilayah yang dianggap berisiko tinggi karena angka penularan dan rasio keterisian tempat tidur perawatan juga tinggi. Sejumlah daerah yang harus mewaspadai potensi lonjakan jumlah kasus dan kematian adalah Yogyakarta serta Jawa Barat. Di dua provinsi tersebut, tingkat keterisian rumah sakit mencapai lebih dari 50 persen.

Adapun di luar Jawa, ada di Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu. Provinsi yang tingkat keterisian ranjang perawatannya sudah lebih dari 50 persen wajib mempunyai dua skenario. “Pertama, meningkatkan vaksinasi, terutama terhadap kelompok lansia. Kedua, harus mulai kembali menyiapkan konversi ranjang umum menjadi ranjang khusus Covid-19,” ujar Nadia.

Secara nasional, kata dia, tingkat keterisian bangsal perawatan khusus Covid-19 mencapai 38 persen dari kapasitas yang disiapkan, yang sebanyak 80 ribu. Pemerintah masih bisa meningkatkan kapasitas ranjang perawatan hingga mencapai 150 ribu tempat tidur. “Penambahan ini melihat situasi dan perkembangan. Konversi ini sudah harus mulai disiapkan di rumah sakit di luar Jawa-Bali karena telah terjadi tren peningkatan angka kasus dalam beberapa hari terakhir,” ujar Nadia.

Dalam kesempatan terpisah, DKI Jakarta menyatakan telah terjadi penurunan jumlah pasien yang dirawat. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan pasien yang dirawat dalam tiga hari terakhir berkurang dari 3.717 pasien menjadi 3.436 pasien. Tingkat keterisian ranjang di ruang isolasi pun berada di angka 49 persen dari 6.993 ranjang yang disediakan. Sedangkan ranjang di bangsal perawatan intensif terisi 46 persen dari 931 ranjang yang disiapkan. “Kami juga sudah minta rumah sakit tetap bersiap jika terjadi lonjakan,” ujar Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sulung Mulia Putra.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyatakan telah menyiapkan 22 rumah sakit rujukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus. Saat ini tingkat keterisian rumah sakit mencapai 45 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendarlin Mahdaniar, mengatakan pemerintah daerah juga mengantisipasi risiko kematian terhadap pasien yang mempunyai penyakit penyerta ketika terjadi gelombang penularan Covid-19 saat ini. “Rata-rata pasien yang meninggal punya komorbid. Kami mengimbau untuk rutin memeriksakan kesehatan dan minum obat secara teratur,” ucap Allin.

Adapun Provinsi Bali mengklaim penanganan Covid-19 di Pulau Dewata dapat dikendalikan. Hal itu terlihat dari jumlah kasus baru Covid-19 yang semakin turun. Bahkan pasien yang sembuh meningkat dua sampai tiga kali dari jumlah kasus baru. Jumlah kasus meninggal 10-23 orang per hari. “Jumlah yang dirawat di rumah sakit hanya 7 persen dari total kasus,” ujar Gubernur Bali I Wayan Koster.

Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat menyebutkan tingkat penularan Covid-19 saat ini telah berada di level 1 atau sangat rendah. Bahkan tingkat vatalitas kematian berada di angka 0,3 persen. “Sangat kecil apabila dibandingkan dengan CFR periode varian Delta tahun lalu yang mencapai 4 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat, Lalu Hamzi Fikri.

Meski begitu, Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, lebih mewaspadai lonjakan angka kasus dan angka kematian. Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, Taufik Hak, mengatakan telah menginstruksikan dinas setempat mempercepat vaksinasi. “Kami sedang mengejar target mencapai 80 persen cakupan vaksinasi dosis kedua,” ujar dia.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, Bambang Wibowo, mengatakan risiko kematian pada lonjakan jumlah kasus imbas Omicron saat ini memang jauh lebih rendah daripada varian Delta pada tahun lalu. Namun jumlah kasus absolut varian Omicron lebih tinggi dibanding terjangan varian Delta. “Kalau tidak diimbangi dengan protokol kesehatan, risiko kematian juga bisa tinggi kalau semakin banyak yang terinfeksi,” ucapnya. “Jadi, tetap tidak boleh disepelekan.”

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengingatkan pemerintah agar tetap waspada terhadap penularan kasus di Indonesia. Pemerintah diminta tidak dengan gegabah memastikan telah melewati puncak penularan Covid-19 varian Omicron. Dicky memperkirakan jumlah kasus yang belum terlacak jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan saat ini. “Lebih baik menunggu dulu untuk memastikan. Rumah sakit juga banyak yang penuh,” ucapnya. “Pemerintah juga perlu mewaspadai mutasi virus varian Omicron yang lebih cepat menular.”

IMAM HAMDI | MUHAMMAD KURNIANTO | SUPRIYANTHO KHAFID | AKHYAR M. NUR | I MADE ARGAWA | MAYA AYU PUSPITASARI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus